[39]. Suami Siaga

68.9K 4.6K 180
                                    

UP LAGI NIH GUYS 🙃
SEBELUM BACA VOTE AND COMEN DULU YA 🌻
KALAU ADA TYPO TANDAI AJA YA:)

HAPPY READING
                                    

Nayra menelusupkan kepalanya ke bawah meja dengan raut wajah menahan nyeri. Sakit di perutnya benar-benar membuat Nayra kewalahan. Bukan karena lapar atau kebelet BAB, tapi karena nyeri menstruasi.  Biasanya di hari pertama menstruasi, Nayra akan merasakan sakit di perutnya dan itu terjadi selama dua atau tiga hari.  Dari berangkat sekolahpun, Nayra sudah merasakan sakit di perutnya tapi rasa sakitnya tak separah sekarang.

Selama pelajaran-pun, Nayra tak bisa konsentrasi. Keringat dingin mulai membanjiri pelipis dan leher Nayra. Rasanya ada sebuah pisau yang menusuk-nusuk perutnya.

Sedangkan Hani yang melihat Nayra dari tadi menyembunyikan wajahnya di bawah meja, hanya mengerutkan dahinya bingung. Nayra bukanlah tipikal gadis yang akan tidur di dalam kelas.

"Nay." Panggil Hani dengan volume kecil, karena di depan sana ada guru yang sedang menerangkan pelajaran. Ia tak mau di tuduh sedang mengobrol dan berakhir di jemur di lapangan.

"Nay." Hani menggoyangkan bahu Nayra pelan, saat tak melihat respon dari siempunya.

Nayra, mendongkakan kepalanya saat merasakan guncangan di bahunya. Ia menatap Hani dengan pandangan sayu.

"Kenapa?" Lirihnya.

"Lo sakit?" Panik Hani saat melihat wajah pucat Nayra. Hani bahkan dapat melihat beberapa anakan rambut Nayra yang berada di sekitar dahi dan pipi mulai lepek karena keringat.

"ITU YANG DI BELAKANG, SEDANG APA?" Teriak Bu Dewi, membuat semua pasang mata mentap kearah Hani dan Nayra, begitu juga Dina yang duduk di sebrang Hani.

"Maaf bu, sepertinya Nayra sedang sakit!"

Bu Dewi menghampiri meja Nayra dan Hani. Dari dekat, dia bisa melihat wajah Nayra yang kini sudah pucat pasi.

"Yasudah, kalau gitu kamu bawa dia ke uks. Saya akan mengizinkan dia hari ini."

"Baik, Bu."

Hani melirik kearah Dion agar mau membantunya membawa Nayra. Dion yang sudah peka, tak menyia-nyiakannya banyak waktu lagi. Dia langsung memegang tangan kiri Nayra dan Hani memegang tangan kanan Nayra.

Di tengah perjalanan menuju UKS,  pandangan Nayra menjadi kabur dan kepalanya merasakan pusing yang sangat hebat seperti di timpuk kayu. Nayra yang tak bisa lagi menahan bobot tubuhnya, langsung saja terduduk di lantai membuat Hani dan Dion panik.

"Yaampun, Nay bangun." Panik Hani mengguncang sedikit bahu Nayra berharap siempunya bangun.

"Dion, Nayra pingsan! Gimana dong?"

"Jangan panik, Yang! Biar aku yang gendong Nayra sampe ke UKS." Dion menatap Hani seolah meminta persetujuan darinya. Sedangkan Hani yang sudah kalut dan panik melihat Nayra pingsan hanya menganggukan kepalanya.

Baru saja Dion akan mengangkat badan Nayra, suara seseorang menghentikannnya.

"Nayra!" Teriak Aldo cemas.

Nayra✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang