56.Maafkann Aisyah

80 63 0
                                    

Aku pun akhirnya berhasil mengejar Kak Azzam yang sudah berada si parkiran dan hendak pergi dari rumah sakit.

"Kak..." belum sempat aku menyelesaikan ucapanku, dia sudah memotongnya terlebih dahulu.

"Masuk Syah, kita jemput Ayna." ucap Kak Azzam sambil membukakan pintu mobilnya untukku tanpa senyumannya.

Aku pun menurut karena tidak ingin membuat suasana lebih rumit.selama perjalanan hanya keheningan yang terjadi diantara kita, aku pun akhirnya mencoba untuk memberanikan diri berbicara padanya.

"Kak... Aku minta maaf." lirihku sambil menunduk karena tak berani menatapnya.

"Minta maaf untuk apa Syah?." tanya Kak Azzam.

"Aku..." belum sempat aku menyelesaikan ucapanku, dia pun sudah memotongnya terlebih dahulu.

"Aku tidak berhak melarang seseorang memiliki perasaan terhadap kamu, tetapi nanti akankah aku berhak melarang kamu memiliki perasaan terhadap pria lain?." tanyanya yang masih fokus menyetir membuat hatiku tertohok.

Tak berapa lama, kita pun sampai di sekolah Ayna.aku dan Kak Azzam pun keluar dari mobil untuk menemui Ayna yang sedang menunggu jemputan di depan gerbang sekolahnya.

"Assalamualaikum." salam kita.

"Waalaikumsalam." jawabnya.

"Ayna udah nunggu lama sayang?." tanyaku lembut, aku mencoba untuk mengusir semua hal yang mengganggu pikiranku.

"Enggak kok Bunda, kita mau langsung pulang?." tanya Ayna dan aku pun mengangguk.

Kita pun kembali masuk kedalam mobil dan pulang kerumah.suasana kali ini lebih mencair karena kehadiran Ayna.

Sampai dirumah, aku pun baru menyadari jika tadi aku tidak membawa tas ku, kemungkinan tas ku tertinggal di ruang rawat Muhammad.

"Bunda nyari apa?." tanya Ayna.

"Tas Bunda ketinggalan di rumah sakit sayang, Bunda ambil dulu yaa." ucapku karena isi tas nya ada barang-barang berhargaku.

"Mau aku anterin Syah?." tanya Kak Azzam.

"Nggak usah Kak, Kakak lebih baik pulang dan istirahat, kata Bunda kan sekarang Kakak lagi sibuk-sibuknya, jangan terlalu kecapean yaa Kak dan jaga kesehatan Kakak." ucapku membuatnya tersenyum.
"Yaudah kalau gitu aku ambil tas aku dulu yaa, Assalamualaikum." salamku dan mencium kening Ayna sebelum pergi.

Azzam Pov

"Ayna ke kamar dulu yaa..." belum sempat Ayna meneruskan ucapannya, aku pun memotongnya terlebih dahulu.

"Hayoo mau manggil apa?masa manggil Om?" ucapku karena aku sudah mengingatkannya untuk tidak memanggilku dengan sebutan "Om".

"Yaudah deh... Ayna punya panggilan baru nii." ucapnya sambil tersenyum membuatku gemas dan mencubit pelan pipinya.

"Apa coba?" tanyaku sambil mensejajarkan tubuhku dengannya, Ayna pun cukup lama berfikir.

"Penasaran yaa?" ucapnya sambil tertawa membuatku menggelitikinya.
"Okey... Okeyy... Paman." sambungnya membuatku menghentikan ulahku dan dia pun langsung berlari kekamarnya membuatku menggelengkan kepalaku.

"Paman... Jangan dulu pulang yaa, Ayna pengen main ayunan lagi sama paman." teriak Ayna dari kamarnya membuatku terkekeh.

"Siap princess." ucapku.

Aku pun menunggu Ayna dihalaman belakang rumah sambil menikmati indahnya suasana asri disini, tanamannya terawat dengan baik dan membuatku merasa sangat nyaman.

Maafkann [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang