28.Penyelesaian

35 21 4
                                    

Pulang sekolah, aku dan sahabat-sahabatku pun bermain untuk yang pertama kalinya setelah berbulan-bulan tidak punya waktu banyak untuk dihabiskan bersama.

Hari ini Siska dan teman-temannya tidak masuk sekolah, jadi aku pun menyetujui ajakan sahabat-sahabatku untuk bermain dan menginap dirumah Neila yang kebetulan hanya ada asisten rumah tangga, satpam dan supir.

"Kita main TOD yuk, udah lama kita gak main TOD." ajak Neila.

"Boleh juga." ucap kita serempak.

Permainan pun terus berlangsung hingga botol itu berhenti mengarah padaku.

"Gimana Umi?Truth or Dare?." tanya mereka kompak.

"Truth." ucapku.

"Aku yang nanya yaa." ucap Afiqah cepat.

"Tapi aku juga mau nanya." ucap Fasya.

"Lah, mak lampir ikut-ikutan aja." ucap Adit.

"Diem lo Badut, kita masih musuhan yaa." ucap Fasya.

"Yaudah, jadi siapa yang mau nanya?." tanyaku sebelum tom&jerry ini keasyikan melepas rindu dengan bertengkar.

"Kita semua pengen nanya." ucap mereka kompak.

"Loh?gak bisa gitu dong, kalian sekepo apa sii sama aku?." ucapku.

"Ayolah Syah, pertanyaannya gak sesusah pelajaran matematika, gak serumit pelajaran fisika..." belum sempat Neila meneruskan perkataannya, aku sudah memotongnya terlebih dahulu.

"Tapi, selama perjalanan sejarah." ucapku sambil memutar bola mata malas membuat mereka menyengir lebar.

"Yaudah, aku duluan yaa yang nanya." ucap Afiqah dan mereka pun mengangguk.

"Kenapa belakangan ini kamu di sekolah selalu menghindar dari Ali?." tanya Afiqah membuatku memejamkan mataku karena bingung akan menjawab apa.

"Kok sama." ucap mereka berbarengan.

"Apanya yang sama?." tanya Afiqah.

"Pertanyaannya." jawah mereka lagi-lagi kompak.

"Yaudah, berarti cuman satu pertanyaan yaa." ucapku.

"Iyaa, jawabannya apa?." tanya mereka.

Apa aku harus jawab jujur?.batinku.

"Aku yakin seorang Aisyah pasti jujur." ucap mereka membuatku tertegun.

Selama 10 menit kita dalam keheningan, mereka yang sangat menanti jawabanku dan aku yang benar-benar bingung harus menjawab apa.

"Umi... Kapan jawabnya." rengek mereka membuatku tersenyum geli.

"Sebenernya..." belum sempat aku menyelesaikan ucapanku, Adit sudah memotongnya terlebih dahulu.

"Bentar Umi, aku ke kamar mandi dulu." ucap Adit yang hendak berdiri.

"Dasar badut, kita udah nungguin jawaban Aisyah dari tadi, lo malah potong gitu aja." ucap Fasya geram.

"Inginku berkata kasar." ucap Navis.

"Gue kubur hidup-hidup lo, bukannya dari tadi ke kamar mandi." ucap Kevin.

"Udahlah... Sebentar doang yaaa." ucap Adit dan segera berlari ke kamar mandi setelah meminta izin kepada tuan rumah.

"Yaudah Syah, kamu jawab aja sekarang, nanti kita yang kasih tau ke Adit." ucap Neila.

"Jangan dulu dijawab Umiii." teriak Adit membuat kita menutup telinga.

Maafkann [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang