41.Pelangi di Yaman

37 33 3
                                    

Besoknya aku dan sahabat-sahabatku pun menikmati waktu kebersamaan kita, mereka sudah merencanakan semuanya sebaik mungkin, mereka akan tinggal disini selama 3 hari.

Ditengah kesibukan mereka, mereka menyempatkan waktu 3 harinya hanya untuk mensyukuri hari kelahiranku, aku sangat bersyukur bisa mengenal mereka dan bisa menjadi orang yang mereka sayangi.

Saat ini kita sedang berada ditaman yang sangat cantik, mereka menambah keindahan di taman ini khusus untuk hari spesialku.

"Umi, kita foto dulu yuk." ajak Fasya.

Kita pun mulai mengabadikan kebersamaan kita yang penuh dengan canda tawa bahagia.sahabat-sahabatku di Jakarta memasuki kampus yang sama tetapi jurusan yang berbeda.

"Umi sama Abi foto berdua dong." ucap Neila.

"Ayok." ucap Muhammad yang langsung menyetujuinya dengan semangat membuatku tersenyum.

Mereka pun mengabadikan momen indah diantara aku dan Muhammad, kita foto dengan pemandangan yang sangat indah, sahabat-sahabatku pun memberi jarak dari kita agar bisa mengobrol lebih leluasa.

"Aku benar-benar bahagia bisa memecahkan celengan rindu aku ke kamu." ucap Muhammad membuatku terkekeh.

"Kayak lagu aja." ucapku membuat Muhammad ikut terkekeh.

"Aku harap bisa lebih lama memiliki waktu bersama kamu, aku harap kita akan terus bersama hari ini, besok dan selamanya." ucap Muhammad membuatku tersenyum.

"Aku juga berharap hal yang sama." ucapku sambil tersenyum, lalu kita pun duduk di bangku.

"Terimakasih sudah hadir dalam hidupku dan masuk kedalam hatiku, meski kita terpisahkan oleh jarak, namun kamu tidak akan pernah hilang dari dalam hatiku." ucap Muhammad yang sedari tadi sudah membuat jantungku berdegup lebih kencang.

"Aku yang sangat berterimakasih karena kamu sudah hadir dalam hidupku, kamu adalah sosok laki-laki yang berharga dalam hidupku setelah Abi, terimakasih atas semuanya." ucapku sambil tersenyum menatapnya yang sedari tadi sudah menatapku.

"Aku harap kita akan bisa bertahan meski terpisah oleh jarak, aku harap kamu akan menunggu aku untuk siap melangkah jauh ke depan dan bisa membimbing kamu ke Jannah-Nya." ucap Muhammad yang entahlah sejak kapan mulai berbicara seperti ini.

"Aku harap kamu juga akan menunggu aku hingga kembali, aku yakin tak lama lagi." ucapku.

"Aku akan selalu menunggu kamu sampai kapanpun." ucap Muhammad, lalu kita pun memutuskan tatapan kita dan mulai menatap indahnya ciptaan Allah.

"Aku sangat suka melihat bunga, tetapi aku lebih suka melihat kamu." ucap Muhammad membuatku menggigit bibir bawahku karena malu dan bingung akan menjawab apa.

"Kenapa?." tanyaku, hanya itu yang mampu aku tanyakan disaat salah tingkah seperti ini.

"Karena bunga itu indah dan merupakan ciptaan Allah, tetapi aku tau kalau kamu jauh lebih indah, jadi apakah salah jika aku lebih ingin menatapmu?." ucap Muhammad membuat pipiku memanas.

"Muhammad, bisakah kita kembali ke yang lain?." tanyaku karena takut semakin salah tingkah didepannya.

"Kenapa?Umi salah tingkah yaa?." ucap Muhammad membuatku menunduk malu.

Maafkann [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang