Langit senja menaungi seorang perempuan yang berjalan anggun walau hati terasa gusar setelah sebuah kenyataan menghantam. Sebuah kaca mata hitam yang bertengger di hidung tak mampu menghilangkan awan gelap yang menyelimuti ekspresi Soo Young. Di sinilah ia, berhadapan dengan sebuah guci abu yang berdampingan dengan foto seorang wanita yang senyumnya ingin Soo Young lihat kembali secara nyata.
"Tante, Joy di sini." Satu tetes air mata lolos dari pelupuk walau senyuman tipis terus terlukis. Wanita yang tersenyum di balik figura itu, adalah wanita yang mengajarkan Soo Young arti cinta seorang ibu yang sesungguhnya. Memori yang membekas kembali terputar bagai film dengan ending yang paling Soo Young tak suka.
Mulut manis Soo Young tak mengucap satu pun kata, tetapi hatinya meluapkan seluruh perasaan yang ia rasakan, berharap agar komunikasi sunyi antara ia dengan wanita itu bisa mengusir rasa gusar yang mengurung.
Wanita itu, adalah bukti nyata pengorbanan seorang ibu terhadap anaknya. Kejadian lima tahun lalu mengajarkan Soo Young bahwa setiap ibu pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Inilah alasannya. Keputusan Soo Young untuk tak memperjuangkan cintanya berlatar belakang dari sebuah kejadian yang merenggut nyawa.
"Aku anak durhaka banget ya?" Seorang wanita kini menemani Soo Young menatap figura foto sosok yang tengah tersenyum manis. Wanita itu, adalah bukti lain bahwa melawan seorang ibu hanya akan menyisakan sebuah penyesalan yang tak akan memberi kesempatan untuk mengulang.
Lima tahun lalu, penyesalan itu bermula dari kasus yang serupa, restu orang tua. Wanita yang berdiri di samping Soo Young adalah seorang anak yang telah membuat keputusan salah besar dengan lebih memilih cinta dibandingkan orang tua. Ia adalah bukti nyata bahwa memperjuangkan cinta dengan melawan orang tua akan membuat luka yang tak mudah sirna. Memberontak saat ibu membantah cintanya, hingga berakhir menoreh luka yang membawa ibu kembali ke pangkuan sang pencipta.
"Aku dokter, tapi kenapa aku gabisa sembuhin ibu aku ya Joy?" Ucapan penyesalan lolos dari perempuan yang kini tak dapat lagi membendung rasa rindu pada ibu. Tangisnya tumpah seketika saat pelukan hangat ia dapat dari Soo Young yang memberinya kekuatan.
Satu jam, waktu yang cukup untuk mengobati rindu pada sosok yang hanya tinggal abu. Sebuah kata pamit menjadi penutup pertemuan dua sepupu yang telah lama tak bertemu.
"Joy duluan ya Eonnie, ada janji heheheh babaii."
"Joy!" Langkah Soo Young terhenti kala perempuan di belakang menyerukan namanya kembali. "Jangan buat kesalahan kayak aku ya."
Di lain tempat, seorang lelaki termenung lesu di sebuah kursi kejayaan dengan tumpukan berkas di hadapan. Perempuannya memutuskan untuk tak bertahan dan itu membuatnya tak fokus akan pekerjaan. Nam Joon akan berjuang, pasti. Demi cintanya.
Pintu kokoh ruangan bernuansa abu terbuka dengan seorang wanita yang berjalan menghampirinya. Senyuman cerah wanita itu menusuk hati kecil Nam Joon. Berada di pilihan antara dua wanita tercinta, sungguh menyiksa.
"Joon, hari ini hari Sabtu. Kamu ga lupa janji kamu kan?" Kini datang lagi, sebuah benteng besar kembali dibangun memperkecil kemungkinan bersama wanita tercintanya.
"Nam Joon ada rapat nanti malam."
"Jangan bohong kamu. Mama udah tanya Jin, katanya kamu free."
"Harus berapa kali Nam Joon bilang ma, Nam Joon udah punya perempuan sendiri. Apa mama ga bisa ngerti?!" Gurat kecewa terpampang jelas melintang di wajah lelaki itu. Nam Joon menghela napas berat. Bebannya kini bahkan jauh lebih berat.
"Harus berapa kali juga mama bilang, perempuan yang mama pilih itu sempurna buat kamu! Dia cantik, pinter, baik, apa lagi yang kurang?!" Perdebatan antar ibu dan anak itu kembali. Sudah lama rasanya semua momen ini tak terjadi. Rasa kecewa menggoreskan luka di hati Nam Joon. Tak bisakah ibunya itu mengerti? Hanya Soo Young yang ia cintai!
KAMU SEDANG MEMBACA
WAYS OF LOVE - NAMJOY
FanficLove has its own way to find you - xoxo Tentang cinta yang mempertemukan Park Soo Young, seorang professor muda dengan Kim Nam Joon, seorang CEO berkharisma. Bagaimana jika gadis itu telah memiliki kekasih? Akankah lelaki itu menyerah?