Private Doctor

214 32 1
                                    


Di sinilah Soo Young, berdiri tepat di hadapan pintu hitam kokoh sebuah rumah bercat putih. Sesaat setelah menekan tombol bell, pintu itu terbuka menampilkan seorang wanita paruh baya yang langsung memeluknya. Ucapan hangat menyambutnya juga dengan senyuman manis yang setia terlukis di bibir.

"Mau jenguk Nam Joon ya? Langsung aja ke kamarnya."

Soo Young berjalan menyusuri satu per satu anak tangga menuju sebuah kamar yang dibatasi oleh pintu hitam yang kokoh. Saat pintu itu terbuka, di seberang sana, Nam Joon tengah tergulung dalam selimut sambil memejamkan mata. Niat Soo Young mulai goyah saat melihat sepertinya lelaki itu sedang tidur pulas, ia tidak ingin mengganggu Nam Joon. "Yahh lagi tidur, yaudah turun lagi aja."

"Eeehh engga-engga ini udah bangun." Saat Soo Young baru melangkahkan kaki berbalik arah, Nam Joon bangun dengan sigap. Matanya sudah seratus watt. Soo Young menggelengkan kepala melihat tingkah Nam Joon, ternyata lelaki itu pura-pura. Huh menyebalkan!

Soo Young mendekat dan netranya menangkap semangkuk bubur yang tidak tersentuh sedikitpun di meja nakas. Ia menarik napasnya dalam-dalam sebelum memulai ceramahnya pada 'anak lelaki' di hadapan. "Kamu gak makan? Gimana mau sembuh?!"

"Buburnya gak enak, saya mau yang bikinan kamu." Sepertinya Soo Young harus memiliki stok kesabaran penuh sebelum bertemu dengan Nam Joon yang tingkat manjanya melebihi seorang balita.

"Kalo aku masakin, bakal dihabisin?" tanya Soo Young yang langsung dibalas oleh anggukan kepala Nam Joon yang antusias.

Keinginan seorang Kim Nam Joon memang tidak bisa ditentang. Soo Young berjalan menuju dapur untuk membuatkan bubur Nam Joon. Dapur dengan desain eropa itu menyimpan perlengkapan masak yang sangat lengkap sehingga Soo Young tidak kesulitan untuk mencari bahan makanannya. Satu per satu bahan membuat bubur mulai dimasak di dalam sebuah panci yang cukup besar.

Saat Soo Young tengah berkutik di dapur membuatkan bubur untuk Nam Joon, si pasien tengah sibuk mengarahkan hair dryer yang menyala ke keningnya untuk menciptakan rasa panas seakan demam. Otak licik sekaligus brilian Nam Joon bekerja sangat lancar di situasi ini. Sebenarnya kondisi Nam Joon saat ini sudah sangat membaik dibandingkan kemarin malam. Namun, rasa ingin menghabiskan waktu dengan kekasihnya jauh lebih besar dan berhasil mengalahkan sifat workaholic yang sudah melekat di dalam dirinya selama ini. Biarlah, sehari saja cuti dari pekerjaan tidak akan membuat dunia kiamat kan?

Ketukan langkah kaki yang mendekat membuat Nam Joon segera kembali ke posisi awalnya, berbaring lesu di atas kasur dengan menggulung tubuh menggunakan selimut. Matanya sengaja ia buat layu agar sandiwaranya berhasil total.

Ceklek..

Pintu hitam itu terbuka dengan Soo Young yang membawa sebuah panci besar berisikan pesanan si pasien yang kini membulatkan mata.

"Tadaa nih buburnya. Ayo dimakan sampe HABIS yah." Rencana pembalasan Soo Young berhasil saat Nam Joon menganga tak percaya. Ia menekan kata 'habis' dari mulutnya agar lelaki itu menepati janjinya. Sebenarnya Soo Young sudah curiga Nam Joon hanya berpura-pura. Bola mata yang Nam Joon buat layu tidak cukup untuk menutupi kilauannya seperti mata orang sehat. Soo Young tidak mudah dibodohi.

"I-ini bercanda doang kan ya? Gak mungkin dong aku makan sepanci gitu?" Tanya Nam Joon meyakinkan Soo Young. Sayang seribu sayang, jawaban yang ia terima jauh dari ekspektasinya. "Engga dong, harus dihabisin semuanya biar cepet SEMBUH. Kan tadi katanya mau dibikinin bubur sama aku."

"S-sayang jangan gitu dong, masa kamu tega sama pacar sendiri?" Nam Joon berusaha melakukan negosiasi dengan Soo Young yang terus menyiapkan suapan demi suapan yang dipastikan akan memenuhi lambung, usus, beserta seluruh saluran pencernaan Nam Joon dari hulu ke hilir. Ia pastikan Nam Joon melahap semuanya tanpa sisa. Siapa suruh mengelabui seorang Park Soo Young?

WAYS OF LOVE - NAMJOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang