Epilog

95K 4.7K 362
                                    

UP LAGI NIH GUYS🙃
SEBELUM BACA VOTE AND COMEN DULU YA 🤗
JANGAN LUPA TANDAI KALAU ADA TYPO 😉
UDAH SIAP BELUM MENUJU END??

HAPPY READING❤

Angga menggenggam erat tangan Rebeca yang berkeringat dingin. Kedua anak manusia itu sudah sepakat untuk datang langsung kekediaman Rebeca dan meminta restu pada kedua orang tuanya. Bukan hanya mereka berdua saja yang datang kesana, tapi Devan dan Nayra juga ikut bersamanya.

Ketika mereka turun dari mobil, para pelayan dan tukang kebun yang ada di halaman Rebeca langsung menghentikan aktivitasnya. Ada juga beberapa pelayan yang berteriak histeris kedalam rumah saking bahagianya melihat Rebeca.

"Yaampun, Non Beca kemana aja?" Tanya Mang Udin, tukang kebun di keluarga Rebeca.

Rebeca tak menjawab ucapan, Mang Udin. Gadis itu hanya diam seraya memegang tangan Angga dengan erat. Gadis itu memang belum sembuh sepenuhnya. Rasa trauma membuatnya menjadi sulit berkomunikasi dengan orang lain, walaupun itu orang terdekatnya.

Mereka semua di bawa masuk kedalam rumah Rebeca. Suasana pertama saat masuk sangatlah sepi seperti tidak ada kehidupan di rumah ini. Padahal dulu saat Rebeca tinggal di sini, suasana rumah sangatlah ramai meskipun kedua orang tuanya jarang di rumah.

Rebeca mengeratkan genggamnya pada Angga saat mendengar suara langkah kaki dari tangga terdengar di indra pendengarannya. Gadis itu yakin, itu adalah ayah dan ibunya. Atau mungkin saja kakaknya.

"Beca." Panggil suara lemah lembut itu. Suara orang yang sudah melahirkannya. Suara orang yang sangat ia sayangi. Dan suara orang yang membantunya kabur dari rumah.

"Ma," Rebeca menatap sang Mama yang terlihat kacau. Begitupun dengan, Rena menatap sang putri dengan nanar. Putri cantiknya yang biasa tampil modis dan berkelas kini tampak sangat menyedihkan. Wajahnya pucat dengan mata yang terdapat lingkar hitam menunjukan betapa gadis itu susah terlelap dalam tidurnya.

"Kamu kemana aja sayang? Mama kawatir sama kamu?" Rena memeluk putri bungsunya dengan erat. Dadanya terasa di tusuk ribuan belati, kala tubuh anaknya kini tampak lebih kurus dari sebelumnya.

"Hiks,,,,Maafin aku, Ma. Maafin aku karena udah kecewain Mama."

"Iya sayang. Mama udah maafin kamu."

Rena menyerahkan air putih yang di bawa oleh salah satu pembantunya pada Rebeca. Wanita paruh baya itu mengusap penuh sayang rambut putri tercintannya. Matanya terbelalak kala melihat Angga. Jelas ia tahu siapa pemuda itu. Dia adalah mantan dari putrinya dulu. Namun perawakannya kini tampak berbeda. Dia terlihat lebih dewasa dan berkarisma. Lalu sedang apa dia di rumahnya?

Rena juga baru menyadari jika bukan hanya Angga yang datang dengan Rebeca, tapi disini juga ada Devan dan istrinya.

"Beca,,,ada apa ini?"

Angga duduk bersimpuh di lantai tepat di depan Rena. "Maafkan saya Nyonya. Maafkan saya."

"K-kamu,,apa yang kamu lakukan nak. Ayo duduk di sofa. Jangan seperti ini." Pekik Rena mengusap surai hitam Angga yang kini tengah bersujud di kakinya.

"Maafkan saya Nyonya. Maafkan saya karena sudah membuat masa depan Rebeca hancur. Maafkan saya."

Rena menutup mulutnya tak percaya. Matanya beralih menatap sang putri yang kini menangis sesegukan di pelukan Nayra.

Nayra✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang