Setelah seharian di rumah sakit, akhirnya Haechan dan yang lainnya pulang ke rumah masing-masing. Dan kini Haechan tengah bersantai di kamarnya dengan tv yang menyala namun pandangan fokus ke ponselnya.
"Haechan! Ayo makan!" Teriak Ha-Eun dari dapur yang memanggil Haechan untuk makan malam.
Haechan yang terpanggil dengan segera mematikan tv nya dan bergegas keluar kamar.
"Masak apa mah?" Tanya Haechan. "Wah, enak banget!" Serunya setelah melihat beberapa makanan telah tersaji di atas meja. Diantaranya ada sup ayam dan juga omelette.
Haechan pun duduk dan langsung mengambil piring. Begitupun dengan Ha-Eun.
"Oh iya, katanya Mark mau di kenalin ke Mama. Kapan?" Ha-Eun yang ingat akan janji itu ia langsung menagih ke nya Haechan.
"Iya, Ma. Besok."
"Bener besok?" Seru Ha-Eun.
"Iya." Balas Haechan sambil tersenyum.
Terlihat ekspresi Ha-Eun yang sangat senang itu membuat Haechan menjadi heran. Ada apa dengan Ibunya sampai ia ingin sekali bertemu dengan Mark.
"Jisung gimana?" Tanyanya lagi.
"Untungnya udah siuman sih, Ma. Kita semua langsung seneng. Makanya Haechan tadi sore pulang." Jawab Haechan sambil sesekali menyuapi sesendok makanan ke dalam mulutnya.
"Bagus, deh. Mama juga seneng dengernya." Ha-Eun ikut merasa lega mendengar Jisung yang sudah siuman.
"Oh ya, tadi pagi ada temen kamu dateng kesini. Namanya Ryujin."
Belum sempat menyelesaikan ucapannya, Haechan sudah memotong penjelasan ibunya. "Ryujin?!"
Ha-Eun mengangguk. "Iya. Dia temen sekelas kamu katanya. Kamu kenal?"
Haechan mengangguk pelan, "ketua kelas."
"Oh, jadi dia yang rebutan sama kamu buat jadi ketua kelas?" Ha-Eun menyadari karena setahun yang lalu saat pemilihan perangkat kelas, Haechan bercerita kepadanya karena ia kalah voting untuk menjadi ketua kelas. Padahal ia sangat ingin sekali menjadi ketua kelas.
Haechan terkekeh, "Mama inget? Haha, iya dia, Ma."
"Iya lah, Mama masih inget jelas." sambung Ha-Eun membanggakan ingatannya.
"Dia ngapain kesini, Ma?"
"Dia sih kesini sama Ibunya. Ibunya dulu temen Mama juga."
"Temen Mama? Wih hebat ya, anak sama Mama nya juga berteman. Hahaha." Haechan tertawa karena menurutnya ini suatu hal yang lucu.
"Tapi kamu tau gak, Chan. Mama sama Ibunya Ryujin punya kenangan buruk."
"Buruk? Buruk gimana, Ma?" Tanya Haechan kepo.
Ha-Eun menghela napasnya pelan. "Iya. Dulu Mama sama dia rebutan cowo pas SMA. Padahal dulu kita sahabatan deket banget. Mama gak nyangka persahabatan Mama sama dia bakalan hancur cuman gara-gara Mama pacaran sama cowo yang dia suka."
"Dan tau nggak? Papa kamu itu mantannya dia. Dia rela mutusin Papa kamu cuman buat rebut mantan Mama pas waktu itu. Dan akhirnya Mama pacaran deh sama Papa kamu."
Haechan mendengarkan cerita dari Ha-Eun dengan seksama. Lalu dia tertawa kecil setelah mendengar keseluruhan cerita itu. "Cuman gara-gara itu persahabatan Mama hancur? Pasti dia sekarang nyesel, Ma. Hahaha."
"Iya, sih. Kelihatan dari wajahnya. Hahaha." Ha-Eun ikut tertawa. Sudah biasa baginya untuk bertukar cerita setiap makan malam. Bahkan tidak hanya saat makan malam, bahkan sebelum tidur pun terkadang Haechan menceritakan sesuatu yang lucu untuk diceritakan kepada Ha-Eun.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Home | MarkHyuck ✓
Fanfiction"Kamu itu bagaikan rumah aku , tempat paling nyaman dari segala tempat" - Mark Lee ❗harsh word everywhere❗ BXB HIGHEST RANK : #1 in fanfictionnct #2 in markhyuck ©230121-lovanara