3O

1.1K 107 11
                                    

[ 3O — pelakor ]



—————————————————







"Apa kita samperin ke rumahnya?" Pertanyaan Jisung langsung di jawab dengan gelengan dari Chenle. "Jangan."

"Tapi kita juga khawatir sama keadaan Hechan, Chen." Gumam Jeno menyahut. 

Chenle menghela napasnya pelan. "Gue yakin, Haechan pasti sekarang lagi jagain Ibunya. Berita ini udah go inter cuy. Lo semua tau kan siapa bokap nya Mark?"

"Kaga." Jawaban polos dari Jaemin membuat semuanya tertawa.

"Anjing. Ya intinya bokap nya Mark itu orang berpengaruh dalam dunia bisnis. Apalagi perusahaannya udah mendominasi tingkat pertama se-Amerika." Jelas Chenle dengan umpatan di awal.

"Trus hubungannya sama Haechan apa?" Tanya Renjun yang tak mengerti penjelasan Chenle.

Chenle menghembus napasnya kasar. Jaemin yang paham ia langsung menjawabnya lebih dulu. "Intinya gini, pasti sekarang Mark kena skandal ini, dan bisa jadi dia malahan jadi lebih takut karena udah kebongkar. Bisa jadi dia ngelakuin hal 'itu' lagi demi menyelamatkan dirinya sendiri kan?"

Renjun, Jisung, dan Jeno mengangguk-angguk paham. "Dan imbas nya belum tentu ke orang-orang yang di Kanada tapi bisa jadi ke Haechan?"

Chenle menjentikkan jarinya. "Nah, that's it."

"Sok inggris, alay lo." Cibir Jisung yang di sahut tawaan dari Renjun.

"Jadi kita sekarang nyelesain yang mana dulu?" Tanya Renjun.

"Ryujin." Jawab Jaemin.

"Nah, orang ini juga salah satu dalang yang bikin Haechan kayak gini." Sahut Jeno.

"Lo berdua di ajakin ketemu kan? Dateng aja." Ujar Jaemin sambil menatap Chenle dan Renjun bergantian.

"Bertiga dong," pinta Renjun.

"Lo berdua yang di suruh. Nanti kalo bertiga di kira apaan rame-rame. Udah lo berdua aja." Balas Jeno sambil mendorong badan Renjun yang mungil.

"Sekarang nih?" Tanya Renjun lagi.

"Tahun depan." Jawab Jisung yang sedikit kesal.

"Oh, oke." Renjun kembali duduk di sofa.

"Bangsat. Ya sekarang bego!" Seru Jaemin mendorong Renjun.

"Ah elah. Iye-iye. Yok, Chen." Ajak Renjun yang kembali bangun dari duduknya dan menarik tangan Chenle.

"Kita cabut dulu yak!" Ujar Chenle sambil keluar dari rumahnya.

"Tiati!"

"Nanti kabarin yok!"

"SEMANGAT PASTI BISA!"

Jaemin tertawa mendengar seruan Jisung, "kayak mau ngapain aja."

Jisung terkekeh, "kali aja kan habis mereka ketemu masalahnya langsung kelar. Ye gak?"

Sebelumnya kelima orang tersebut sedang berkumpul di rumah Chenle untuk membahas lebih lanjut tentang masalah ini. Di tambah yang katanya berita nya sudah tersebar luas membuat ketakutan mereka menjadi lebih.

"Eh, btw. Menurut kalian ini masalah besar yang pertama kali kita hadepin kaga sih?" Ucap Jeno yang menarik perhatian keduanya.

"Iya. Walaupun kita gak terlibat tapi gimana ya anjir, kita udah bareng ber-enam dari lama. Pas denger salah satu temen kita kena masalah gini kita kerasa kayak ikut masalah ini juga kan?" Terang Jaemin menanggapi.

My Home | MarkHyuck ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang