Hari ini Soo Young kembali dengan aktivitasnya seperti biasa. Ia mengakhiri hari dengan setumpuk tugas mahasiswa yang sudah terparkir rapi di meja.
"BEBBB!" Seorang wanita gembul berambut pirang berlarian menghampiri Soo Young yang terperanjat kaget dibuatnya. Oh sungguh, kali ini Wendy mau apa? Wendy menampilkan ekspresi seolah tak percaya. Mulutnya menganga, matanya hendak keluar dari rongga, hingga suaranya yang menggema membuat Soo Young kesal dibuatnya.
"JADI SELAMA INI LU SAMA PAK NAM JOON? Kalian nginep bareng di hotel??!"
Deg!
Oh tuhan, ingin sekali Soo Young memulai baku hantam dengan Wendy yang sungguh tak bisa menjaga rahasia!
"E-engga i-itu c-cuma ..." Soo Young memutar otak cemerlangnya 180 derajat memikirkan apa alasan yang harus ia lontarkan agar Wendy percaya. Sedangkan target tipuannya hanya bisa memincingkan mata tat kala mengendus sebuah kebohongan.
"Mau bohong lu ya?" Mati sudah! Soo Young membeku saat Wendy dapat mendeteksi dengan jelas sinyal tipuan yang akan ia lontarkan.
"E-ngga i-itu gara-gara h-hotelnya p-penuh." Kepolosan seorang Park Soo Young memang tiada tara. Bahkan saat Wendy sudah tahu percis gelagat tipuannya tetap saja Soo Young menuntaskan aksi. Kedua mata perempuan gembul di hadapan terlihat memutar.
Owhh sungguh alasan klasik!
Pulang, sangat menyenangkan rasanya saat hari berganti petang. Itu berarti, Soo Young akhirnya dapat menyelesaikan hari melelahkan dengan seribu pertanyaan yang didapatnya dari Wendy dan seisi kampus mengenai gossip tentangnya. Perempuan itu berjalan menuju mobil Range Rover putih sambil membayangkan kasur kesayangan yang menantinya di rumah.
"Soo Young." Suara rendah seorang lelaki yang familiar di telinga Soo Young menyerukan namanya. Perempuan itu mengernyitkan dahi saat menyadari kehadiran seorang lelaki di hadapan.
"Nam Joon? Kenapa di sini?"
"Ayo ikut saya. Kita harus ke Ilsan."
"Ilsan? Ngapain?"
"Proyek." Musnahlah sudah fantasi Soo Young untuk pulang petang ini. Merebahkan diri di kasur hanya akan menjadi sebuah mimpi. Kerja, kerja, dan kerja. Tak adakah hal lain yang bisa Soo Young lakukan di dunia ini?
Rumah sakit kanker tua. Akhirnya sampailah mereka di destinasi tujuan. Proyek? Oh lupakan saja tentang itu. Semua sudah tertangani dengan baik oleh bawahan keduanya. Nam Joon hanya ingin berjalan bersama Soo Young, tidak salah bukan?
Seorang perempuan mengedarkan pandangan. Dapat ia lihat anak-anak kecil hingga lansia tersenyum bahagia walaupun dengan seluruh infus yang melilit tubuhnya. Mayoritas dari mereka sudah tak berambut. Hati kecil Soo Young tersentuh tat kala melihat senyuman itu. Senyuman bahagia dari orang-orang yang harus menjalani ujian di hidupnya. Tak mudah, pasti.
Soo Young melangkahkan kaki menghampiri sekumpulan pasien yang sedang berkumpul di sebuah taman tengah rumah sakit. Mereka tertawa bahagia bersama seakan lupa akan seluruh beban yang mereka pikul. Bercerita hingga bersenandung ria menjadi hal terbaik yang bisa mereka lakukan. Suara indah Soo Young berhasil menyedot atensi semua orang di sekitarnya tak terkecuali Nam Joon dengan simpulan senyuman saat melihatnya.
Lagu akhirnya selesai. Soo Young mendekati Nam Joon saat teringat tujuannya ke tempat ini. Proyek, itu tujuan mereka, bukan? Lidah Nam Joon seketika kelu saat Soo Young mengajaknya mengurus proyek yang membuat mereka ada di sini. Nam Joon harus berbuat apa? Oh ayolah, itu hanyalah sebuah alasan klasik untuk menghabiskan waktu denganmu Soo Young!
"Joon!" Seketika ada suara yang menginterupsinya. Ternyata ia adalah Jung Hoseok, salah satu dokter rumah sakit kanker itu. Soo Young langsung mengulurkan tangannya saat mengira pria itulah yang mengurus proyek kali ini.
"Halo pak, saya Soo Young, arsitek rumah sakit baru yang akan dibangun." Hoseok, lelaki itu terlihat kebingungan. Bagaimana tidak? Ia hanyalah seorang dokter, bukan mandor pengurus proyek! Ia melirik Nam Joon yang memberinya kode. Owhh, ingin sekali ia mencolok mata sahabatnya yang seakan menyuruh untuk melancarkan aksi.
Ketiga manusia itu kemudian berkeliling rumah sakit. Terpaksa, mungkin itulah kata yang dapat menggambarkan situasi Hosoek saat ini yang harus berpura-pura menjadi seorang mandor proyek. Sungguh, ingin sekali rasanya ia mencekik Nam Joon yang membuatnya harus memutar otak saat menjawab semua pertanyaan dari Soo Young. Oh tuhan, bagaimana bisa ia membuat cerita seakan ia mengerti hal-hal tentang sebuah bangunan? Ingat, Ia itu dokter!
Sungguh hebat manusia bernama Hoseok, seluruh istilah yang ia tahu dari arsitek saat membuat rumahnya ternyata bisa ia gunakan untuk membual pada perempuan yang terlihat sangat serius mendengar seluruh penjelasannya hingga langit biru yang cerah kini bahkan telah tergantikan dengan gelapnya langit malam.
Nam Joon tersenyum penuh keberhasilan tat kala Hoseok benar-benar berhasil melakukan perannya kali ini. Manusia itu memang bisa diandalkan! Nam Joon mengacungkan sebuah ibu jari pada Hoseok sesaat setelah ia dan Soo Young memasuki mobil. Senyuman setia menyimpul di bibir manis Nam Joon saat rencananya untuk menghabiskan waktu bersama Soo Young berhasil dengan hanya berlatarkan sebuah alasan klasik. Di dalam mobil, yang terdengar hanyalah suara musik yang bersenandung.
"Kamu kenapa harus bohong?"
Deg!
Oopss sebuah alasan klasik terendus sudah!

KAMU SEDANG MEMBACA
WAYS OF LOVE - NAMJOY
FanfictionLove has its own way to find you - xoxo Tentang cinta yang mempertemukan Park Soo Young, seorang professor muda dengan Kim Nam Joon, seorang CEO berkharisma. Bagaimana jika gadis itu telah memiliki kekasih? Akankah lelaki itu menyerah?