Seorang manusia berjas hitam duduk di kursi kejayaan sembari memainkan pena di tangan. Putar, putar, begitulah terus. Lelaki itu bosan, sangat. Terhitung sudah lebih dari dua minggu, tepatnya 17 hari perempuannya pergi. Bukan hanya pena yang berputar, namun rasa cemas juga mengitari pikirannya. Bayangkan saja, Soo Young sudah absen mengabarinya selama lebih dari 48 jam. Ralat! Tepatnya 48 jam lebih 12 menit!
Kemana perempuan itu? Pikir seorang lelaki yang mengusap kasar wajahnya. Cemas, itulah perasaannya saat ini.
Ting!
Tak ada angin, tak ada hujan, ponsel lelaki itu berbunyi menandakan sebuah pesan masuk. Entah apa pesan yang diterimanya, namun yang jelas itu membuat Nam Joon bangkit dari kursi kejayaannya dan langsung melangkahkan kaki secepat kilat.
"Wendy-ssi?" Ujarnya pada seorang perempuan berambut pirang yang sedang berjalan di sebuah koridor universitas.
"Iya? Pak Nam Joon mencari saya?" Wendy, wanita itu mengernyitkan dahi saat melihat lelaki di hadapannya berlari secepat 'the quickster' spongebob hingga membuatnya terengah-engah.
"Apa kamu tahu Soo Young kemana? Kenapa saya gak bisa hubungi dia ya?" Tanya Nam Joon.
"Oh iya, saya juga kurang tahu pak, sudah dua hari dia gak bisa dihubungi. Saya juga khawatir sekali." Pikiran wanita berpipi chubby itu seketika langsung tertuju pada sahabatnya yang menghilang bak ditelan bumi. Sungguh ingin sekali ia menemui Soo Young dan memakinya detik ini juga.
"Kamu tahu dimana alamat tinggalnya di sana?" Tanya Nam Joon dengan gurat muka tak tenang.
"Umm Hotel Hyatt Berlin kamar 831. Setahu saya dia menginap di sana."
Tanpa berpikir panjang, Nam Joon langsung bergegas menuju bandara. Pikirannya hanya terpaku pada satu objek, yaitu perempuan bernama Park Soo Young. Ia mengendarai mobilnya secepat kilat. Namun, tiba-tiba dering ponsel terdengar.
"Joon, lu di mana? Kita bentar lagi rapat." Ujar lelaki di seberang sambungan telepon.
"Hyung, nitip perusahaan. Gue harus ke Berlin sekarang." Jawaban Nam Joon yang hanya terdiri atas satu kalimat itu langsung mendapat protesan dari lawan bicaranya.
"Eh gila, lu ngapain ke sana?"
Tak ada jawaban. Yang ada hanya bunyi saluran telepon yang sudah ditutup oleh Nam Joon. Lelaki itu langsung kembali mempercepat laju kendaraannya dengan rasa cemas memenuhi dada. Pekerjaan memang penting, namun masa depannya jauh lebih penting. Perempuan itu di sana, mungkin saja dalam bahaya.
Sesampainya di bandara, Nam Joon langsung berlari menuju pesawatnya. Sepanjang perjalanan, tak hentinya ia memikirkan perempuan itu. Ia mengusap wajah kasar pertanda frustasi takut terjadi sesuatu pada Soo Young.
Kini kaki seorang lelaki sudah berpijak di ibu Kota Berlin yang tertutupi langit malam gelap. Tetesan air mulai turun membasahi kota itu seakan menggambarkan perasaan Nam Joon saat ini. Nam Joon menerobos derasnya hujan bergegas menuju pangkalan taksi di sekitar bandara.
"Sir, Hyatt hotel please." Ujarnya.
Sebuah taksi kuning beroda empat langsung melesat membelah jalanan kota Berlin yang dibasahi oleh derasnya hujan yang mengguyur, untuk membawa seorang lelaki kepada perempuannya. Sayang seribu sayang, jajaran mobil di hadapan membentuk sebuah kemacetan. Sudah 15 menit, tak ada pergerakan.
Nam Joon mengusap wajahnya kasar. Hujan, gelap, bahkan kemacetan. Apa tak ada satupun yang bisa membantu untuk menemui perempuannya? Pesan demi pesan ia terima dari ponsel di genggaman yang membuat ketakutan semakin mengitari pikiran. Bagaimana jika benar perempuan itu dalam bahaya?
Nam Joon tak bisa menunggu lagi. Ribuan detik sudah disia-siakannya dalam sebuah taksi yang tak kunjung bergerak. Lelaki itu memutuskan untuk turun dan berlari di bawah guyuran derasnya hujan sekalipun. Tak apa, demi perempuannya.
Langkah demi langkah ia tempuh dengan rasa cemas dan ketakutan yang semakin memenuhi dada. Tak ada yang dapat menghentikannya. Bahkan dinginnya udara yang menusuk sekalipun!
Akhirnya lelaki itu sampai. Di sini, di ambang pintu bertuliskan 831.
Tok..tok..tokk
Tak ada jawaban. Jantung Nam Joon semakin memompa cepat seiring dengan kecemasan akan wanita di balik pintu yang tak kunjung terbuka. Suara samar seorang lelaki terdengar.
"I can't have you think that I'm a nice guy. Especially if I'm holding a gun. Now, how many times have i told you? You're more likely to get shot being around a guy with a gun."
"AAAAAA"
Dor!
😱😭
Maaf ya guys ceritanya jd gini
Btw i'm back with a new cover lho^^
Hope u like it! Love u, xoxo!💜
KAMU SEDANG MEMBACA
WAYS OF LOVE - NAMJOY
FanfictionLove has its own way to find you - xoxo Tentang cinta yang mempertemukan Park Soo Young, seorang professor muda dengan Kim Nam Joon, seorang CEO berkharisma. Bagaimana jika gadis itu telah memiliki kekasih? Akankah lelaki itu menyerah?