30.Terbongkar

50 35 6
                                    

"Gue benci sama lo dan keluarga lo dari dulu!dari kejadian yang nimpa gue sama nyokap gue waktu itu." ucap Marcella.

Flashback On

7 tahun yang lalu
Saat itu Marcella masih berumur 8 tahun, dia dan Mamanya sedang menikmati waktu liburan mereka dengan bermain di taman.

Saat itu Marcella sedang membawa bunga sebagai hadiah untuk Mamanya yang sedang berulang tahun, tetapi bunga itu terjatuh, Marcella pun hendak mengambil bunganya.

Tanpa sadar, sebuah mobil yang melaju tidak terkendali hendak menabraknya, dia pun langsung didorong oleh Mamanya agar terhinda dari bahaya, namun sangat disayangkan karena Mamanya akhirnya tertabrak dan meninggal ditempat.

Dia pun menangis sambil memeluk Mamanya, dia pun melihat mobil yang tadi menabrak Mamanya sekarang menabrak pohon, penumpang yang didalamnya pun dibawa keluar dan langsung dibawa ke rumah sakit.

Marcella hanya mengetahui nama Aisyah yang berada didalam mobil itu, dan dia pun mulai mencari tahu semua tentang Aisyah dan keluarganya.

Flashback Off

"Gue sama sekali gak tau tentang kejadian itu, tapi semua yang terjadi sama Mama lo itu udah takdir, lo seharusnya bisa ikhlasin itu semua supaya Mama lo tenang di alam sana." ucapku mencoba berbicara dengan lembut padanya setelah mengetahui peristiwa yang menimpanya.

"Gue akan coba ikhlasin Mama gue." ucap Marcella membuatku sedikit lega.
"Tapi lo tetep harus jauhin Ali." sambungnya.

"Marcella... Udahlah, aku udah ikhlasin Ali buat Aisyah, bagi aku sekarang cinta itu gak harus memiliki, keikhlasan yang akan membuat aku bahagia." ucap Siska membuatku tersenyum karena aku tau kalau hatinya begitu lembut, namun dia hanya salah langkah saat ini.

"Gue ngelakuin ini bukan buat lo, tapi gue ngelakuin ini karena pengen Aisyah menderita." ucap Marcella.

"Jadi lo jadiin gue alat?." ucap Siska marah membuat Marcella tersenyum licik.

"Ternyata seorang Siska adalah orang yang bodoh." ucap Marcella.

"Dasar licik lo." ucap Siska hendak menampar Marcella, namun dia langsung menepis tangan Siska sampai Siska terjatuh, hal itu pun membuatku kaget, aku pun berusaha untuk membuka tali yang mengikat tanganku karena sepertinya Marcella akan lebih nekat sekarang.

"Gue pengen lo ngerasain sakit yang gue rasain dulu." ucap Marcella yang sudah memegang balok besar.

Siska mencoba menahannya tetapi tidak bisa, karena sekarang Marcella sudah seperti orang yang kesetanan, dia dikuasai oleh dendamnya selama ini.

La haula wala quwwata illa billahil 'aliyil adzim, tidak ada daya upaya dan kekuatan kecuali atas pertolongan Allah yang Maha Luhur dan Maha Agung.batinku sambil menutup mataku, aku pasrahkan semuanya pada Allah.

"Aisyah." teriak seseorang yang sangat kukenali.

Setelah itu aku pun langsung membuka mataku karena aku tidak merasakan sakit terkena balok itu, dan setelah membuka mataku, betapa terkejutnya aku saat Ali berada didepanku dengan bersimbah darah.

Aku pun langsung melepas ikatan itu dengan sisa tenagaku, lalu aku pun mengangkat wajah Ali ke pangkuanku, dia sekarang sangat lemas.

"Al... Kenapa... Kenapa kamu lakuin ini?." tanyaku yang sudah menangis sambil mengusap wajahnya.

"Ali... Sayang... Aisyah." ucapnya, tiga kata yang diucapkannya dengan tercekat karena merasakan sakit membuatku mematung, dia pun pingsan dipangkuanku.

"Al..." lirihku dan langsung memeluknya, aku saat ini tidak sadar kalau sedang melakukan dosa karena memeluk seseorang yang bukan mahromku.

"Lo harus lebih parah dari Ali." ucap Marcella hendak memukulkan kembali baloknya namun sudah ada Abi yang langsung merebut baloknya dan mematahkannya begitu saja, aku tidak pernah melihat Abi sekhawatir dan semarah ini.

Maafkann [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang