Langit biru menaungi kota sibuk Seoul siang ini. Soo Young berada di sebuah tempat dengan ornamen bunga di sekeliling. Yaps, siapa lagi kalau bukan karena Seulmin. Keponakannya itu kekeh ingin bertemu dengan aunty Rose, kesayangannya.
Kring!
Suara bel pintu berbunyi menandakan seseorang masuk.
"Selamat siang silahkan mas--" Ucapan Soo Young terhenti saat mengenali lelaki yang memasuki toko itu dari kejauhan.
"Pak Nam Joon?" Pikirnya.
Seorang wanita berambut pirang terlebih dahulu menyambutnya. Senyuman manis terpancar saat melayani pelanggan. Rose namanya, sahabat Soo Young, si pemilik toko bunga menawan. Buket bunga warna putih, itulah pesanan Nam Joon yang langsung membuat Rose bergegas membuat pesanannya.
"Pak Nam Joon?" Soo Young menghampiri lelaki berbalut sweater dengan empat garis di lengan kirinya. Senyuman hangat itu kembali lagi. Sorotan netra yang tidak bosan dipandang itu juga terpancar penuh makna.
"Umm, beli bunga buat Jennie ya?"
"Maksudnya?" Nam Joon menautkan alis saat bingung dengan pertanyaan Soo Young.
"I-iya, beli buat pacar bapak kan?" Canggung sekali rasanya menanyakan pertanyaan itu. Tapi tak apa, rasa kepo Soo Young jauh lebih tinggi.
"Jennie itu adik saya."
Yaps, terjawab sudah pertanyaan yang berkeliaran di pikiran Soo Young.
"Mommyy. Eulmin mau es cim." Seorang gadis kecil menghampiri mereka membuat Nam Joon menundukkan kepala. Hilanglah harapan itu. Soo Young memang bukanlah gapaiannya. Itulah yang dipikirkan seorang Kim Nam Joon saat ini.
"Iya sayang, bentar ya."
"Oppaaa!" Seorang wanita berambut pirang berlari dan berhambur memeluk Nam Joon. Mata Nam Joon membulat saat melihat perempuan itu semakin mendekat.
"Aduuhh udah lama banget ya kan? Kok oppa makin ganteng siihh!" Heboh, itulah kata yang bisa menggambarkan bagaimana perempuan bernama Nayeon saat melihat lelaki 'masa lalunya'.
"Wahh kayaknya kita emang jodoh deh. Ketemu lagi kan setelah 10 tahun. Oppa beneran makin ganteng! Gimana nih ketemu aku lagi? Aku makin cantik kann? Lady Diana juga kalah pokonyaa!" Demi apapun wanita itu memiliki kepedean tingkat dewa!
Lagi dan lagi Nam Joon hanya bisa membalasnya dengan tersenyum kikuk sambil menganggukkan kepala. Kalau boleh meminta satu permintaan, ia hanya ingin perempuan berambut pirang itu musnah dari kehidupannya.
Rose menghampiri mereka dengan membawa sebuah buket mawar putih yang terlihat cantik dengan balutan pita merah di tengahnya. Perempuan berambut pirang itu membulatkan mata dan tersenyum kegirangan.
"Wahh mawar putih! Buat aku ya? Oww how sweet! Oppa tau bakalan ketemu aku yaa? Ato jangan-jangan oppa suka stalking aku lagi?!" Nam Joon hanya bisa menarik napas dan memijat kening menghadapi Nayeon. Oh sungguh berat!
"Oppa inget ga sih waktu SMA, oppa ngasih aku bunga! Aku tau oppa suka sama aku. Tapi maaf ya oppa waktu itu aku udah punya pacar jadi gabisa nerima oppa."
Wow!
Demi neptunus, perempuan itu benar-benar memiliki tingkat kepedean setinggi dewa! Ucapan demi ucapannya langsung membuat Nam Joon terbelalak tidak percaya.
"Kapan emangnya saya kasih kamu bunga?"
"Ishh oppa masa lupa! Oppa naro bunga di loker aku, trus ada surat tulisannya dari Kim Nam Joon. Oppa romantis banget sih!"
"Anjir KIM TAE HYUNG!" Kekesalan Nam Joon seketika memuncak saat mengingat sahabatnya itulah yang dulu berulah sehingga mengakibatkan ia terlibat dengan cacing kremi seperti Nayeon.
"T-tapi itu bukan saya yang kasih. Itu kerjaan teman saya. Maaf ya." Ucapan Nam Joon langsung membuat Nayeon mengerucutkan bibir dan menautkan alis.
"Pftt." Soo Young yang berdiri di sana sekuat tenaga menahan tawa. Aksinya seketika terhenti saat tatapan setajam silet dari Nayeon mengarah padanya. Ia langsung memalingkan wajah dan berakting serius. Sungguh, Soo Young ingin sekali tertawa terbahak detik ini juga.
"Mbak, bisa tolong jangan berdiri di situ ga? Saya risih." Ujar Nayeon dengan nada ketus. Soo Young terpaku. Telunjuknya bahkan refleks mengarah pada mukanya yang sudah menampilkan ekpresi menganga.
"Dia? Ngusir gue?! Oh dude ini kan toko bunga bukan tempat bucin!" Ujarnya dalam hati. Ia pun langsung pergi meninggalkan kedua manusia itu. Ingatlah, Park Soo Young adalah seorang manusia dengan tingkat kepo mengalahkan dewa. Tidak mungkin ia pergi begitu saja. Selagi ada celah, mengapa tidak dimanfaatkan bukan? Ia mengintip di balik ruangan Rose melihat kedua manusia itu.
"Oppa, aku kangen banget sama oppa. Kita makan yu!" Nayeon merengek bak seorang balita. Nam Joon bergedik geli dan memutar otak untuk cepat-cepat menghilangkan diri dari Nayeon yang seperti bergelantungan di tangannya.
"Maaf, tapi saya udah telat, harus pergi sekarang. Duluan ya!" Nam Joon berlari secepat kilat meninggalkan Nayeon yang wajah langsung mengusut seketika. Satu pasang mata yang melihatnya dibalik celah pintu tertawa hingga menitikkan air mata.
"Oke, Jennie adeknya, ini siapa lagi?"
Jujur saja, Soo Young akui tampilan perempuan itu jauh lebih menarik dari dirinya. Perpaduan mini dress berwarna merah muda dan heels terlihat sangat fashionable membalut tubuhnya. Jangan lupakan juga dengan make-up yang memoles rapi wajah perempuan itu. Berbeda sekali dengan Soo Young, jangankan pakai riasan wajah, mandi pun kalau tidak wajib mungkin ia akan mencoret dari daftar kegiatan yang harus dilakukan. Setiap hari libur adalah hari terbaik bagi Soo Young untuk menggulung diri di balutan selimut dari pagi hingga malam. Tidak ada waktu mandi, kecuali jika ibunya mulai melayangkan celotehan menyuruhnya bersentuhan dengan air.
Haii!
So far gimana nih? Suka gak sama ceritanya?
Saran dan masukannya boleh banget loh
Let me know it!^^

KAMU SEDANG MEMBACA
WAYS OF LOVE - NAMJOY
Hayran KurguLove has its own way to find you - xoxo Tentang cinta yang mempertemukan Park Soo Young, seorang professor muda dengan Kim Nam Joon, seorang CEO berkharisma. Bagaimana jika gadis itu telah memiliki kekasih? Akankah lelaki itu menyerah?