[27]. Siapa pelakunya?

69.1K 4.9K 155
                                    

UP LAGI NIH GUYS 😍
SEBELUM BACA VOTE AND COMEN DULU YA🙏

HAPPY READING❤
                    

Rutinitas di pagi hari, yang kini sudah menjadi kebiasaan Nayra adalah menyiapkan air hangat dan menyiapkan pakaian Devan. Hubungan Nayra dan Devan pun semakin dekat. Mereka kadang seperti teman sepermainan jika di malam hari. Entahlah, ternyata memiliki suami sangat menyenangkan.

Seperti saat ini, Nayra tengah mengancingkan satu persatu kemeja, Devan. Suaminya itu terlihat sangat tampan, apalagi tadi pagi dia habis mencukur kumis tipisnya. Nayra sedikit kecewa saat Devan mencukurnya. Menurutnya, Devan terlihat maco jika ada kumis tipis yang bertengkar di atas bibirnya.

Nayra mengambil kotak hadiah yang kemarin ia belikan untuk, Devan. Perlahan ia memakaikanya pada pergelangan tangan suaminya itu. Kata Talia, Devan mengkoleksi banyak jam tangan terkenal. Kakaknya itu sangat memperhatikan style dalam berpakaian.

"Apa ini jam baru?" Tanya Devan memperhatikan jam rolex berwarna gold yang bertengkar indah di tangan kekarnya. Jika di ingat-ingat ia tak pernah membeli jam ini.

"I-iya. Kemarin saya membelinya dengan Talia. Talia bilang, tuan sangat menyukai jam tangan, bahkan dia mengatakan kalau tuan banyak mengkoleksinya. Untuk itu saya membelikanya." Cerocos Nayra.

"Kau banyak bicara, ya sekarang." Ujar Devan tiba-tiba membuat Nayra menundukan kepalanya takut.

"M-maaf."

Devan mengangkat dagu Nayra dengan jarinya. Ia hanya tersenyum manis karena perlahan Nayra tak takut padanya.

"Tidak apa-apa, aku menyukainya." bisik Devan sensual, membuat bulu kuduk Nayra meremang.

"T-tuan..."

Nayra tak bisa melanjutkan ucapannya saat Devan mengecup pelan lehernya. Nayra mencengkram kerah kemeja Devan cukup kuat membuat kemeja itu sedikit kusut.

Devan tersenyum tipis, lalu menjauhkan wajahnya pada leher, Nayra dan menatap wajah sang istri yang kini sudah memerah karena malu. Tidak! meskipun ia mau, Devan tak akan merusak Nayra. Untuk saat ini, ia bisa menahannya. Nayra masih menempuh sekolah menengah atas yang sebentar lagi akan segera lulus.

Sekarang Devan bisa melepaskan Nayra, tapi setelah Nayra lulus, ia tak akan melepaskannya.

"Ayo, kau harus sekolah." Ujar Devan membuat Nayra tersadar dan langsung memalingkan wajahnya yang sudah memerah dan mengambil tasnya.

Devan hanya tersenyum tipis. Istrinya itu ternyata mudah terangsang dan juga mudah sadar. Ia hanya terkikik geli saat melihat, Nayra yang tanpa sengaja menabrak pintu.

Istri kecilnya yang lucu!

👑👑👑

Nayra duduk dikursi kayu belakang sekolah. Ia membuka lembaran pertama, novel yang ia beli kemarin. Saat pulang dari mall, Nayra tak memiliki waktu untuk membaca novel itu karena, Devan sudah lebih dulu masuk kekamar. Ia tak mau Devan kembali marah karena mengabaikannya dan lebih pokus membaca novelnya.

Satu persatu lembaran mulai, Nayra baca. Suasana taman belakang yang tak terlalu ramai, membuat Nayra lebih menghayati membaca novelnya.

Nayra✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang