25.Rencana

54 46 14
                                    

Satu minggu ini hubungan persahabatan maafkann semakin erat dan tak terpisahkan, begitu pula aku dan Ali yang selalu bersama karena dia yang selalu mengikutiku dan kita juga selalu bersama karena kesibukan kita sebagai ketua dan wakil ketua eskul Tahfidz.

Satu minggu ini tidak ada gangguan dari Siska, namun teman-temannya tetap mengganggu sahabat laki-laki ku.dan hari ini kabarnya dia akan kembali dari liburannya di Belanda.

"Aku rasa ketenangan kita selama seminggu ini bakalan terganggu." ucap Ali saat aku dan dia sedang mengurus beberapa berkas biodata anggota eskul Tahfidz.

"Kenapa?." tanyaku yang sedang membereskan berkas-berkas ini.

"Yaa kan Siska hari ini sekolah pasti dia gangguin kita lagi, padahal aku ingin selalu bersamamu." ucap Ali diakhir kata dengan suara sangat lembut dan tulus membuat jantungku berdegup lebih kencang dan aku pun menahan senyumanku.

"Apaansi Al... Jangan lebay deh." ucapku.

"Kok lebay sii?bener dong yang aku bilang." ucapnya membutku menggeleng pelan sambil terkekeh.

"Terserah kamu aja Al." ucapku.

Kita pun kembali ke kelas pada saat jam istirahat kedua, dan benar saja ucapan Ali, Siska datang untuk menemuinya dan mengganggu kebersamaan kita, dan sahabat-sahabat kita maksudnya.

"Assalamualaikum, Hai liii..." sapa Siska saat melihat kita sedang makan di kantin.

"Baru seminggu hidup gue tenang, udah diganggu lagi." ucap Adit menyindir Siska dan teman-temannya.

"Mungkin lo kurang zikir." ucap Navis.

"Iyadeh, setannya kebal." sambung Kevin.

"Yaudah kita bacain ayat kursi aja." ucap Adit membuat Navis dan Kevin bersiap-siap, sedangkan aku hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan mereka.

"Ali, aku punya oleh-oleh buat kamu, semoga kamu suka yaa." ucap Siska.

"Disini perasaan banyak orang yaa?kok yang dikasih cuman satu." ucap Neila menyindir.

"Gak tau, matanya kayaknya buta." ucap Fasya.

"Eiyaa, buat kalian juga udah aku siapin kok." ucap Siska dan memberikan oleh-oleh kepada sahabat-sahabatku.

"Udah kan?." tanya Navis.

"Terus ngapain masih disini?." sambung Kevin.

"Kalian kok gak berterimakasih sama Siska sii?." tanya Anatasya, dia adalah salah satu teman Siska, Siska mempunyai geng yang terdiri dari Anatasya, Shiren dan marsella.

"Makasih." ucap sahabat-sahabatku tersenyum paksa.

"Sama-sama." jawab Siska berpura-pura tersenyum manis.

"Orang pamrih mah emang butuh banget yaa ucapan terimakasih." sindir Afiqah.

"Iyaa, bagi mereka ucapan terimakasih itu segalanya." sambung Neila.

"Yaudah, kita duluan yaa." ucap Shiren sambil menarik tangan ketiga temannya untuk duduk dibangku kantin yang masih kosong.

Sedangkan disisi lain, Shiren dan teman-temannya sudah duduk dibangku kantin yang kosong dan langsung memesan makanan karena emosi membuat perut mereka butuh makanan.

"Lo ngapain narik kita kesini sii?gue kan harus deket sama Ali." ucap Siska pada Shiren.

"Lo harus sabar Sis, kita harus main cantik buat dapetin apa mau kita." ucap Marcella.

"Main cantik apa maksud lo?." tanya Siska.

"Sini gue bisikin." ucap Marcella sambil membisikkan rencananya yang pasti membahayakan persahabatan "maafkann" dan Siska pun mengangguk mengerti sambil tersenyum licik.

Maafkann [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang