Suara beradunya sendok dan garpu menjadi pembuka cerita. Jajaran anggota keluarga yang duduk di sebuah meja melingkar tengah berkutik dengan kudapan di hadapan. Senyuman tipis terlukis di bibir manis seorang lelaki saat membayangkan indahnya wajah kekasih. Lirikan demi lirikan tertiup dari dua wanita paruh baya.
"Joon." Seruan nama yang dilayangkan oleh Ibu Kim membuat si pemilik nama menoleh ke arahnya tak lupa juga dengan senyuman kecil yang menggambarkan bunga di hatinya.
"Kamu weekend ini ketemu sama perempuan yang waktu itu mama ceritain ya. Hari sabtu jam 8 malam di resto hotel kamu."
Luntur sudah senyuman itu. Sebuah benteng kembali di bangun lebih tinggi. Satu ucapan ibu mengundang atensi anggota keluarga lain yang kini serempak menoleh padanya. Kening seorang perempuan mengerut tat kala melihat reaksi lelaki di sebelahnya. Kim Nam Joon, diam membisu. Jennie mencoba mencairkan suasana dengan lelucon anehnya namun tetap, hawa dingin itu masih terasa.
Sebuah permintaan seolah menjadi angin yang berhembus menggoyangkan pohon yang berakar dari cinta. Permintaan itu menghujam hati seorang lelaki yang terlanjur dimiliki seseorang. Kelopak bunga mawar kini mulai membeku seiring dengan tuturan ibu.
"Nam Joon udah punya pacar." Benar, ini yang harus lelaki itu lakukan, memperjuangkan cintanya meski tahu betul tak akan mudah menentang wanita di hadapan. Reaksi yang diberikan ibu tepat sesuai dugaan. Anggukan kecil di kepala diringi dengan alis yang melayang di atas mata justru seakan membangun lebih tinggi benteng yang membatasi.
"Tapi tetap, kamu harus menikah sama perempuan yang mama pilih." Runtuh sudah harapan itu. Melayang tinggi kini di hempaskan tak henti. Dasar rasa kecewa telah dilampaui Nam Joon yang tak terima. Hanya satu wanita yang ia cinta dan itu Park Soo Young, tak ada yang lain. Ribuan kata penolakan yang Nam Joon berikan tak akan pernah membuahkan hasil. Sekali ibu berkata, maka runtuhnya bumi pun tak akan bisa menghentikannya.
'Yang terbaik'. Dua kata itu menjadi latar sebuah permintaan yang membangun benteng dua insan yang saling mencinta. Sang ibu hanya menginginkan yang terbaik untuk sang putra, tak ada yang salah kan?
"Mama bahkan belum tau gimana perempuan Nam Joon." Amarah, kecewa, semuanya teraduk sempurna. Tatapan kecewa terpampang nyata di netra Nam Joon yang menatap ibu yang telah melahirkannya. Tak akan pernah. Hanya satu perempuannya. Nam Joon tak mungkin mengkhianati perempuan yang ia cintai.
"Mama gak peduli. Intinya kamu harus menikah dengan wanita pilihan mama yang jelas-jelas sempurna dari ujung kepala hingga ujung kaki." Mata Jennie membulat seiring dengan tuturan sang ibu, sangat berbanding terbalik dengan Nam Joon. Tak ada lagi tatapan kebahagiaan di sana, yang ada hanyalah hawa dingin yang menusuk rongga. Kepalan tangan Nam Joon mengeras seiring dengan ungkapan demi ungkapan ibu yang memberi tahu bahwa wanita itu tak akan bisa di lawan. Deruan napas Nam Joon menahan amarah yang kian memuncak dapat Jennie dengar dengan jelas. Adiknya itu menggenggam erat tangan sang kakak berharap agar rahang yang mengeras perlahan melunak.
"Perempuan yang kamu maksud pasti di bawah perempuan mama." Lagi, sayatan hati yang mengukir amarah di dada menjadi awal perdebatan antara seorang anak dengan ibunya. Seluruh amarah terlanjur Nam Joon utarakan pada wanita yang kini mematung setelah hentakkan keras menghujani hati lewat kata demi kata yang tak semestinya terucap dari bibir putranya. Sebuah tamparan dari sang ibu yang mendarat tepat di pipi Nam Joon menjadi penutup perdebatan kali ini. Nam Joon tahu ia melewati batas, tapi semua ia lakukan hanya demi memperjuangkan seseorang yang memang harus ia perjuangkan.
Lelaki itu melangkahkan kaki meninggalkan ibunya tanpa sepatah katapun terucap. Hanya satu objek yang ditujunya kali ini, Soo Young.
Di tempat lain, angin sore berhembus menyebabkan rambut terurai seorang perempuan menari-nari tat kala melangkahkan kaki secepat kilat memasuki sebuah ruangan yang sudah dipenuhi manusia di dalamnya. 15.20. Bagus sekali, Soo Young telat 20 menit menghadiri kelas terakhirnya hari ini. Salahkan saja perempuan gembul bernama Wendy yang mengajaknya pergi kiloan meter hanya demi sebuah kimchi! Owhh menyebalkan sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
WAYS OF LOVE - NAMJOY
FanfictionLove has its own way to find you - xoxo Tentang cinta yang mempertemukan Park Soo Young, seorang professor muda dengan Kim Nam Joon, seorang CEO berkharisma. Bagaimana jika gadis itu telah memiliki kekasih? Akankah lelaki itu menyerah?