Dia Berubah

210 34 0
                                    

Sebuah ruangan kerja bernuansa abu-abu di gedung bertuliskan Kim Corp menjadi saksi bisu seorang lelaki tengah berada di ambang frustasi. Permasalahan kantor yang berbaris mengantri membuat Nam Joon memijat keningnya. Satu hari saja ia bolos ternyata membuahkan hasil kerja lembur untuk kedepannya.

Seorang lelaki berjas hitam memasuki ruangan dengan tumpukkan berkas baru yang menanti. Sebuah meja hitam panjang kini menjadi tempat seluruh kertas putih itu berjejer rapi.

"Joon nih berkas baru. Good luck broww! Gue mau bucin dulu, bye." Ucapan selamat yang mengandung unsur ejekan itu dilontarkan Jin tanpa rasa berdosa. Lelaki itu bahkan dengan santai pergi meninggalkan bosnya bergulat dengan tumpukan kertas sialan. Tingkahnya yang menyebalkan membuat kekesalan Nam Joon semakin memuncak. Ia tak bisa berbuat apa-apa karena memang semua ini hanya dibebankan padanya sebagai pemimpin perusahaan.

Satu per satu lembaran putih dengan tulisan layaknya semut bergantian diperiksa. Beberapa data yang tidak sesuai dengan yang seharusnya membuat beban semakin terasa. Emosi mulai menaiki tangga mengingat seluruh masalah ini datang bersamaan akibat seseorang yang menyalahgunakan kekuasaannya. Rasanya memecat orang itu pun kurang cukup untuk mengganti kekacauan perusahaan yang terjadi.

Ceklekk..

Pintu besar nan kokoh ruangan itu terbuka menampilkan seorang perempuan dengan tampilan dan raut muka yang sama kacaunya. Rambut mengembang, bibir mengerut, wajah masam, tak lupa juga dengan beberapa noda di pakaiannya.

"Nam Joooonnn!" Seorang gadis kecil bernama Park Soo Young kembali merengek membuat Nam Joon semakin memijat keningnya.

"Apa sayang?" Ini tidak seperti biasanya. Hawa dingin yang menyelimuti Nam Joon membuat tuturan 'sayang' itu terasa tidak ada artinya. Debaran hati tak kembali menghujam Soo Young yang kini merasa ada sesuatu yang ganjal pada kekasihnya. Satu hal yang terlintas di pikiran Soo Young, apa ini semua akibat daun mint sialan itu?

Rasa kecewa mulai mendatangi Soo Young saat ia tidak mendapatkan sesuatu yang menjadi tujuannya datang ke tempat ini. Tampilan mengenaskannya sore ini hanya disebabkan oleh satu hal, anjing. Bukan umpatan, melainkan benar-benar akibat anjing sialan yang mengejarnya di sebuah gedung tua saat ia sedang meninjau projek barunya. Pekerjaan sebagai arsitek ternyata tak selalu berbuah manis, ia tak pernah menyangka pekerjaan ini bisa berisiko juga.

Bukannya perhatian, hawa dinginlah yang justru didapatkan Soo Young dari Nam Joon yang tengah berkutik dengan kertas dan laptop di hadapan.

"Kamu dengerin aku gak sih?!" Kekesalan semakin menyelimuti hati Soo Young saat Nam Joon sama sekali tak mengalihkan pandangan dari kertas sialan.

Perdebatan sepasang kekasih dimulai. Dua manusia yang sama-sama membutuhkan perhatian kini justru saling berdebat agar keduanya saling mengerti kondisi masing-masing. Nam Joon dengan masalah perusahaannya dan Soo Young dengan masalah anjing sialan yang mengejarnya.

"Kamu bisa gak sih dengerin cerita aku?!" tuturan Soo Young yang menuntut perhatian membuat Nam Joon semakin pusing bukan kepayang. Ia lelah, sama seperti Soo Young.

"Aku sibuk sayang, banyak kerjaan. Ceritanya nanti aja ya."

Soo Young melangkahkan kaki keluar dari ruangan itu dengan kekesalan yang memuncak di dada saat Nam Joon kini telah berubah. Hawa dingin yang mengurung lelaki itu membuat Soo Young merasa tak lagi diperhatikan seperti dulu.

Hari telah berlalu menyisakan dua manusia yang tak saling menyapa. Atensi sorot mata tertuju pada seorang wanita yang berjalan anggun membelah kerumunan massa. Senyuman manis yang ia ciptakan memunculkan detak jantung yang tak beraturan di dada seorang lelaki. Kim Nam Joon, lelaki itu tak pernah mengira Park Soo Young bisa meluluhkannya kembali walaupun saat hubungan mereka tengah berada di dalam kulkas dingin tanpa bahasa.

WAYS OF LOVE - NAMJOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang