23.Ulang tahun Badut

61 52 22
                                    

Paginya, kita pun berencana untuk berjalan-jalan keliling perkebunan teh yang dekat dengan villa sekaligus olahraga pagi, kita sangat menikmati liburan kita kali ini.

Udara pagi yang sejuk membuat kita semakin bersemangat untuk berolahraga keliling perkebunan teh ini, kita pun beristirahat sejenak karena sedari tadi belum beristirahat.

Kita beristirahat didekat sungai yang alirnya mengalir tidak terlalu deras dan sangat jernih.suara kicauan burung membuat kita lebih betah duduk disini.

"Eiyaa, inget gak siapa yang ulang tahun hari ini?." tanyaku.

"Aku ini terharu karena Umi ingat hari kelahiran anakmu yang paling tampan ini." ucap Adit membuat kita memutar bola mata malas karena dia mulai dramatis.

"Badut bisa utah juga yaaa." ucap Fasya.

"Ultah, Sya." ucap Adit.

"Biarin sii, lagian aneh aja Badut jadi-jadian kayak kamu bisa ultah." ucap Fasya membuat kita terkekeh sedangkan Adit mendengus kesal.

"Eiyaa, didepan ada sungai tuh, ceburin aja." ucap Kevin.

"Boleh tuh." ucap ketujuh sahabat-sahabatku setuju.

"Heh... Nggak yaa, masa yang ultah malah diceburin." ucap Adit.

"Ayolah, biar seru gitu." ucap Afiqah.

"Umi... Bela anakmu ini." ucapku.

"Udah..." ucapku membuat Adit mengerjapkan matanya senang karena ada yang mendukungnya.

"Tuh dengerin kata Umi, sebagai anak yang baik, kita harus mendengarkan perkataannya." ucap Adit bangga sedangkan yang lainnya menatapnya malas.

"Langsung ceburin sekarang aja." sambungku membuat Adit membulatkan matanya tak percaya, sedangkan sahabat-sahabatku tertawa puas.

"Nah... Umi aja udah ngizinin, jadi sebagai anak yang baik, kamu harus turutin apa mau Umi." ucap Fasya membalikkan perkataan Adit.

"Tap..." belum sempat Adit selesai berbicara, Kevin dan Navis sudah mendorongnya terlebih dahulu hingga dia tercebur ke sungai, kita pun tertawa melihatnya, karena dia sedang berbahagia, dia pun akhirnya ikut tertawa.

"Yaudah, bantuin aku naik dong." ucap Adit saat sudah puas menertawakan dirinya sendiri.

Navis dan Kevin pun mengulurkan tangannya untuk membantu Adit, namun Adit adalah orang yang jahil jadi mereka pun ditarik olehnya hingga ketiganya tercebur bersamaan ke sungai, hal itupun membuat kita tertawa.

"Ingat, pembalasan akan lebih kejam." ucap Adit membuat Kevin dan Navis kesal, lalu mereka pun mencipratkan air bersama-sama kearah Adit.

"Abi turun dong, gak seru kalau kayak gini." ucap Adit, mau tak mau Ali pun langsung turun sebelum dipaksa.

Aku dan keempat sahabat perempuanku pun melangkah mundur sebelum ditarik oleh mereka hingga tercebur ke sungai.

Tetapi, Fasya tiba-tiba terjatuh dan menarik tangan Neila dan Afiqah, dan akhirnya pun mereka terjatuh bersamaan membuat keempat sahabat laki-laki kita tertawa.

Sedangkan aku kehilangan keseimbangan karena genggaman tanganku dan Afiqah terlepas, aku pun hampir saja jatuh, lalu aku pun refleks menutup mataku tetapi akhirnya aku tidak merasakan sakit.

Aku pun membuka mataku dan betapa terkejutnya aku saat seorang laki-laki yang sudah menyelamatkanku dan sekarang aku masih berada dalam pelukannya.

Tatapan kita pun bertemu tetapi aku segera mengalihkan pandangan dan bangkit berdiri seperti semula, sahabat-sahabatku pun naik dan menghampiriku.

"Aisyah, kamu gak papa kan?." tanya mereka kompak.

Maafkann [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang