45.Bertemu untuk Ikhlas?

33 23 3
                                    

Di sepertiga malam aku pun mencurahkan semua isi hatiku. setelah mencurahkan semua isi hatiku pada Sang Pemilik Cinta, aku pun tak kuat lagi menahan buliran bening yang terus mendesak keluar, air mataku pun luruh seketika dengan hatiku yang sekarang merasa sedikit tenang.

Aku pun mencoba menguatkan hatiku dan menghapus air mataku.Tak terasa, suara adzan subuh berkumandang.air mataku kembali jatuh saat mendengarnya, biasanya suara adzan subuh akan masuk ke relung hatiku dan membuatku merasakan ketenangan, namun sekarang hatiku justru sangat sesak.

Aku pun segera shalat subuh, aku tidak ingin berlarut-larut dalam kesedihan dan kekecewaan.setelah selesai shalat subuh, aku pun segera membereskan kamarku dan turun kebawah untuk berkumpul bersama keluargaku.

"Bunda, kita olaharaga yuk." ucap Ayna saat aku baru saja keluar dari kamarku.

"Olahraga?." tanyaku membuatnya mengangguk semangat.

"Kita olahraga sambil keliling kompleks yaa Bunda, supaya Ayna bisa tau tempat-tempat disekitar sini." ucap Ayna.

"Yaudah, Bunda siap-siap dulu yaa." ucapku sambil mengelus rambutnya membuatnya tersenyum.

"Iya Bunda, Ayna tunggu didepan rumah yaa." Ucap Ayna dan aku pun mengangguk.

Aku pun langsung bersiap-siap, mungkin udara pagi yang sejuk bisa menenangkan kondisi fikiran dan hatiku yang sedang tidak baik saat ini.

"Ayo sayang." ucapku saat sudah siap dan sudah berpamitan.
"Ada Kak Azzam." sambungku saat melihat mobil Kak Azzam yang berada didepan rumah.

"Assalamualaikum Ayna dan Bunda Aisyah." sapanya saat baru turun dari mobil dengan senyuman manisnya.

"Waalaikumsalam." jawabku dan Ayna.

"Kakak kenapa manggil aku Bunda?." tanyaku.

"Yaa kan kamu Bunda dari anak-anakku nanti." gumamnya yang sedikit terdengar olehku.

"Apa Kak?." tanyaku ingin mengetahui dengan jelas apa yang dikatakannya.

"Ehh enggak... Maksudnya, kan kamu Bundanya Ayna." ucapnya dan aku pun hanya mengangguk mengerti.
"Kalian mau kemana?." tanyanya.

"Kita mau olahraga pagi, Om." ucap Ayna semangat.

"Ohh gitu... Boleh ikut?." tanya Kak Azzam.

"Boleh dong Om... Iya kan Bunda?." tanya Ayna sambil menatapku dan aku pun mengangguk.

"Manggilnya jangan Om dong." ucap Kak Azzam.

"Terus manggilnya apa dong?." tanya Ayna membuat Azzam gemas dan mensejajarkan tubuhnya dengan Ayna lalu mengelus kepalanya dengan lembut.

"Gimana kalau manggil Ayah?." tanya Kak Azzam.

"Nggak bisa Om, soalnya Ayna udah punya Ayah, dan Ayah Ayna ini adalah cinta pertama dan terakhir Bunda, namanya Ayah Muham..." belum sempat Ayna meneruskan ucapannya, aku sudah memotongnya terlebih dahulu membuat Kak Azzam bingung.

"Ayna, kita berangkat sekarang yuk." ucapku dan Ayna pun mengangguk semangat.

Kita pun pergi olahraga pagi bersama, sampai akhirnya Ayna kelelahan dan meminta istirahat sekaligus sarapan pagi.

Selesai sarapan, kita pun menikmati suasana pagi yang sejuk dan ramai di taman kompleks ini.

"Bunda, Ayna mau beli ice cream yaa." ucap Ayna senang saat melihat gerobak ice cream.

"Yaudah, ini uang..." belum sempat aku menyerahkan uangnya pada Ayna, Kak Azzam sudah mencegahnya dan memberikan uangnya untuk Ayna.

"Biar pakai uang Om aja yaa." ucap Kak Azzam.

Maafkann [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang