O6

2.4K 201 2
                                    

Kringg...

Bel istirahat telah berbunyi. Seluruh siswa sudah pasti bersenang ria karena perut nya sudah merengek butuh asupan. Namun khusus kelas 11 Bahasa 1 saat itu tertahan tidak boleh pergi ke kantin sebelum sang ketua kelas menjelaskan info penting.

"Cepetan dong gue udah laper!" Sorak seseorang yang di yakinkan berasal dari belakang kelas.

"Ayo ayo cephat!"

Ryujin dengan bergegas maju ke depan kelas. Dan berdiri di hadapan seluruh teman-temannya. Haechan pun melakukan hal yang sama. Ia berdiri tepat di samping Ryujin.

"Oke semuanya,"

"Oke,"

Ryujin dan Haechan tak sengaja berbicara bersamaan. Mereka berdua pun saling bertatapan satu sama lain.

"Ciee!" Entah berasal dari mana, ada sorakan dari beberapa orang perempuan karena suaranya sangat melengking.

Karena di cie-kan, Ryujin pun menjadi salting dan ia menahan senyumnya.

Disisi lain, Haechan tak sengaja melihat seseorang dari balik jendela yang juga memperhatikannya dari kejauhan. Sudah pasti dan tidak bukan itu adalah Mark. Ia sengaja melewati tangga koridor dekat kelas Haechan agar bisa mengambil kesempatan. Haechan pun tersenyum tipis melihat Mark melambaikan tangan ke arahnya. Haechan ingin membalasnya, namun ia sadar akan situasi dan tempat.

Ryujin melihat wajah Hechan yang juga tersenyum, ia pun semakin menjadi-jadi.

"Woi buruan, Su!" Sorak seseorang yang sudah kelaparan pastinya.

"Lo aja," ucap Haechan mengalah sambil menatap Ryujin.

"Enggak lo aja, kan lo yang lebih paham." Balas Ryujin yang masih salting.

Haechan menghela napasnya pelan, "yaudah."

Haechan mulai menjelaskan beberapa hal penting kepada teman-temannya itu. Mulai dari bayar iuran, tugas mereka, dan lainnya.

Haechan tak butuh waktu lama untuk menjelaskannya, karena ia hanya menjelaskan inti, tidak harus sampai akar dari hal penting tersebut.

Ryujin yang berdiri di samping Haechan ia hanya terpaku diam sambil menahan senyumannya agar tidak dikira gila.

"Sampe sini paham?" Tanya Haechan memastikan.

"Paham, Chan." Balas semua dengan serempak.

Haechan tersenyum puas, "bagus deh. Oke, sekarang kalian boleh istirahat."

"Yes!"

"Cepetan gue laper anjrot!"

"Sabar anjing," Begitulah celotehan anak-anak kelas teman Haechan yang terdengar di telinga Haechan.

Saat Haechan hendak kembali ke meja nya, ada suara yang memanggil namanya. "Chan."

Haechan menoleh, "hm?"

Ryujin tak bisa menahan senyuman saltingnya. Haechan yang melihat tingkah Ryujin yang aneh ia hanya mengangkat satu alisnya heran.

Ryujin terkekeh, "engga deh. Engga jadi." Ryujin langsung pergi meninggalkan Haechan.

"Dih," cibir Haechan. Ia pun melanjutkan kembali perjalanannya menuju bangkunya.

"Lu tadi senyam-senyum kenapa? Waras?" Tanya Chenle tiba-tiba.

Haechan menatap Chenle heran, "kapan gue senyam-senyum?"

"Semoga amnesia beneran, Amin." Balas Renjun sambil mengangkat kedua tangannya.

My Home | MarkHyuck ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang