Office makes approach

227 35 0
                                    

Sebuah gedung menjulang tinggi bertuliskan Park Company menjadi tempat seorang perempuan melangkahkan kaki. Rasa kesal mencuat di hati tat kala melihat seorang pria tengah bertumpuk dengan segudang berkas yang menanti. Sebuah permintaan tolong menjadi alasan penyebab Soo Young berada di sini.

"Kenapa sih bang nyuruh gue ke sini?"

"Eh udah dateng Joy?"

"Menurut lu siapa yang ngomong di sini kalo bukan gue? Hantu?!"

Jimin terkekeh melihat ekspresi adiknya yang terus menggerutu kesal. Godaan ia layangkan pada Soo Young yang mulai bermuka merah padam. Sebenarnya apa yang akan mereka lakukan? Bantuan seperti apa? Semua pertanyaan itu belum bisa terjawab hingga Jimin mengajak Soo Young ke suatu tempat. Sebuah gedung lain yang juga mencakar indahnya langit cerah Kota Seoul menjadi jawaban seluruh pertanyaan itu. Gedung perusahaan properti ternama di negeri Ginseng.

Soo Young memang mencintai arsitektur, sangat. Seakan bidang ini belahan jiwanya. Berkali-kali permintaan dilontarkan keluarganya agar ia ikut berpartisipasi mengurus perusahan arsitek milik mereka. Namun nihil hasilnya. Soo Young lebih memilih untuk mengabdikan hidup untuk berbagi ilmu hingga inilah alasan ia menjadi seorang dosen. Kutu buku, itulah julukan yang disematkan pada Soo Young sejak kecil. Bergulat dengan tumpukan buku dengan lembar demi lembar yang memuat tulisan memang menantang. Menjadi seorang dosen adalah pilihan. Kebahagian mencuat tat kala dapat menghantarkan orang lain menuju kesuksesan. Soo Young pikir pekerjaan ini mulia dan jauh lebih menantang dibanding mengurus sebuh perusahaan. Namun berbeda, rasa antusias melingkari diri perempuan itu tat kala mengetahui alasan permintaan tolong sang kakak kali ini. Sebuah proyek kemanusiaan, membangun rumah sakit kanker.

Sebuah ruangan dengan sekeliling orang dengan pakaian formal menjadi tempat kedua manusia itu dengan seorang asisten Jimin berada saat ini. Fokus Soo Young hanya tertuju pada satu titik, materi proyek kali ini. Rasa semangat mengumbara di hati saat membaca lembar demi lembar berkas di hadapan.

Suara langkah kaki orang berjalan terdengar mendekat. Ketika menyadari orang sekeliling mulai berdiri menyambut CEO mereka, Soo Young pun ikut berdiri dan membungkuk pada klien barunya. Saat mengangkat kepala, netranya bertabrakan dengan sang CEO. Lelaki itu, Kim Nam Joon. Serangan jantung kembali lagi secara tiba-tiba. Hujaman kegugupan melanda hati yang berguncang. Mata Soo Young melebar bersamaan dengan mulut yang mulai membuat rongga. Terkejut? Hell yeah!

Sepanjang rapat berlangsung, tak ada setitik keberanian bagi Soo Young untuk membalas tatapan seorang lelaki yang mengarah padanya. Fokusnya buyar. Bahkan seluruh materi proyek kini tidak begitu menarik. Hanya menata kepingan fokus yang bisa Soo Young lakukan saat ini.

"Bu Soo Young dipersilahkan presentasinya." Ujar seorang wanita yang mengatur rapat itu. Sang empu nama masih berkutik menata fokus hingga tak menyadari kini gilirannya untuk presentasi. Jimin menyiku Soo Young menyadarkan dari lamunan. Perempuan itu kemudian berjalan menuju muka ruang rapat dengan seluruh kegugupan yang didapat. Sorot mata seorang lelaki seolah menjadi jimat. Bukan Soo Young namanya jika tak bisa menjalankan tugas dengan sempurna walaupun dibalik itu semua ada jantung yang berdetak tak karuan. Tak ada kegagalan dalam kamus hidupnya.

Riuh tepuk tangan memenuhi ruangan sesaat setelah Soo Young menutup presentasinya. Nam Joon yang sedari tadi memperhatikan hanya tersenyum kagum akan perempuan itu. Tak dapat dipungkiri kini ia semakin jatuh dalam pesona seorang gadis bernama Park Soo Young.

Rapat selesai setelah tiga jam lamanya. Hanya tiga jam namun terasa seperti tiga bulan bagi Soo Young. Akhirnya, seluruh kegugupan sirna tat kala dirinya, Jimin, beserta seorang sekertaris berjalan menuju lift. Kini deruan napasnya dapat ia kontrol dengan baik, syukurlah. Ketika kendak menutup, pintu lift terbuka lagi menampakkan seorang lelaki berjas hitam. Netra Soo Young kembali melebar. Lelaki itu kembali berada tepat di hadapan. Tak bisakah Nam Joon membiarkan Soo Young hidup tenang? Lingkaran keheningan dirasakan Soo Young walaupun sebenarnya suara berbincang lelaki di hadapan memenuhi ruangan.

Oh kini apa lagi? lelaki itu melangkahkan kaki mendekati tempat Soo Young saat ini. Matilah Soo Young! Nam Joon kini berdiri tepat di sampingnya. Lengan mereka bahkan bersentuhan menandakan jarak yang hanya dipisahkan oleh kain baju keduanya. Jantung Soo Young semakin histeris tat kala lelaki itu menempatkan bisikan kecil tepat di telinganya.

"Sepertinya kita akan sering bertemu Soo Young-ssi." 

Deg!

Pendek dulu hihi^^

WAYS OF LOVE - NAMJOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang