Tujuh hari telah berlalu dan menyisakan hari dimana Soo Young akan pergi menuju Jerman untuk sebuah penelitian. Terlihat seorang wanita beserta dengan rekannya sedang menunggu bis jemputan. Jangan lupakan juga dengan beberapa orang yang berkumpul menyemangatinya. Senyuman tercipta di bibir Soo Young karena salah satu mimpinya akan terwujud. Namun, senyuman itu ternyata bukan senyuman tercerah yang bisa bibir merona itu tunjukkan. Ada satu hal yang mengganjal di hati Soo Young. Sedari tadi, perempuan itu terus mengedarkan pandangannya. Namun sayang, objek target yang ia cari tak kunjung menampakkan diri.
"Soo Young." Suara husky yang sangat khas seketika terdengar oleh Soo Young. Suara itu, suara yang Soo Young nantikan sejak tadi. Akhirnya, sebuah alasan dapat membuat senyuman seorang perempuan berada di level maksimum. Lelaki itu, ada di sini.
"Nam Joon? kamu tahu saya mau pergi?"
"Iya, saya tahu dari kakak kamu."
Hening...
Hanya ada suara mata kedua manusia yang saling bertatap. Entah apa yang mereka bicarakan melalui tatapan itu, hanya mereka yang tahu.
Senyuman Soo Young, senyuman yang dipastikan akan memenuhi ingatan seorang lelaki. Nam Joon menatap lekat perempuan yang akan dirindukannya. Ia membawa tubuh Soo Young dalam dekapan. Nam Joon memeluk perempuan itu dengan sangat hangat dan lembut seolah tak ingin ada kata pisah sekalipun hanya sesaat. Jika ditanya bagaimana keadaan Soo Young saat ini, jawabannya adalah tidak baik. Jantung perempuan itu terus memompa dengan cepat. Getaran demi getaran mengalir di sekujur tubuhnya. Oh tuhan, perasaan aneh apa ini?
"Hati-hati ya, jaga diri baik-baik. Kalau ada apa-apa, langsung telepon saya."
"Oppaa!" Seorang gadis dengan senyuman semanis gummy menghampiri mereka sambil menggandeng seorang lelaki yang sontak membuat Soo Young melepas pelukan lelaki di hadapannya.
"CIYEEE.. So sweet banget sih oppaku! Gapapa terusin aja peluk-peluknya, nanti Jennie lapor ke ibu negara kalo oppa udah punya pacar. Jadi gaakan diteror lagi kan?" Godaan yang dilontarkan gadis berpipi chubby berhasil membuat semburan merah tercipta di pipi Soo Young. Perempuan mana yang tidak akan tersipu malu jika diperlakukan seperti itu bukan?
"Asikk hyung buruan nikah, biar gue sama Jennie juga nikah."
Kali ini sama, semburan merah juga tercipta di pipi Nam Nam Joon. Namun ada yang berbeda, pipi merah bagaikan tomat itu bukan pertanda dirinya tersipu malu, melainkan kesal dengan Taehyung yang terus mengajak adiknya menikah. Bahkan Jennie belum tamat kuliah! Timpukan darinya pun mengenai Taehyung yang langsung memanyunkan bibirnya.
"Ishh oppa! Kok baby aku ditimpuk sih?!" Protes Jennie.
"Aduhh beb sakit kepala aku nih." Yaps, seorang 'anak kecil' berperawakan dewasa dengan tubuh besar bernama Taehyung kembali lagi. Nam Joon hanya bisa bergedik geli saat melihat sifat Taehyung yang selalu manja kepada adiknya. Owhh benarkah seperti itu rasanya orang berpacaran? Nam Joon bersumpah tak akan pernah dirinya ada di posisi Taehyung saat ini. Bergelayut manja pada kekasih walaupun dengan tubuh besar dan dasi yang melingkari leher menunjukkan bahwa ia sudah dewasa. Sungguh kekanak-kanakan.
"Lo kan dokter, obatin sendiri lah!" Ujarnya.
"Ishh beda lah hyung, yang gini cuma bisa diobatin sama pacar. Hyung belom pernah ngerasain kan? Makanya punya pacar sana!" Kata demi kata yang dilontarkan membuat Nam Joon menarik napasnya dalam-dalam. Taehyung memang pelatih kesabaran!
"Oppa!" Panggilan 'oppa' siapa lagi kali ini? Oh, ternyata dari seorang perempuan dengan julukan 'kutil badak' bernama Nayeon yang berlari menghampiri mereka. Kening keempat manusia itu tertarik ke atas kala melihat Nayeon dengan dandanan heboh seantero jagat raya, tak lupa juga dengan riasan tebal yang terpoles di wajahnya.
"Nayeon, kamu mau kemana pake jambul kayak gitu?" Tanya Jennie keheranan.
"Eh ada calon adik ipar, biasa laahh aku mau mewakili NEGARA kita tercinta ini untuk penelitian di Jerman."
"Pfftt" Soo Young berusaha menahan tawanya sekuat tenaga. Pemilihan diksi Nayeon memang tinggi, bahkan lebih tinggi dari heels yang dipakainya saat ini. 10 cm!
"Udah udah, gausah dipuji, ini biasa buat aku beneran deh. Btw gimana nih penampilan aku? Udah membahana kan? Udah cocok buat jadi istri oppa Nam Joon kan?" Ujar Nayeon sambil mengibaskan rambutnya.
"Pfftt" Kali ini bukan hanya Soo Young yang berusaha kuat menahan tawa, Jennie dan Taehyung juga. Hanya Nam Joon saja yang bergedik geli mendengar tuturan perempuan dengan jambul di kepalanya itu.
Oh tuhan, mengapa kau ciptakan manusia bentukan kayak gini?
"Permisi Bu Nayeon, Prof. Soo Young, bisnya sudah datang, mari berangkat." Seorang pria akhirnya datang mengusir kegelian yang menyeruak di badan keempat manusia itu.
"Saya pergi dulu ya." Soo Young menatap lekat mata lelaki yang memeluknya tadi. Nam Joon, lelaki itu kemudian kembali mendaratkan pelukannya pada Soo Young.
"Jaga diri baik-baik, kalau ada apa-apa telepon saya."
"Iya, iya tadi kamu juga udah bilang begitu." Soo Young terkekeh sambil melepas pelukan lelaki cerewet di hadapannya.
"Oppa! Sekarang giliran Nayeon yang dipeluk!" Seorang perempuan dengan kepala berjambul kemudian melebarkan tangannya dan berjalan mendekati Nam Joon. Berhasilkah perempuan itu memeluknya? Oh tentu tidak. Soo Young lebih sigap menariknya masuk ke dalam bis. Entah apa perasaan yang dirasakan Soo Young, perempuan itu hanya tak rela Nayeon menyentuh Nam Joon. Atau mungkin bukan hanya berlaku bagi Nayeon, tapi seluruh perempuan!
Melihat tingkah Soo Young yang terlihat 'cemburu' membuat senyuman lebar tercipta di bibir Nam Joon menampilkan deretan gigi putih yang tersusun rapi di rongga mulutnya. Bahagia? Tentu saja! Ia melambaikan tangan pada perempuan yang sudah terduduk manis di balik kaca kendaraan besar itu.
"Hyung, say goodbye ke siapa? Nayeon?"
Srett!
Candaan Taehyung sontak langsung membuatnya mendapat lirikan setajam silet dari manusia yang digodanya.
Gemes bgt aku nulis chapter ini
Semoga suka ya^^
Love u, xoxo!

KAMU SEDANG MEMBACA
WAYS OF LOVE - NAMJOY
FanfictionLove has its own way to find you - xoxo Tentang cinta yang mempertemukan Park Soo Young, seorang professor muda dengan Kim Nam Joon, seorang CEO berkharisma. Bagaimana jika gadis itu telah memiliki kekasih? Akankah lelaki itu menyerah?