58.Aisyah untuk Muhammad

112 20 4
                                    

Tak terasa sudah satu minggu berlalu, semua persiapan pernikahan sudah selesai.Hari ini adalah hari yang sangat bersejarah bagiku, hari ini surgaku akan berpindah pada suamiku.

Saat ini aku pun sedang menatap pantulan diriku di cermin, riasan make up sederhana dengan gaun pengantin putih membuat diriku terasa sangat berbeda hari ini.

Saat sedang sibuk menatap pantulan diriku di cermin, tatapanku pun melihat kearah Umi yang tampak meneteskan air mata tetapi dia segera menghapusnya.

"Putri Sholehanya Umi cantik sekali." ucapnya sambil tersenyum dan mengelus pipiku lembut.

"Umi jauh lebih cantik." ucapku membuatnya tersenyum.
"Umi... Maafin Aisyah yang belum bisa jadi anak yang baik dan membahagiakan Umi, Aisyah..." aku pun tak sanggup melanjutkan ucapanku karena tiba-tiba Umi langsung memelukku membuat air mataku mengalir begitu saja.

"Aisyah adalah anugerah terindah bagi Umi dan Abi, Aisyah sudah membuat Umi dan Abi merasa sangat bahagia karena memiliki putri sepertimu." ucap Umi.
"Jangan nangis sayang, nanti make up nya luntur." sambung Umi membuatku tersenyum.

Aku pun kembali di rias karena make up ku luntur oleh air mata.tak terasa ijab kabul pun sudah selesai dilaksanakan, aku pun dituntun oleh Kak Nafidzah dan Kak Zahra, tak lupa Ayna pun setia berjalan didepan kita untuk membawa bunga yang akan dilempar nanti.

Saat sudah duduk didekat Muhammad yang sekarang sudah sah menjadi imam ku dihadapan agama maupun negara, kita pun menandatangani buku nikah.

Setelah selesai menandatangani buku nikah, Muhammad pun memberikan mahar yang kuminta, yaitu Surah Ar-Rahman.Muhammad pun membacakannya dengan sepenuh hati, membuat semua orang disini tersentuh.

Setelah Muhammad selesai membacakan Surah Ar-Rahman, kita pun saling memasangkan cincin pernikahan satu sama lain, pemasangan cincin pun diakhiri dengan aku mencium punggung tangan Muhammad yang sudah resmi menjadi suamiku dan Muhammad yang mengecup keningku cukup lama dengan memanjatkan do'a-do'a membuatku meneteskan air mata haru.

Setelah selesai acara akad nikah yang dilaksanakan di Masjid, kita pun pergi ke gedung untuk melaksanakan resepsi pernikahan.didalam mobil tercipta keheningan karena aku dan Muhammad yang mungkin sama-sama gugup, tetapi genggaman tangan Muhammad belum terlepas dari tanganku.

Sampai di gedung resepsi, Muhammad pun membukakan pintu mobil untukku dan menggandeng tanganku untuk masuk ke gedung pernikahan setelah mendapat pembukaan dari pembawa acara (MC).

"Aku menepati ucapanku untuk membawamu ke pelaminan bersamaku, setelah ini aku akan selalu menjagamu dengan sepenuh hatiku dan tidak akan membirkanmu pergi dariku apalagi salah melangkah dari jalan yang diridhai-Nya." ucap Muhammad lembut dengan senyuman manisnya membuatku membalas senyuman manisnya.

Acara pun terus berlanjut hingga para tamu undangan naik ke pelaminan untuk mengucapkan selamat.para keluarga, kerabat dan semua teman-teman kita undang.

"Selamat yaa Umi, Abi, semoga cepet dapet momongan, semoga sakinah, mawadah dan warahmah, pokoknya semua do'a yang terbaik dari mantan anakmu yang paling tampan ini." ucap Adit membuatku dan Muhammad hanya tersenyum.

"Kenapa mantan anak?." tanya Muhammad.

"Yaa kan sebentar lagi kalian dapet momongan, jadi aku pensiun aja jadi anak kalian." ucap Adit.

"Terserah kamu aja badut." ucapku dan Muhammad berbarengan.

"Duh... So sweet banget sii Kakakku ini." ucap Afiqah dan langsung memelukku untuk memberikan selamat dan do'a untuk kebaikan rumah tanggaku kedepannya.

"Iya dong." ucap Muhammad percaya diri sambil memeluk pinggangku membuat pipiku memanas.

"Jangan romantis-romantisan disini dong, iri nih aku..." ucap Afiqah.

Maafkann [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang