21

1.1K 105 3
                                    

[ 21 - ryujin ]

-----

"Aku berangkat dulu ya? Kamu jaga diri, jaga mata, jaga hati."

Perkataan yang masih terngiang-ngiang di benak Haechan. Mark sudah berangkat ke Kanada sekitar dua jam yang lalu. Pagi-pagi Haechan datang ke rumah Mark untuk mengantar nya ke Bandara.

Rasa rindu yang sudah terbayar tadi pagi kembali lagi melanda. Belum ada sehari di tinggal Haechan sudah sangat kangen dengan sosok Mark Lee.

"Kaga ke kantin, Chan?" Pertanyaan Jaemin membuat Haechan tersadar dalam lamunannya.

"Kenyang." Balas Haechan singkat.

"Kenyang karna kangen pasti, ahaha." Cibir Renjun sembari duduk di kursinya.

Mereka semua baru saja kembali dari kantin tanpa Haechan. Haechan memang sengaja tak ingin pergi ke kantin. Alasannya memang benar, ia sudah makan bersama Mark tadi. Dan mungkin perkataan Renjun juga bisa dibenarkan.

"Kapan balik?" Tanya Chenle.

"Baru juga berangkat udah di tanya kapan balik. Lo bego apa gimana?" Ujar Jisung yang langsung mendapat tawaan dari yang lain.

"Minggu depan." Jawaban Haechan lagi-lagi singkat.

"Lemes amat. Tipes lo?" Ucap Jeno sedikit heran dengan kelakuan Haechan.

"Bangsat." Haechan sudah siap sedia untuk meluncurkan satu pukulan di bahu Jeno, namun ia urungkan niatnya itu.

"Woi, santai brader." Kata Renjun sembari menahan badan Haechan.

"Lo makan sana, kasian banget lo letoy gitu." Suruh Chenle.

Haechan menggeleng pelan, "gue kenyang."

"Kaga usah bohong. Tuh perut lo bunyi aja gue denger ye." Chenle pun memberi uang selembar dua puluh ribu kepada Jisung. "Beliin nasi bungkus aja nih, dua."

"Lah napa jadi gue?" Jisung yang tak tau apa-apa langsung terheran.

"Udah buruan sana ke kantin." Jeno mendorong bahu Jisung pelan. Jisung cuman bisa pasrah. Ia pun akhirnya pergi ke kantin.

"Ternyata gini ye kalo orang bucin," ucap Renjun yang merasakan perbedaan dalam diri Haechan semenjak berpacaran dengan Mark.

Jaemin tertawa. "Baru tau lo?"

"Kasian lo kan cuman bisa menjomblo, ahahaha." Ejek Chenle yang membuat Renjun beranjak dari duduk nya dan mencekik leher Chenle pelan.

"Anak ngen-"

"Tod." Sahut Jeno yang langsung tertawa terbahak-bahak.

"Tapi bener sih," setelah membisu akhirnya Jaemin membuka suara.

"Hah?" Gumam Renjun yang tak ngerti.

"Maksud lo?" Tanya Chenle yang ikut tak paham.

"Kalo orang tua kalian gak nganu pasti kalian gak ada di dunia ini."

My Home | MarkHyuck ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang