Kring!
Bunyi bel pintu toko bunga terdengar menandakan seseorang masuk.
Seorang gadis kecil bernama Seulmin berlari dengan langkah mungilnya kepada seorang wanita berkemeja hitam yang melambaikan tangan di ambang pintu.
"Hai sayangg! Aunty kangen banget deh sama Seulmin. Kamu makin cantik aja. Aunty Joy mana?"
"Tuuhh." Seulmin menunjuk ke arah meja sudut di toko bunga itu dengan Soo Young yang setia menekuk wajahnya dan memandangi layar sebuah benda kotak panjang. Wendy menghela napas, kini apa lagi yang terjadi pada manusia itu? Pikirnya. 'Kenapa?' adalah satu kata pertama yang keluar dari bibir manis Wendy pada Soo Young yang masih setia dengan wajah kusutnya.
"Chanyeol belom ngasih kabar." Tampilan Soo Young kacau. Mata bengkak dan hitam, rambut acak-acakan, tidak lupa juga dengan badan yang mengurus seperti tak diberi makan. Ia lemas kekurangan vitamin. Vitamin cinta lebih tepatnya :v
Gurat keheranan terpampang jelas di muka Wendy. Apa yang dipikirkan sahabatnya itu? Kekasihnya? Oh ayolah, apa bisa kita sebut lelaki itu sebagai kekasihnya?
"Hhhh, lo ga curiga gitu Joy?" Tanya Wendy tiba-tiba.
Kening mulus Soo Young mengerut saat memutar otak mencerna pertanyaan yang dilontarkan Wendy. Otak cemerlang dan mulus memang selalu macet untuk hal seperti ini. Entahlah, tidak ada buku yang mempelajari percintaan, bukan?
"Yaa bukan gue nuduh, tapi gue ngerasa ganjal aja. Selama 3 tahun ini dia jarang banget ketemu sama lo. Telponan juga gak terlalu sering kan? Apa sesibuk itu sampe sama sekali gaada waktu buat pacarnya sendiri?"
Soo Young kembali akan sifat keras kepala seperti batu. Ia menepis seluruh ucapan yang dilontarkan Wendy. Semua hanyalah omong kosong. Lelaki itu pasti mencintainya. Sekali Soo Young menaruh kepercayaan, bahkan bumi runtuh pun tak bisa menggoyahkannya, kecuali untuk satu alasan.
"Terserah." Wendy sudah angkat tangan menghadapi mode keras kepala Soo Young yang akan tuli seketika dari seluruh omongan orang. Benar, bahkan kerasnya beton pun mengalahkan kerasnya Soo Young pada pendirian bodohnya.
Seorang perempuan berbaju bunga melangkahkan kaki menghampiri mereka. Sama seperti Wendy, Rose juga hanya bisa menghela napas melihat kondisi Soo Young saat ini. Tidak ada niatan dalam diri Rose untuk menanyakan keadaan Joy atau bahkan memberinya saran. Tidak akan pernah. Semuanya pasti percuma saja. Sifat batu Soo Young memang sudah tertempel di kepala kedua sahabatnya.
Wiuwiuwiuuu...
Ponsel yang ada di tangan Soo Young tiba-tiba berbunyi. Yaps, ringtone yang ia gunakan memang bunyi sirine ambulance yang tentu saja bisa dengan mudah menganggetkan, tidak terkecuali kedua sahabatnya yang ada di hadapan. Saat melihat nama yang terpampang di layar, senyuman Soo Young otomatis terbit dan tanpa basa-basi ia mengangkat telepon itu.
"Halo?"
Wendy dan Rose menghela napas dan menggelengkan kepala melihat bagaimana mudahnya mood seorang Park Soo Young berubah.
"Babe, malam ini aku jemput ya. Kita dinner kayak janji aku ke kamu kemarin." Mendengar ucapan lelaki di seberang telepon, seketika wajah Soo Young kembali cerah.
"Okayy jam 8!" Ujar Soo Young antusias.
"Iya, yaudah aku kerja lagi ya. Sampai ketemu nanti malam my honey. I love you, I always do." Ucap lelaki itu dan langsung menutup teleponnya.
"Yashhh tuh udah gue bilang kan, dia tuh cinta sama gue. Udah ah gue balik dulu ya byee!" Soo Young dengan wajah secerah matahari langsung pergi meninggalkan toko bunga itu bersama dengan gadis kecil di pangkuannya.
***
Disinilah Soo Young saat ini, restoran mewah yang berada di hotel yang menjulang tinggi bersama dengan lelaki yang asyik dengan ponselnya. Soo Young kembali menghela napas kecewa, Chanyeol benar-benar tidak menghiraukannya. Bahkan melirik Soo Young pun tidak! 'Kerjaan', muak sekali Soo Young mendengar kata itu.
Soo Young bosan, kesal, marah. Bagaimana bisa lelaki itu terus mengacuhkannya walaupun mereka sudah lama tidak bertemu? Apa tidak bisa ditunda pekerjaan sialannya itu?
Gelombang amarah sudah memuncak di hati Soo Young. Ia bergegas pergi ke toilet untuk menyegarkan kepala. Pantulan dirinya di cermin membuat seribu pertanyaan mengitari pikiran. Apa yang salah? Apa dirinya tidak cantik lagi? Tetesan air mata mulai berani turun membasahi pipi mulus Soo Young. Marah, kecewa, bingung, semuanya teraduk sempurna.
Cukup, hanya perlu waktu 15 menit untuk menenangkan pikiran. Perempuan itu hendak kembali ke meja makan. Ketika keluar toilet, tubuhnya bertubrukan dengan lelaki berjas hitam setinggi 181 cm.
Brukk..
"Soo Young-ssi?"
Tunggu, sepertinya Soo Young mengenal suara ini. Saat ia mendonggakkan kepala, benar saja, lelaki itu adalah Kim Nam Joon.
Mata indah Soo Young terlihat cukup membengkak seiring dengan sisa cairan bening yang masih menyelimutinya. Hati Nam Joon berdesir, siapa yang tega menyakiti perempuan seperti Soo Young?
Nam Joon mengerti, ada yang tidak beres dengan Soo Young. Anggukan kepala perempuan itu tentu tidak bisa berbohong. Nam Joon menarik pergelangan Soo Young untuk mengikutinya.
"Eh mau kemana?"
Hai!
Semoga kalian seneng baca ceritanya ya^^
![](https://img.wattpad.com/cover/250673352-288-k986688.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
WAYS OF LOVE - NAMJOY
FanfictionLove has its own way to find you - xoxo Tentang cinta yang mempertemukan Park Soo Young, seorang professor muda dengan Kim Nam Joon, seorang CEO berkharisma. Bagaimana jika gadis itu telah memiliki kekasih? Akankah lelaki itu menyerah?