Be Back

175 33 1
                                    

Soo Young akan teguh dengan keputusan yang ia buat. Ia harus kuat. Seonggok luka di hati perlu ia perbaiki. Segenap tenaga ia kerahkan untuk menjauhkan diri dari pelukan Nam Joon yang kini menatap penuh tanda tanya.

"Ngapain kamu di sini?! Belum puas?! Mau nyakitin saya lagi?!!"

Soo Young meluapkan seluruh amarahnya melalui tatapan mata antara ia dengan si pembuat luka. Nam Joon sungguh tak mengerti apa yang terjadi pada kekasihnya. "Maksud kamu apa?"

Sebuah senyuman disertai tawa kecil keluar beriringan dengan tetesan air mata yang membanjiri pelupuknya. Soo Young benar-benar tak mengerti. Setelah semua luka yang Nam Joon iris padanya, kini lelaki itu bertindak seolah tak terjadi apa-apa.

Nam Joon kembali mendekap Soo Young dalam pelukan setelah netra perempuannya menyiratkan amarah yang mendalam. Soo Young tak tinggal diam, seluruh tenaga ia kerahkan untuk melakukan pemberontakan. Namun sayang, dekapan Nam Joon terlalu kuat untuk diterobos olehnya. Cairan mata yang terus berhasil lolos dari pelupuk Soo Young menjadi bukti bahwa Nam Joon telah melanggar janji. Janji untuk tak membuat perempuannya menangis, kini ia tepis.

Rencananya gagal. Malam itu, semesta belum mengizinkan Nam Joon melamar cintanya. Sorot mata beberapa anggota keluarga terasa penuh kecewa di balik kegelapan yang membabi buta. Benar, semua ini adalah sebuah rencana. Menghilang selama empat hari untuk mempersiapkan momen indah, kini hanya menjadi pajangan perempuannya untuk meluapkan sakitnya hati digores luka.

"Kamu kenapa?" Nam Joon kembali berusaha. Hatinya tak terima perempuan yang ia cintai meneteskan air mata.

"SETELAH KAMU KHIANATIN SAYA, MASIH BERANI KAMU MUNCUL DI HADAPAN SAYA?! MAU KAMU APA?!" Luapan amaran Soo Young sudah ia keluarkan sejadi-jadinya. Tanpa kata penutup, perempuan itu berlari masuk ke dalam villa meninggalkan Nam Joon yang dipenuhi tanda tanya.

Tak ada satu detikpun Nam Joon lewatkan untuk bertanya perihal apa yang terjadi pada Soo Young. Perempuan itu terus menghindarinya tanpa memberi penerangan alasan yang pasti. Seperti sekarang contohnya, Nam Joon kembali lagi berdiri di hadapan pintu kamar tak bersuara.

Tok..tok..tokk..

Tak ada balasan. Jimin, Seulgi, Ibu Park, semuanya sudah mengerahkan usaha untuk meminta kejelasan dari Park Soo Young. Namun nihil, perempuan itu bungkam seribu bahasa. Dua hari ia lewatkan dengan tak berinteraksi dengan orang sekitar.

Lagi, kesempatannya gagal. Perempuan di dalam sama sekali tak mengucap satu kata padanya. Tak ada satupun suara yang berani membalas ketukan pintu dari Nam Joon.

Kriiinggg...kringg

Ponsel di saku terdengar berdering. Suara seorang wanita terdengar di seberang telepon. Tanpa basa-basi, Nam Joon langsung bergegas menuju objek yang sedang menunggunya di tengah Kota Venesia.

Satu hal yang Nam Joon tak ketahui, Soo Young tak ada di dalam ruangan itu. Di sinilah ia, sebuah café bernuansa klasik dengan sungai air biru yang mengalir indah di hadapannya. Beningnya air ditambah udara yang lumayan sejuk membuat rasa damai menaungi hati yang tengah gusar. Kota Venesia adalah kota dengan sejuta pesona yang bisa membuat Soo Young lupa sejenak akan lukanya.

Soo Young sendirian. Ia hanya memiliki dirinya sendiri sebagai teman. Benar kata orang, pergi sendirian memanglah membosankan. Netra Soo Young mengedar mencari objek yang bisa menarik perhatiannya hingga batu besar itu kembali menghantam. Tepat di meja seberang, kekasihnya, Kim Nam Joon tengah berpelukan dengan wanita yang tidak lain tidak bukan adalah selingkuhannya. Wanita itu, adalah wanita yang Soo Young temui tiga hari lalu tepat di apartement milik Nam Joon.

Satu tetes air mata kembali meloloskan diri. Tidak, Soo Young harus kuat, ia perempuan. Sebuah tarikan napas akan menjadi titik mula Soo Young bangkit. Otaknya memerintah untuk pergi, tapi hatinya tetap ingin di sini. Kali ini, Soo Young tak akan mendengar kata hatinya, Ia yakin otaknya jauh lebih berguna. Dengan langkah gusar, ia berjalan menjauh dari tempat. Niatnya untuk pergi tanpa satu suara musnah sudah kala keningnya mencium pintu kaca di hadapan hingga ia meringis kesakitan. Oh tuhan! tak bisakah Soo Young pergi dari sana dengan tenang?

WAYS OF LOVE - NAMJOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang