[12]. Rumah Dina

66.8K 4.8K 56
                                    

UP LAGI NIH GUYS 😚❤
SEBELUM BACA VOTE AND COMEN DULU YA 🤗👑

HAPPY READING

                         

Seperti rencana, sepulang sekolah Dion dan Nayra akan mengunjungi rumah Dina. Nayra dan Hani berjalan menuju parkiran yang ternyata di sana sudah ada Dion yang duduk di atas jok motornya sembari memainkan ponselnya.

Dion menatap ke arah Nayra dan Hani, saat terdengar deheman Hani. Dion memasukan ponselnya ke dalam jaket denimnya. Dion tersenyum manis pada Hani, karena menerima ajakannya untuk ikut bersamanya dan Nayra ke rumah Dina.

"Lo jadi ikut, Han?" Tanya Dion dengan mata binarnya.

"Hmmm,,,, ya iyalah gue ikut. Gue gak mungkin ngebiarin Nayra sama orang cabul kaya, Lo." Celetuk Hani menunjuk dada Dion.

"Ehhh,,, siapa yang lo bilang cabul? Bilang aja lo cemburu kalo gue deket sama, Nayra." Goda Dion, menaik-turunkan alisnya.

"Ihhh,,,, gue cemburu sama, Lo? Sorry, gak level!" Desis Hani ogah-ogahan.

"Emmm masa sih Han," Goda Dion.

"Ya bener lah. Buat apa juga gue cemburu sama curut kaya, Lo." Ketus Hani, seraya mengibaskan rambutnya.

"Nggak usah di kibas-kibas. Lo kira ini iklan sampo. Mending kalo rambut lo wangi, lah ini bau tai kambing." Ujar Dion menjepit hidungnya sembari mengibas-ngibaskan tangannya.

"Udahh jangan berantem dong. Kita jadi gak nih ke rumah Dina? kalau nggak jadi mending aku ke kafe aja." Ujar Nayra menatap Hani dan Dion.

"Jadi." Ujar mereka berdua serempak.

Nayra memijat pelipisnya. "Yaudah ayo, nanti keburu sore."

"Yaudah, yuk."

"Eh-eh, Lo berdua mau kemana?" Tanya Dion.

"Ya mau ke halte lah." Ketus Hani.

"Ngapain? Udah kalian naik motor gue aja."

"Lo bego atau oon. Lo mau bonceng kita berdua gitu?"

"Ya, iya." Jawab Dion polos.

"Dasar otak bobrok." Teriak Hani tanpa menyaring ucapannya.

"Biasa aja kali ngomongnya," Ujar Dion mendengus kesal. "Woyy tungguin gue dong." Teriak Dion ketika melihat Hani dan Nayra berlari menuju halte.

Sudah 10 menit Nayra dan Hani menunggu bus, namun tak kunjung datang. Dion hanya berdecak malas. Pantatnya sudah pegal karena terlalu lama duduk di atas motor.

"Udahlah, mending lo berdua naik motor, bareng gue aja."

"Nggak yak nggak, lo tuh pasti mau cari kesempatan dalam kesempitan, kan?"

"Ck! pikiran lo negatif banget si." Sewot Dion. Padahalmah iye.

"Gimana gue nggak mikir negatif, kalau orangnya elo."

"Astagfirulloh, untung hambamu ini anak sholeh."

"Anak sholeh matamu."

Tinn Tinn Tinn

Suara klakson motor membuat mereka bertiga mengalihkan pandangannya. Terlihat Aldo duduk di atas motornya sembari memakai kaca mata hitamnya membuat penampilannya terlihat sangat cool dan tampan.

"Kalian mau ke mana?" Tanyanya sembari membuka kaca mata hitamnya.

Hani hanya melongo takjub ke arah Aldo. Pesona yang di miliki oleh seorang Aldo memang tidak perlu di ragukan lagi. Bahkan seorang Hani yang cerewet pun hanya bisa terdiam sembari menatap binar pada Aldo, seperti seekor harimau yang mendapat mangsanya.

Nayra✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang