[44]. Akur?

64.5K 4.5K 379
                                    

UP LAGI NIH GUYS🙃
SEBELUM BACA VOTE AND COMEN DULU YA🌻

KHUSUS NIH BUAT YANG UDAH SPAM COMEN SAMA VOTE😃

HAPPY READING ❤

Tak ada yang lebih membahagiakan bagi Devan selain melihat kedua mata Nayra yang terbuka. Ia sangat terharu dan bahagia karena akhirnya Nayra pulih dari komanya. Tadi saat ia masuk keruangan Nayra, tiba-tiba saja mata istrinya itu sudah terbuka. Dia bahkan tersenyum tipis pada Devan. Dokter bilang ini semua adalah keajaiban karena Nayra langsung pulih dari koma. Dia juga tidak memerlukan alat bantu oksigen lagi.

Hati Devan rasanya sangat senang mendengar ucapan sang dokter. Setiap saat ia selalu berada di sisi Nayra,  seolah tak ingin kehilangannya lagi. Seperti saat ini. Ia tengah menemani sang istri menonton kartun spongebob sambil menyuapinya bubur kacang ijo.

"Enak ya kacang ijonya, sampe lahap gini makannya?" Tanya Devan yang langsung di angguki oleh Nayra. Ia menjumput kecil anak rambut kebelakang telinga Nayra.

Mata tajamnya terus menatap wajah cantik yang ada di hadapannya. Bibirnya tersenyum tipis kala melihat Nayra yang juga tersenyum. Huh,,,rasanya Devan tidak akan pernah bosan menatap wajah manis sang istri. Meski kening Nayra masih terbalut perban dan bibirnya masih pucat, itu tak menutup sedikitpun kecantikan sang istri.

Devan benar-benar beruntung menikahi Nayra. Istrinya itu sangat berbeda dengan para gadis pada umumnya. Jika para gadis seusia Nayra berlomba-lomba merawat dan memepercantik diri, istrinya itu malah sibuk mengurusi kafe dan memasak di rumah.

Benar-benar istri idaman!

Kek gue😶

"Udah. Nay udah kenyang." Tolak Nayra  menggelengkan kepalalanya lucu, membuat Devan gemas ingin mencubit kedua pipi itu.

"Harus abisin bubur kacang ijonya. Biar cepet gemuk lagi. Liat tangan kamu udah kerempeng gini, gimana mau main pukul-pukulan nanti. Yang ada keburu tangannya patah." Ejek Devan benar adanya.

Semenjak, Nayra koma selama dua minggu,  berat badannya turun drastis. Bahkan tangannya pun terasa seperti tangan anak kecil saking kurusnya.

"Ihh,,,  Mas Evan, Nay,'kan kenyang. Liat perut Nay udah buncit gini." Lirihnya mengusap perutnya yang sedikit membuncit akibat terlau banyak makan. Suaminya itu terus saja memberinya makanan, membuat Nayra kekenyangan yang haqiqi.

Huhh,,, kadang ia berpikir memangnya dia sapi sampai terus di cekoki makanan?

Devan menyimpan mangkuknya diatas nakas, lalu mengelus perut Nayra yang sedikit membuncit sekaligus terdapat luka jahitan bekas pecahan kaca yang untungnya tidak terlalu dalam.

"Suatu saat nanti, bakalan ada Nayra sama Devan junior di sini." Lirih Devan mengecup pelan perut itu dengan pelan, takut membuat Nayra kesakitan.

Wajah Nayra tersipu malu mendengar ucapan Devan. Ahk,,, itu memang benar, suatu saat nanti pasti akan ada Nayra dan Devan junior yang tumbuh di rahimnya. Memikirkannya saja membuat Nayra bahagia tiada tara.

Tapi ia teringat sesuatu, bagaimana Devan dan Nayra junior bisa ada di rahimnya jika ia dan Devan tidak,,,err. Nayra menggeleng-gelenggkan kepalanya membuang semua pemikiran itu. Tapi ia jadi teringat ucapan Dion yang mengatakan betapa hebatnya suaminya itu menahan birahinya? Entahlah Nayra juga tidak tau? Apa ia perlu menanyakannya?

Nayra✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang