26. Making Memories

524 60 4
                                    


Putar displaynya biar ngena, atau kalau memang kalian pengen baca part ini, diharapkan sambil mendengar musik. Pasti rasanya ahh, mantap.

Yang pastinya harus lagi romantis, biar ngena.







Votenya jangan lupa chinggudeul~~


Hari yang ditunggu telah tiba. Soora sudah mengenakan baju pengantinnya, menunggu sampai dirinya diijinkan keluar. Dahyun berdiri di sana, menatap Soora dengan binar haru yang tak bisa ia bendung lagi. Selamanya, ia akan mengingat semua moment ini dalam ingatannya. Kebahagiaan kedua orang tuanya juga menjadi kebahagiaan baginya.

"Ibu~"

Soora merentangkan tangannya, menyuruh Dahyun untuk mendekat supaya dirinya bisa memeluk putri kecilnya, karena bagi Soora Dahyun tetaplah putri kecil kesayangannya. "Kemarilah!" Ucapnya sembari menepuk tempat di sebelahnya. Soora langsung mendekap tubuh mungil Dahyun sesekali mengecup keningnya.

"Anak Ibu yang paling cantik, putri kesayangannya Ibu, bahagialah sayang. Kau sudah benar dengan jalan yang kau lalui selama ini. Ibu selalu mendukungmu." Ucapnya sedikit menitikkan air mata lalu mengecup pipi kiri dan kanan Dahyun, bergantian. Dahyun tampak menggeleng.

"Ini hari bahagia Ibu, jangan menangis!" Matanya ikut berkata-kata karena sang Ibu. Soora menggeleng.

"Ibu tidak menangis sayang, Ibu terharu sampai tidak kuasa menahannya. Kau sudah besar. Meskipun begitu, kau tetap putri kecil Ibu."

Baik Soora maupun Dahyun tampil dengan maksimal hari ini. Soora yang berjalan di atas altar bersama Jimin sebagai pendamping tersenyum begitu bahagia. Di depan sana, Hyungyu sama gugupnya seperti dirinya, padahal kalau diingat ini adalah pernikahan kedua mereka. Jimin langsung turun dari altar dan menghampiri Dahyun. Gadis itu tengah menangis tersedu-sedu melihat pengantin di depan sana.

"Hyun, berhenti menangis. Kau jadi jelek." Bisiknya sembari mengelus punggung tangan Dahyun, menenangkan gadis itu. Dahyun segera menepis tangan Jimin dan menatap dengan tajam kearah pemuda itu. Dia baru saja dikatai jelek? Wah, berani sekali.

"Apa kau.." Ucapan Dahyun terhenti karena tindakan Jimin. Pemuda itu tengah menghapus air matanya, mengusap pipinya dengan lembut. Bahkan, pemuda itu sampai rela membalik posisinya agar bisa melakukan apa yang ia inginkan.

"Jim~"

"Aku tahu kau menangis bahagia dan sebentar lagi pengucapan janji akan segera terucap. Setelah semuanya agenda acaranya selesai, kau bisa menangis sepuasnya dan aku siap menampungnya."

Rasanya Dahyun ingin sekali memukul kepala Jimin. Bisakah pemuda itu serius sedikit saat seperti ini? Dan kenapa ia harus jadi tersipu seperti ini karena ucapan Jimin? Tapi, pada akhirnya apa yang ia inginkan terwujud. Ia memukul lengan Jimin sedikit kencang dan kembali menatap tajam kearah pemuda itu.

"Diamlah!" Desisnya tajam, bak ular berbisa.

Ballroom tempat pernikahan Soora dan Hyungyu sudah mulai tenang dan hening. Pendeta di depan saat sudah memulai membaca janji untuk kedua pasangan di depan sana. Mereka tersenyum sesekali melirik menatap satu sama lain.

"Dengan ini aku nyatakan, kalian resmi menjadi suami-istri. Suami dipersilahkan mencium istrinya!"

Hyungyu tak akan menolak apa yang sudah tersaji di depannya. Setelah sekian lama, akhirnya apa yang selama ini ia tunggu kembali. Dirinya sudah pulang kepada pemiliknya. Sedikit melumat bibir tipis itu dengan lembut.

Fall In Love [Dahmin Version]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang