Embarrassing memory

256 43 2
                                    


Sepasang manusia duduk termenung di sebuah minimarket dengan 7 kaleng bir dihadapan. Tegukan demi tegukan cairan bening ditelan seorang perempuan. Soo Young mulai melantur, alkohol itu sudah mempengaruhinya. Ribuan pertanyaan ia lanturkan dalam keadaan tak sadar. Pertanyaan yang didominasi dengan kata tanya 'mengapa'. Perempuan itu terus bertanya-tanya mengapa lelaki itu tega. Sebuah kenyataan mencuat bahwa ternyata Soo Young bukanlah tempat lelaki itu pulang. Benar, Soo Young memang tak pernah membiarkan satu lelakipun menyentuhnya lebih dalam. Mungkin itulah sebab Chanyeol pergi ke lain pelukan. Namun pertanyaannya, apa semua itu salah? Apa salah jika Soo Young menjaga dirinya hanya untuk lelaki yang akan menemani seumur hidup?

Senyuman menyimpul di sudut bibir seorang lelaki tampan. Sebongkah perasaan menyembur saat melihat sisi diri wanita di hadapan.

"Kamu ga salah."

"Eh Nam Joon-ssi?? Kamu di sini? Hahaa kamu tau? Kamu itu kerenn! Saya suka."

Sebuah kalimat pujian menjadi penutup lanturan malam. Soo Young mulai menutup mata pelan. Perempuan itu tertidur di atas meja dengan suara dengkuran. Nam Joon berusaha membangunkan, namun tak ada balasan. Sepertinya Soo Young sudah masuk ke dalam alam mimpi. Nam Joon berpikir keras. Kemana ia harus membawa perempuan ini pergi? Rumahnya? Ah tidak mungkin. Yang ada ia akan diserang ribuan pertanyaan oleh keluarganya.

Apartemen bernuansa monokrom menjadi tempat putusan untuk membawa perempuan itu pulang. Nam Joon membaringkan tubuh Soo Young di sebuah ranjang. Helaian rambut ia singkirkan saat menghalangi pandangan wajah rupawan.

"Kamu cantik Soo Young. Saya janji akan berusaha membuat kamu tersenyum." Ucapnya sembari mengelus lembut rambut perempuan di hadapan.

Hari sudah berganti. Terik matahari mengusik seorang perempuan dari bunga tidurnya. Mata Soo Young perlahan membentuk celah tat kala sinar mentari terus menerobos masuk. Kepalanya pening sekali. Ia terbangun dan menyadari ada yang salah dengan tempat bangunnya kali ini. Asing, ini bukanlah tempat yang biasa menyambutnya pagi hari. Perlahan namun pasti ingatan itu kembali. Netra Soo Young melebar tat kala mengingat semua kejadian semalam.

"Kamu udah bangun?" Suara husky seorang lelaki memecah lamunan pagi. Soo Young terperanjat saat menyadari ada manusia yang menyambutnya pagi hari. Iya, Nam Joon di sini, berada tepat beberapa langkah di hadapannya. Detik itu juga, hormon adrenalin seorang Park Soo Young mencuat dalam diri. Detakan jantung menguat tak henti. Dengan kecepatan secepat cahaya, perempuan itu menyingkap selimut yang membalut tubuhnya. Untung, pakaiannya lengkap, tak ada yang berubah sedikit pun. Syukurlah.

"Tenang aja. Saya bukan lelaki yang suka merusak perempuan."

Sekali lagi, syukurlah.

"K-kenapa saya di sini?" Ingatan kejadian semalam belum terangkai sempurna di benak Soo Young. Semuanya masih berbentuk kepingan puzzle yang berusaha ia susun. Jujur, perempuan itu tak tahu pasti alasan yang menyebabkan dirinya berakhir di kasur seorang lelaki. Satu hal yang ia ingat hanyalah saat dirinya meneguk cairan demi cairan minuman penghilang kesadaran. Benar saja, seluruh ingatan kejadian semalam tak terekam di benaknya. Dasar minuman sialan!

"Kemarin kamu minum kebanyakan sampai mabuk. Saya bingung mau bawa kamu kemana karena kamu ga kasih tahu alamat kamu, jadi saya bawa kamu ke sini."

Benar sesuai dugaan, lelaki itu melihat semuanya. Semua kekacauan yang menerpa diri Soo Young kemarin malam. Jatuh dalam lubang kecewa, kehilangan harga diri, semuanya.

"O-oke, makasih bantuannya. Kalo gitu saya pulang sekarang."

Dengan semburah merah yang menghiasi wajah, Soo Young beranjak menuju sebuah pintu hitam yang melambai-lambai. Hanya satu yang ia inginkan, cepat pulang. Langkahnya terhenti saat sebuah tangan menahannya pergi.

"Gak mau diantar?" Kim Nam Joon, tidakkah lelaki itu mengerti? Harus bagaimana jantung Soo Young bekerja ekstra sepagi ini?!

Sorot mata lelaki di hadapan menghujam Soo Young dengan seribu pertanyaan. Nam Joon memberi isyarat ada sesuatu yang salah dengan wajah perempuan di hadapan. Seakan mengerti akan isyarat yang disampaikan, tanpa menunggu satu detikpun, Soo Young langsung membalikkan badan menuju sebuah benda yang menampilkan pantulan dirinya. Kacau, bayangan perempuan itu bagaikan singa hutan!

"Yaaakkkk!!" Soo Young langsung bergegas melangkah saat rasa malu semakin menjajah. Sebuah kekehan kecil keluar dari bibir manis seorang lelaki yang melihatnya berlari hingga bayangan perempuan itu perlahan menghilang ditelan jarak pandangan.

"Aaaa malu ya tuhannn" Akhirnya, Soo Young bisa bernapas lega tat kala berhasil membawa diri menjauh dari si pembuat debaran hati. Sepanjang perjalanan pergi, tak hentinya ia mengacak rambut yang sudah seperti singa dan merutuki dirinya sendiri. Sungguh kalau bisa, ia ingin menghilang dari bumi. Coba saja pikirkan, perempuan mana yang tidak malu saat menyadari terbangun di hadapan seorang lelaki dengan rambut mengembang bak diberi baking soda dan mata bengkak seusai meluapkan kekesalan diri? Jangan lupakan juga sesuatu yang setia bertengger di matanya sejak tadi.

"Aaaa ada belek jugaaaw. MALUUUU!!!". Lingkaran rasa malu akan kebodohan diri yang tak kenal tempat dan waktu mengitari pikiran perempuan itu. Tak bisa ia bayangkan apa yang harus ia lakukan jika bertemu Nam Joon lagi. Perempuan itu terus merutuki kebodohannya sambil mengetukkan kepala ke tiang halte bis. Perlahan tapi pasti, ia menyadari sorot mata orang sekitar yang menatapnya aneh dan menggeserkan tempat duduk mereka menjauh darinya. Satu lagi, kebodohan Soo Young kembali.

"Tenang, saya ga gila kok." Ujarnya.


Finally i'm back!

Semoga suka ceritanya yaa

Love you, xoxo!

WAYS OF LOVE - NAMJOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang