Daddy

272 41 0
                                    

Gelapnya malam tergantikan oleh silaunya sinar matahari yang menyoroti kota Berlin. Terlihat Soo Young beserta ketiga rekannya sedang menunggu taksi di depan lobby hotel untuk menuju bandara.

"Soo Young!" Keempat orang menoleh menuju sumber suara seorang lelaki yang menyerukan nama satu diantara mereka. Kim Nam Joon, ia berjalan mendekat hingga membuat jantung Soo Young kembali berdetak hebat.

"Kamu pulang bareng saya ya."

Soo Young melebarkan mata. Tatapan komunikasi khas keduanya bertemu kembali. Soo Young panik. Gawat jika Nam Joon menebar 'omong kosong' seperti biasanya.

"Bu, pak, apa mau ikut bareng saya? Kebetulan saya ada pesawat jadi bisa langsung berangkat." Nam Joon memang keras kepala. Sekali berkeinginan, bahkan neptunus pun tak bisa melawannya! Lihatlah, kini kelima orang telah berada di pesawat pribadi milik Nam Joon. Soo Young duduk tepat di samping lelaki itu, juga di hadapan nenek lampir yang menatap keduanya dengan tatapan ganas.

"Sayang, capek?"

Deg!

Oh Nam Joon! Apa tak bisa lelaki itu membiarkan Soo Young hidup damai? Selalu saja membuat jantungnya bergoncang tak karuan. Jangan lupakan juga dengan genggaman tangan tanpa aba-aba darinya. Owhh bisakah Soo Young lompat dari pesawat itu saja?

Pasrah. Mungkin hanya itu yang bisa dilakukan Soo Young saat menghadapi Nam Joon. Ia pasrah akan gossip yang pastinya akan heboh seantero kampus. Biarlah.

Akhirnya oh akhirnya. Soo Young bisa sedikit bernapas lega saat mereka menjajakkan kaki di tanah Korea. Senyuman Soo Young mengembang saat melihat sepasang manusia dengan seorang gadis kecil melambaikan tangan ke arahnya. Tanpa menunggu satu detik pun, perempuan itu berlari kegirangan. Bagaimana tidak? Merupakan sebuah momen langka kakak bantetnya menjemput Soo Young!

"Wah wahh pada kangen sama aunty cantik dan membahana ini ya?" Ujar Soo Young sambil mengibaskan rambut. Pasangan dewasa di hadapannya hanya bisa bergedik ngeri melihat tingkah Soo Young.

"Joy, kamu sehat? Udah ketularan temen kamu yang namanya kutil badak itu? Yang sering kamu ceritain?" Tanya Seulgi.

"Ishh mit amit!"

"Eh kok ada pak Nam Joon?" Kening sepasang manusia dewasa itu mengerut tat kala menyadari kehadiran Nam Joon bersama Soo Young.

"Oh iya, saya menyusul Soo Young."

Yaps, cukup satu kalimat itu berhasil memunculkan seribu pertanyaan di benak Jimin dan istrinya. Keduanya lalu melirik Soo Young yang sudah terlihat salah tingkah. Sungguh baru saja ia pasrah akan dicerca berbagai pertanyaan di kampus, kini apa lagi? Di rumah juga?! Soo Young panik. Ohh jangan sampai pikiran kedua manusia itu berkeliaran kemana-mana. Akan gawat! Perempuan itu dengan cepat menarik tangan Jimin untuk segera pulang ke rumah.

"Idihh gausah geer! Gue ke sini bukan buat jemput situ, malahan mau nitip Seulmin nih. Gue sama Seulgi mau kontrol proyek di Jeju, pesawatnya bentar lagi." Jimin, lelaki itu memang kutukan dari tuhan untuk seorang Park Soo Young!

"Ishh emang abang biadab! Sekaliii aja bikin bahagia adeknya gabisa apa?!" Ujar Soo Young dalam hati. Sungguh ia tak habis pikir kenapa ia harus memiliki kakak seorang Park Jimin? Terkadang ia iri melihat Nam Joon yang sangat menyayangi dan melindungi Jennie sebagai adiknya. Sedangkan Jimin? Huuhhh sudahlah. Contohnya saja saat dia tinggal di Jerman, pernah satu ketika Jimin mengunjunginya, Soo Young kira beban hidupnya di sana setidaknya bisa berkurang selama ada manusia itu. Namun kenyataannya apa? Soo young hanya bisa menghela napas saat tempat tidurnya dihiasi pulau buatan air liur Jimin yang tidur sepanjang hari selama ia di sana. Jangankan membantu adiknya, Jimin justru malah menambah beban Soo Young!

WAYS OF LOVE - NAMJOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang