38

1.4K 122 12
                                    

[ 38 — Comeback ]

——————————————

Malam berganti dan matahari pun mulai menampakkan sinarnya. Suara kicauan burung-burung memperpadukan dengan udara segar untuk menyambut pagi hari.

Mark membuka matanya perlahan. Badannya terasa lebih segar dari kemarin dan panas nya juga sudah turun. Ia membangunkan dirinya dan bersandar di headboard kasur.

Mark mulai mengatur nafasnya dan mengambil nyawa-nyawa yang masih berlalu-lalang di alam bawah sadarnya. Seketika ia teringat dengan kejadian semalam dan kehadiran sosok lelaki yang sering bermunculan dalam mimpinya.

Mark langsung membuka selimut sembarang lalu berjalan keluar kamar. "Haechan?"

Mark menoleh kanan kiri lalu mendapati sosok yang berada di dapur menoleh ke arahnya, "udah bangun?" Ucapnya.

Mark menghembus napas lega. Ia pun berjalan menuju sofa dan melanjutkan rebahan disana. Sebelum Mark mulai terlelap lagi dalam tidurnya, Haechan datang dengan membawa semangkok bubur buatannya.

"Sarapan dulu." Katanya yang membangunkan Mark. Mark langsung membuka matanya dan mengubah posisinya menjadi duduk.

"Bubur lagi?"

"Iya." Jawab Haechan sambil mengangguk pelan. "Bubur nya gak enak ya?"

"Yaudah kalo gitu gue beliin aja di depan." Haechan yang hendak bangun, tangannya di tarik oleh Mark yang membuat dirinya terjatuh dan duduk lagi. "Gausah, bubur lo enak kok."

Haechan mengangguk-angguk pelan tanpa berani menatap Mark sedari awal. "Yaudah makan kalau gitu."

Mark melepas tangan Haechan dan mulai mengambil sendok. Lalu ia mengaduk buburnya perlahan dan meniup selagi panas.

"Kenapa?" Tanya Mark yang menyadari tingkah aneh dari Haechan sedari tadi.

"H—hah? Kenapa apa?" Akhirnya Haechan berani menatap Mark walau hanya sebentar, dan kembali menatap ke arah lain.

"Tatapan lo." Jawab Mark lalu memakan bubur nya perlahan.

"Oohhh." Mulut Haechan berkomat-kamit ingin mengatakan sesuatu namun ia takut. "A—anu, lo gak kedinginan gak pake baju gitu?"

Mark tertawa geli. Akhirnya ia paham kenapa Haechan bertindak aneh. Mark sengaja bertelanjang dada tanpa ada sehelai benang disana, hanya mengenakan celana pendek. "Biasain aja kali."

Mata Haechan sedikit melotot setelah mendengar perkataannya. Bagaimana Haechan bisa menganggap itu 'biasa aja' padahal itu 'luar biasa' menurutnya. Dada yang bidang dengan beberapa kotak-kotak pada perutnya menambah ketampanan seorang Mark Lee bagi Haechan.

"Kalo tau gini nyesel gue putusin kemaren."

"Kenapa, Chan?"

"Hah? Apa?" Haechan langsung sadar dari lamunannya dan menatap polos ke arah Mark.

Mark tertawa melihat ekspresi lucu Haechan. "Lo nyesel putus sama gue?"

Mata Haechan langsung memutar malas, "Dih, apaan."

"Lo tadi ngomong gitu."

Mata Haechan membulat lebar, "KAPAN?"

Mark tertawa lagi, "barusan."

"Kapan gue bilang gitu?" Haechan merapikan kaos nya yang sedikit berantakan sembari menatap ke arah lain. "Ngayal kali lo."

Tak ada balasan lagi selain tawaan dari Mark. Sebenarnya Haechan juga merasa senang dapat melihat kembali senyuman itu setelah sekian lama. Banyak hal yang ia rindukan dari orang tersebut, bahkan sekedar senyumannya saja sudah dapat membuat Haechan rindu berlipat ganda.

My Home | MarkHyuck ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang