[28]. Memberi Pelajaran!

67.6K 4.8K 107
                                    

UP LAGI NIH GUYS😍
SEBELUM BACA VOTE AND COMEN DULU YA 🙏

HAPPY READING❤
                     


Perlahan, Nayra mengerjapkan matanya yang terasa berat. Ia menatap kesamping, namun tak menemukan Devan. Nayra terbelalak kaget, saat melihat jam yang sudah menunjukan pukul 06.30 pagi.

Dengan terburu-buru, ia turun dari ranjang tanpa menyadari keberadaan Devan yang tersenyum tipis melihat tingkah Nayra.

"Kau mau kemana? Kenapa terburu-buru sekali?"

Nayra menolehkan wajahnya kearah, Devan saat ingin mengambil handuk. "S-saya mau sekolah." ucapnya polos.

"Tidak perlu. Pak Tono sudah memberitahuku, kalau hari ini sekolah libur."

"Libur?"

"Ck! Kau benar-benar tidak percaya, ya?! Tanyakan saja pada temanmu. sekolah hari ini libur, karena rapat guru."

Nayra hanya mengangguk-anggukan kepalanya mengerti. ia masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Sementara itu, Devan, menekan tombol di dekat tempat tidurnya yang terhubung langsung dengan dapur. Tak berselang lama, Bi Lela masuk ke dalam kamarnya dengan hormat.

"Ada yang bisa saya bantu tuan?" Tanya Bi Lela sembari membungkukan badannya.

"Bawa sarapan pagi ini ke kamar. Aku juga ingin kau membuat sop iga hari ini."

"Baik, tuan.

"Kalau begitu, kau bisa pergi sekarang."

Devan menatap pintu kamar mandi yang belum terbuka juga. Ia menghela napasnya kasar, saat mengingat wajah kesakitan, Nayra. Sial! Bahkan semalaman, ia tidak bisa tidur karena ingin segera memberi pelajaran pada si Barman. Dan hari ini, akan ia pastikan orang yang sudah menyakiti Nayra akan mendapat balasannya.

👑👑👑

Devan menghampiri Nayra yang kini tengah mengeringkan rambutnya menggunakan hair dryer dan nampak kesusahan. Ia mengambil alih hair dryer dari tangan Nayra.

"Biar aku saja. Kau tampak kesusahan."

Dengan telaten, Devan mengeringkan rambut Nayra. Ia berbangga dalam hati. Ternyata selain jago dalam dunia bisnis, ia juga mempunyai keahlian dalam mengeringkan rambut wanita.

Benar-benar multitalenta, pikirnya.

Setelah selesai mengeringkan rambut Nayra, Devan mengoleskan kembali ujung bibir Nayra yang robek menggunakan salep. Devan ingin segera menghabisi Barman, karena orang itu sudah membuat Nayra terluka. Bahkan sekarang, Nayra tak bicara apapun pada Devan.

Pintu kamar Devan terbuka menampilkan sosok Bi Lela dengan beberapa pelayang yang kini membawa beberapa makanan. Mereka menyimpan nasi dan lauk pauknya di atas meja dekat tv.

"Kalian bisa keluar sekarang."

Devan menggandeng tangan kanan, Nayra yang membiru menuju sofa. Devan menghela napas, saat Nayra hanya diam dan memandang kosong kearah lain.

"Nay." Panggil Devan, namun masih tak di jawab oleh Nayra. Sekali, dua kali sampai pada panggilan ketiga kali Nayra merespon ucapannya.

"Iya."

"Kenapa melamun terus hmm?" Tanya Devan sembari menjumput anak rambut, Nayra pada daun telinganya.

Nayra✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang