[25]. Masa Lalu Devan

73.3K 4.8K 84
                                    

UP LAGI NIH GUYS 😍
SEBELUM BACA VOTE AND COMEN DULU YA 🙏

HAPPY READING ❤

Nayra memakaikan dasi pada Devan dengan mata memerah. Gila! Semalam ia benar-benar begadang, karena harus menerima hukuman dari Devan. Devan tak memiliki belas kasihan padanya. Buktinya semalam saat matanya sudah lima watt, Devan tak membiarkannya berhenti memijit kakinya. Ingin rasanya ia berterik dan mengatakan kalau ia mengantuk, namun apalah daya ia hanya manusia lemah dan tak berdaya.

Devan tersenyum geli melihat wajah Nayra yang merem-melek, karena masih mengantuk. Semalaman ia menghukum Nayra agar memijat kakinya. Siapa suruh membuatnya menunggu, jadinya, kan Nayra di hukum.

Devan memegang kedua bahu Nayra, saat istrinya itu selesai memakaikan dasi padanya. Dengan lembut, ia mengusap surai hitam Nayra yang kini terjumput menjadi satu alias kuncir kuda.

"Apa masih mengantuk?" Tanya Devan dengan nada lembut membuat Nayra mendongkakan kepalanya.

Nayra langsung menggeleng cepat. Walaupun ia berkata tidak, namun kenyataannya ia memang masih mengantuk. Bibir Devan berkedut kecil saat melihat reaksi Nayra.

Dengan perlahan Devan menarik bahu Nayra agar lebih dekat padanya. Dengan penuh sayang ia mencium dahi Nayra cukup lama, membuat si empunya menutup kedua matanya.

Ciuman Devan turun pada kedua iris mata Nayra yang tertutup. Lalu Ia dekap Nayra dalam pelukannya dengan lembut. Entah apa yang ia rasakan, namun ia selalu ingin melindungi dan menjaga Nayra. Ia selalu merasa marah jika ada yang menyakiti Nayra.

Dengan ragu Nayra menaikan kedua tangannya dan membalas pelukan Devan. Nyaman, itulah yang dapat ia definisikan setiap Devan memeluknya.

Dan pada akhirnya mereka berdua berpelukan cukup lama, tanpa menghiraukan jam yang sudah menunjukan pukul 06.55,yang artinya mereka berdua terlambat.

👑👑👑

Nayra berlari di koridor sekolah dengan terburu-buru. Baru saja, ia dimarahi oleh pak Tono. Tapi untungnya Devan dapat menyelesaikannya. Nayra masuk kedalam kelas dengan lega. Untung saja guru yang mengajar hari ini belum datang. Alhasil ia dapat sedikit bernapas lega.

Nayra menghampiri Hani yang kini tengah di ganggu oleh Dion. Nayra hanya geleng-geleng kepala, saat telinganya tak sengaja mendengar gombalan receh Dion yang di tunjukan pada Hani.

"Kamu tau gak bedanya kamu sama sprite?" Tanya Dion tersenyum menggoda.

Bukanya di jawab, Hani malah acuh dan lebih asik memainkan ponselnya. Merasa di kacangin dengan secepat kilat Dion mengambil ponsel Hani dan memasukannya ke dalam saku seragamnya.

"Ih... Apaan sih, balikin nggak ponsel gue." Sewot Hani tak terima. Ia ingin mengambil ponselnya, namun segera di tepis oleh Dion.

"Nggak kena, Nggak kena." Ejek Dion sembari menjulurkan lidahnya.

Hani berusaha mengambil ponselnya yang ada di saku celana Dion. Namun bukanya menggapai saku celana, tangannya tak sengaja menyentuh pangkal paha Dion membuat mereka berdua diam.

Dion mengerjapkan matanya beberapa kali. Gila, apa barusan MyHani nyentuh otong gue? Batin Dion cengo. Ia menatap kearah Hani yang kini wajahnya sudah memerah karena malu.

Nayra✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang