55.Keikhlasan Cinta

44 18 1
                                    

Satu minggu kemudian

Sekarang aku pun sedang berada dikamarku dan menunggu keluarga Kak Azzam datang, hari ini keluarga kita akan membicarakan tentang pernikahanku dengan Kak Azzam.

Tetapi Afiqah dan Nadila tiba-tiba datang ke rumah dengan terburu-buru dan Umi pun langsung mengantarkannya ke kamarku.setelah dia bisa mengatur nafasnya dengan baik, dia pun mulai bercerita padaku.

"Aisyah... Muhammad mau pergi ke Belanda." ucap Afiqah membuatku terdiam.

"Bukannya kondisinya masih belum stabil?." tanyaku.

"Dia ingin tinggal disana... Dia gak akan kembali Syah." ucap Nadila membuatku memejamkan mataku menahan air mata.

"Lalu apa hubungannya denganku?." ucapku.

"Aisyah... Aku tau kamu dan Muhammad saling mencintai, apa kamh tidak akan menahannya pergi? apa kamu tidak akan memperjuangkan cinta kalian?." tanya Nadila.

"Apa yang harus kuperjuangkan?apa yang harus kulakukan? Aku akan menikah Nad... Aku gak mau menahan Muhammad tetapi nantinya aku yang akan membuatnya jauh lebih sakit." ucapku yang sudah tidak kuat menahan buliran bening yang mendesak keluar.
"Aku tau kamu wanita yang baik, aku yakin kamu dan Muhammad akan jadi keluarga bahagia jika bersatu." sambungku membuatnya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Enggak Syah... Aku gak akan mungkin bisa menghapus cinta yang sudah lama bersemi di hati Muhammad, aku gak akan mungkin bisa menggantikan posisi kamu disana, kamu terlalu istimewa bagi Muhammad, Syah..." ucapnya.

"Aku yakin kamu pasti bisa." ucapku dan langsung memeluknya yang kini juga meneteskan air mata.

"Kalaupun aku bisa, aku gak akan mau Syah." ucapnya membuatku menatapnya sendu.

Saat masih berbicara dengan Afiqah dan Nadila, sebuah mobil pun sampai dirumahku, aku pun dijemput oleh Umi untuk turun kebawah dan menemui keluarga Kak Azzam.

"Aku harus turun kebawah, pernikahanku tak lama lagi akan digelar, aku gak mungkin mengecewakan hati yang lain." ucapku sebelum pergi ke ruang tamu untuk menemui keluarga Kak Azzam, sedangkan Afiqah dan Nadila hanya diam saling menatap karena bingung harus berbuat apa di posisi yang rumit seperti ini.

"Bagaimana jika pernikahannya dipercepat?." tanya Bunda Fina saat kita sudah mengobrol ringan.

"Kami akan menyetujui keputusan apapun yang terbaik bagi putri kami." ucap Abi membuatku tersenyum tipis.

"Bagaimana Aisyah?kamu setuju?." tanya Umi aambil menatapku.

"Aisyah setuju Umi." jawabku.

"Azzam?." tanya Binda Fina sambil menatap putranya.

"Maaf Bunda... Azzam ingin pernikahan ini dibatalkan." ucap Kak Azzam membuat kita semua terkejut.

"Kenapa?." tanya Bunda Fina.

"Azzam memang mencintai Aisyah, tapi Azzam tau kalau cinta tidak harus memiliki dan Azzam tidak mau memaksakan perasaan Azzam.Azzam selalu ingin bisa melihat cinta dimata Aisyah, dan Azzam sudah melihatnya... Namun Azzam tau kalau sorot cinta itu bukan untuk Azzam, Aisyah sudah terlebih dahulu membuka hatinya untuk pria itu dan dia sudah tau apa arti dari cinta." ucap Kak Azzam membuatku tertegun dan buliran bening meluncur begitu saja.
"Bagaimana Azzam bisa berada ditengah-tengah kedua hati yang saling mencintai?Azzam tidak ingin memaksakan ini semua, Azzam ingin Aisyah bahagia bersama pria yang dicintainya." sambung Kak Azzam membuatku langsung menatapnya.

"Apa maksudnya Sayang?." tanya Bunda Fina.

"Bunda... Seperti yang Azzam sudah bicarakan tadi, Azzam ingin pernikahan ini dibatalkan, Azzam tau kalau Bunda akan kecewa, tapi... Azzam tidak bisa berada di posisi seperti ini Bunda." ucap Kak Azzam pada Bunda Fina, Bunda Fina pun langsung tersenyum menatap putranya yang sangat dewasa.
"Aisyah... Kejarlah cintamu, aku akan bahagia jika melihat kamu bahagia." sambung Kak Azzam sambil menatapku.

"Tapi..." belum sempat aku menyelesaikan ucapanku, Kak Azzam sudah memotongnya terlebih dahulu.

"Kamu jangan khawatirkan aku, anggap aku Kakakmu Syah... Seperti dulu.lagipula ada yang bilang padaku kalau aku ini sangat tampan, dan aku pasti bisa mendapatkan siapa saja." ucap Kak Azzam sambil terkekeh menatap Ayna yang langsung memeluknya dengan tangis haru.

"Kejar Muhammad Syah..." ucapnya setelah memeluk Ayna cukup lama dan mencium keningnya, membuatku langsung menatap Afiqah dan Nadila yang sudah keluar dari kamarku.

"Kita antar." ucap mereka membuatku bingung lalu menatap Umi dan Abi.

"Kami akan mengizinkan untuk kebahagiaan kamu sayang." ucap Umi dan Abi kompak membuatku tersenyum dan langsung memeluknya.

Setelah kejadian haru tadi, aku pun langsung ke bandara untuk menyusul Muhammad.aku terus berdo'a agar dia belum berangkat dan aku dapat menemuinya.

Sampai disana aku pun melihat sahabat-sahabatku yang lainnya, mungkin mereka juga akan mengantarkan Muhammad pergi.

"Aisyah?kok kamu disini?." tanya Fasya.

"Ceritanya panjang, Muhammad udah berangkat?." tanya Afiqah.

"Kita juga baru nyampe jadinya nggak tau." ucap mereka membuatku menghela nafas gusar.

"Kita berdo'a aja supaya pilotnya ketiduran jadi pesawatnya belum berangkat." ucap Adit membuat kita mencibir karena lawakannya kurang lucu.

"Kalian tau Muhammad naik pesawat yang mana?." tanyaku saat sudah mengitari beberapa sudut bandara.

"Nggak tau Syah." ucap mereka.

"Tapi kita harus tetep usaha yaa." ucap Nadila membuatku tersenyum tipis.

Akhirnya kita pun bertanya kepada petugas bandara, kita pun terus menghubungi nomor Muhammad namun tetap tidak aktif.

Apa ini akhir dari kisah kita?.batinku.

"Kita sudah mengelilingi setiap penerbangan hari ini dan kita tidak menemukan orang yang kalian cari.sepertinya dia sudah berangkat, kami minta maaf harus pergi dan kembali bertugas." ucap petugas bandara membuatku tersenyum tipis dan menutup mataku untuk menahan air mataku.

"Terimakasih Pak." ucap kita serempak.

"Syah..." belum sempat mereka menyelesaikan ucapannya, aku sudah memotongnya terlebih dahulu.

"Aku gak papa kok, kita pulang yaa." ucapku membuat sahabat-sahabat perempuanku langsung memelukku.

Jika memang ini akhir dari semuanya, izinkanlah aku untuk mengikhlaskannya, izinkan hatiku untuk menghapus namanya, meski tak mudah...
Kuharap kau bahagia
Kuharap kau bisa menemukan wanita lain yang lebih baik dariku, perempuan yang kau cintai dan mencintaimu.
Aisyah Mencintai Muhammad...
Dan aku akan mencoba mengikhlaskanmu, seperti kamu yang mencoba mengikhlaskanku.batinku sebelum benar-benar pergi dari bandara dengan air mata yang sudah mengalir.

Sahabat-sahabatku pun mengantarkanku sampai ke rumah.aku pun langsung menyiapkan minuman dan beberapa cemilan untuk mereka yang hendak beristirahat sejenak disini.

Saat kita sedang sibuk mengobrol, tiba-tiba terdengar suara dari rumah didepanku, yaitu rumah Muhammad. Kita pun teekejut dan langsung berlari kearah rumah Muhammad.

Sampai disana ternyata hanya terlihat kucing yang menabrak tempat sampah. Aku pun langsung mendekati kucing tersebut dan memberikan makanan kucing yang kuambil dari rumah.

"Ternyata cuman kucing, kita balik lagi yuk." ucap Adit dan kita pun mengangguk.

Tetapi lagi-lagi sebuah suara memghentikan langkah kita dan kita pun langsung melihat ke belakang.betapa terkejutnya kita saat melihat seseorang yang kita kira sudah pergi namun masih berada disini.

"Kalian---






Hayoloh, siapa tuh yaa?penasaran?tungguin terus yaa, jangan lupa votment nya guys.

Thank You All✨❤


Maafkann [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang