[26 — pembunuh]
———————
"gue suka sama lo."
Keheningan terjadi diantara keduanya. Ryujin yang gugup karena telah confess dan Haechan yang kaget bahkan tak tau harus melakukan apa.
"Terus?" Jawab Haechan. Jujur Haechan juga ikut canggung sekarang.
"Eum... G-gue cuman mau lo tau aja. Tapi.. g-gue mau lo jadi—"
"Gue udah punya Mark."
Deg.
Hati Ryujin terasa tergores oleh ribuan belati. Jadi benar apa yang dikatakan teman-temannya bahwa Mark dan Haechan sudah pacaran?
"M-Mark? Bukannya dia udah di jodohin sama bokap nya?" Ujar Ryujin dengan niatan membuat Haechan jauh dari Mark.
"Apa lo gak tau? Dia ke kanada karna di jodohin." Sambungnya.
Jari-jemari Haechan sudah mengepal meremas ujung celana pendek yang ia pakai. Ini manusia atau iblis? Panasnya berasa di neraka.
Ryujin tertawa remeh. "Jadi lo selama ini gatau, astaga chan—"
Haechan yang sedari tadi hanya menatap kedepan hingga akhirnya ia menatap datar ke arah Ryujin. "Stop ganggu gue. Gue risih asal lo tau."
Haechan dengan segera bangun dan ingin pergi dari balkon. Namun tangannya tertahan oleh Ryujin. "Ok. Tapi ada satu hal yang harus lo tau."
Haechan mau tak mau memberhentikan jalannya dengan posisi membelakangi Ryujin. Ia menunggu untuk Ryujin mengatakan hal yang ingin ia sampaikan.
"Pacar lo pembunuh."
Siapa yang tak kaget? Orang yang gak jelas asal usul nya tiba-tiba menyebut pacarnya seorang pembunuh. Dia gila?
"Mark gak sebaik yang lo kira, Chan." Sambung nya lagi.
Haechan berbalik badan, "lo gak—"
"Ssstt... Gue tau lo pasti kaget denger ini." Ryujin ikut menatap lelaki yang baru saja menolaknya barusan. "Lo pasti tau nyokap nya dia udah meninggal. Asal lo tau aja, dia yang bunuh nyokap nya sendiri."
"Bacot."
Haechan langsung pergi meninggalkan balkon karena malas dengan omongan tak jelas dari manusia itu. Sebenarnya rasanya sudah lega Haechan bisa mengatakan bahwa dirinya risih. Namun lagi-lagi ia di buat tak nyaman bahkan takut oleh perkataan dia.
"Eh? Hae—"
"Kamu mau kemana sayang?" Tanya Ha-Eun yang kaget tiba-tiba Haechan memakai jaketnya dan mengambil kunci motornya.
"Pergi sebentar." Jawab Haechan singkat yang langsung menghilang pergi keluar.
"Biasa anak muda, Eun." timpal Soo Jin sambil tersenyum simpul. Entah apa yang dibahas keduanya hingga akibat suara yang terlalu pelan.
Ryujin masih terduduk manis di kursi balkon. Menatap langit malam dan menghirup udara dinginnya. Senyuman miring tercetak jelas di bibirnya.
Lo pasti akan jadi milik gue, Chan.
—————
Haechan pergi tak jauh-jauh. Hanya sekedar ke warung depan dan membeli rokok. Dirinya sudah menghabiskan 5 batang rokok untuk malam ini. Entah akan menambah lagi atau tidak. Pikirannya sudah pasti sangat kacau.
Haechan bingung harus percaya terhadap siapa. Tidak mungkin seorang Mark yang sangat menyayangi Ibunya tega untuk membunuhnya. Apalagi hingga kamarnya tetap di jaga rapi dan tak ada satupun orang yang boleh masuk.
Tapi memang Mark belum cerita soal kematian Ibunya. Apa benar ucapan Ryujin?
Ah kenapa pikiran Haechan belakangan ini jadi semakin banyak? Banyaknya terasa melebihi hutang negara.
Tertiba Haechan membuka layar ponselnya dan langsung menekan room chat dengan Mark. Ribuan pesan yang belum terbaca dengan perlahan ia baca satu persatu.
Hingga dimana ia membaca pesan yang mengatakan Mark harus pergi ke Kanada lagi dan ingin menemui dirinya. Keberuntungan kini tak ada di tangan Haechan. Pesan itu di kirim dua hari yang lalu dan sekarang Mark tak mengirimi pesan lagi.
Apa yang di bilang Ryujin benar?
Ingin sekali Haechan menanyakan semuanya. Namun hal itu tak mungkin karena dirinya egois. Kalau memang hal itu benar terjadi, jujur, Haechan tak akan memaafkan dirinya sama sekali.
Yang kini Haechan pikirkan adalah Ibunya. Ya. Ia takut jika nanti Ibunya akan sama pergi seperti mendiang Ibu Mark. Mungkin ini hal yang terbaik untuk dilakukan Haechan, menjaga Ibunya. Sangat di sayangkan sekali Haechan kini tak punya siapa-siapa selain Ibunya sendiri. Ayahnya yang entah bagaimana kabarnya sangat-sangat berubah sekarang. Kini, memang Haechan yang harus bertanggung jawab.
Mark psikopat yang berani mempacari anak orang yang akan membunuh Ibu dari anak itu. Hal aneh itulah yang berada di pikiran Haechan akibat perkataan Ryujin.
Tak ingin terlarut dalam pikiran aneh nya, Haechan dengan segera kembali ke rumahnya dengan waktu yang sudah menunjukkan 1 dini hari.
—————
Pintu terbuka dan ruangan telah gelap. Sudah dipastikan Ha-Eun sudah terlelap di alam mimpinya saat ini. Perlahan Haechan berjalan menuju kamar Ibunya yang bersebelahan dengan kamar miliknya.
Di nyalakan lampunya dan terlihat seorang Ha-Eun yang sangat cantik sedang tertidur pulas dibaluti selimut tebal.
"Ma.."
Walaupun panggilan itu dengan suara pelan bahkan berbisik, Ha-Eun tetap mendengarnya. Perlahan ia membuka matanya karena silau akibat lampu yang di nyalakan. "Echan?" Ha-Eun membangunkan dirinya dan bersandar di kasur.
Haechan mendekati Ibunya. Di peluk lah wanita itu dengan erat. Haechan ingin sekali menangis dalam dekapan Ibunya, namun ia sadar dirinya tak boleh cengeng.
Ha-Eun kaget. Jelas. Anak kesayangannya tertiba datang dan memeluk erat dirinya. Sudah dipastikan ada yang tak beres dengannya kali ini. "Kenapa sayang?" Ha-Eun mengelus rambut Haechan lembut seolah menyalurkan kasih sayangnya.
"Maaf, Ma."
"Kenapa minta maaf, hm?" Tanya Ha-Eun dengan suara seraknya.
Ha-Eun merangkup wajah anaknya. Di tatap nya dengan penuh keheranan. "Ada apa?"
Haechan menggeleng pelan, "Echan tidur sama Mama ya?"
Ha-Eun tersenyum lalu mengangguk pelan. "Sini." Ha-Eun menepuk samping kasur nya yang menandakan Haechan boleh tidur dengannya kali ini.
Haechan langsung naik ke kasur Ibunya yang berukuran King Size lalu tidur tepat di samping Ibunya. Di peluk lagi Ibunya yang ikut tiduran di sampingnya.
"Mama jangan pergi ya?"
Ha-Eun terkekeh pelan, "iya sayang. Mama gak kemana-mana. Mama disini sama Echan." Ha-Eun memeluk erat putranya yang berada dalam mode manja kali ini.
"Love you, Ma."
"Love you too, sayang."
∞
Thank u for reading this part , don't forget to vote , comment , and share to your friends !
See u in the next part !
KAMU SEDANG MEMBACA
My Home | MarkHyuck ✓
Fanfiction"Kamu itu bagaikan rumah aku , tempat paling nyaman dari segala tempat" - Mark Lee ❗harsh word everywhere❗ BXB HIGHEST RANK : #1 in fanfictionnct #2 in markhyuck ©230121-lovanara