39

1.3K 128 25
                                    

[39 — mission one]




——————————



Hari yang cukup melelahkan bagi Haechan setelah menemani mantan yang kini berstatus menjadi pacar kembali seharian di kantor baru miliknya. Jabatan CEO kembali ia rebut setelah dirampas paksa oleh Ayahnya.

Hendak masuk ke kamar miliknya namun ia mendengar dering telepon yang nyaring mengalihkan niatnya. Rupanya ponsel ibunya yang berdering. Haechan langsung mengambilnya yang tergeletak di atas meja dan membawanya ke kamar.

"Ma, ada telfon!"

Terdengar ada suara air dari kamar mandi yang mengartikan Ibunya sedang mandi. Haechan tak memperdulikannya. Ia melempar sembarang ke arah kasur dan berniat akan kembali ke kamarnya.

Namun ada satu hal yang menarik perhatian matanya. Ponselnya terjatuh dan tepat mengenai sebuah amplop cokelat yang tergeletak di kasur juga. Perlahan Haechan memundurkan langkahnya dan melihat dengan teliti apakah benda itu.

Karena semakin ragu, Haechan langsung mengambil dan membukanya perlahan.

Kaget.

Begitulah ekspresi pertama Haechan setelah membuka isi amplop tersebut.

"Ini..."

Terdengar pintu kenop yang terbuka membuat Haechan menoleh ke arah kamar mandi. Ha-Eun yang masih di balut dengan handuk ikut kaget dengan pemandangan yang ia lihat setelah keluar dari kamar mandi.

"Echan?"

Haechan menoleh ke arah Ibunya, dan mengacungkan benda di tangannya. "Ini apa?" Tampang Haechan sangat serius bahkan nada suara nya sangat datar.

"Itu.." Ha-Eun ingin menjawab namun sangat sia-sia jika ia menjawab dengan kebohongan lagi. Haechan sudah mengetahui semuanya.

"Jadi selama ini Mama udah tau kalau Papa selingkuh? Dan bahkan Mama berani foto mereka, tapi..." Haechan menarik napasnya peralahan. "Mama masih gamau lepasin Papa?"

Haechan frustasi. Mungkin Ibunya adalah cerminan dari dirinya yang sangat susah di beri tau.

Ha-Eun berjalan pelan mendekat, "Bukan gitu maksud Mama sayang.. itu cumann.."

Haechan melempar beberapa foto yang ia ambil dari amplop tersebut. "Terserah."

Ha-Eun sempat kaget karena Haechan melempar foto yang berada di tangannya hingga mendadak berhenti di tempat.

Haechan langsung berbalik badan dan keluar dari kamar Ha-Eun. Ha-Eun hanya memerhatikan anaknya yang keluar dari kamarnya sebelum merapikan kembali foto-foto yang dilihat Haechan.

Ha-Eun kembali berkata, "it's okay. Yang sudah menjadi milikku akan tetap menjadi milikku."

Senyuman miring langsung tercetak di wajah cantik milik Ha-Eun. "Tunggu pembalasan ku, Soo Jin."



————————

"Kenapa?"

Itulah perkataan pertama yang diucapkan Mark setelah melihat pacarnya datang tak di undang malam-malam ke rumahnya.

Tak membalas, masih menampilkan wajah sebal nya lalu duduk sembarang di samping Mark.

"Hey, kenapa hm?" Mark mengubah posisi duduknya menghadap ke Haechan. "Did you mad?"

Haechan hanya mengangguk dengan tangan yang dilipat di depan dada. "Why? What's wrong babe?" Tanya Mark lagi.

"Is there any problem?"

My Home | MarkHyuck ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang