17.Berbeda

32 19 0
                                    

Hari ini adalah hari senin, aku pun sudah masuk sekolah kembali setelah hari jum'at izin karena pernikahan Kak Nafidzah.

"Assalamualaikum, Pagi Aisyah." sapa Ali sambil tersenyum manis padaku.

Ali bukannya marah sama aku yaa?.batinku bingung.

"Syah... Kok gak dijawab salamnya?." Tegurnya dengan lembut membuatku tersenyum.

"Eiyaa... Waalaikumsalam, Pagi juga." ucapku sambil tersenyum manis padanya.

"Gimana acaranya kemarin?lancar?." tanya Ali.

"Alhamdulillah lancar." jawabku.

"Aku padahal pengen ikut biar sekalian ketemu kamu, tapi Umi udah pergi duluan sebelum aku pulang sekolah." ucap Ali sambil memanyunkan bibirnya membuatku menahan tawa.

Kemana Ali yang dewasa?.batinku sambil terkekeh geli melihat sikapnya yang seperti ini.

"Kan sekarang ketemu Al." ucapku.

"Al?kayaknya kamu nyiapin panggilan sayang yaa buat aku?." ucap Ali membuatku membulatkan kedua bola mataku.

"Itu panggilan biasa Al..." ucapku.

"Tapi bagi aku, itu adalah panggilan spesial." ucapnya sambil tersenyum manis.

"Kamu kenapa sii Al?kemarin-kemarin kamu dingin lho sama aku, kok sekarang beda jauh?." ucapku.

"Yaa itu karena kemarin aku cemburu sama kamu, tapi sekarang aku kangen sama kamu." Ucapnya polos membuat jantungku berdegup lebih kencang dari biasanya dan sekarang pipiku pun sudah memerah.

"AISYAHHH!!!." Teriak ketiga sahabat perempuanku membuat kita menjadi pusat perhatian siswa-siswi dikelas dan kita pun langsung menutup telinga untuk menghindari kerusakan pendengaran kita.

Mereka pun langsung memelukku erat seperti sudah tidak melihat dan bertemu selama bertahun-tahun, dan aku pun sekarang kesulitan bernafas karena pelukan mereka.

"Aku... Susah nafas ini..." ucapku dan mereka pun melepaskan pelukannya sambil menyengir tak berdosa.

"Kalian ngapain sii teriak-teriak? Kayak kita gak ketemu bertahun-tahun aja." ucapku.

"Kita tuu kangen sama kamu Syah." ucap mereka kompak membuatku terkekeh.

"Kita kan baru gak ketemu 3 hari, masa udah kangen aja lagi?." ucapku.

"Bagi kamu emang 3 hari, tapi bagi kita kayak 3 tahun tau gak?." ucap Fasya.

"Iya Syah, kita tuu ngerasa ada yang kurang kalau gak ada kamu." ucap Neila.

Mereka pun kembali memelukku tetapi tidak seerat tadi, aku pun tersenyum dan membalas pelukan mereka.

"Wihh... Teletabis baru." ucap ketiga sahabat laki-laki kita yang baru datang.

"Ganggu aja Kang Somay." ucap Fasya sebal saat kita sudah melepaskan pelukan kita.

"Yeuuu..." belum sempat Adit meneruskan ucapannya, Afiqah pun sudah memotongnya terlebih dahulu sebelum terjadi perdebatan seperti kemarin-kemarin yang berakhir dilapangan.

"Udah... Kalian gak usah berantem sehariii... Aja, bisa gak?." ucap Afiqah membuat Fasya dan Adit saling pandang lalu membuang muka.

"Apa kabar Umi?." tanya Navis padaku.

"Alhamdulillah baik, aku bukan Umi kamu." ucapku sambil tersenyum diawal kalimat dan menatapnya tajam di akhir kalimat, dan dia pun hanya menyengir tak berdosa.

"Umi... Anakmu ini rindu." Ucap Kevin sambil merentangkan tangannya seperti hendak memelukku.

"Heh!mau ngapain lo?." Tanya Ali sambil menatap tajam kearah Kevin, sedangkan yang lain tertawa terbahak-bahak karena Ali yang sekarang sedang cemburu, padahal biasanya dia tidak menunjukkan kecemburuannya pada kita.

Maafkann [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang