Hai
Aku.....
Emm...
Pokoknya happy reading~~
Dahyun masih memilih untuk mendiamkan Jimin. Dan pemuda itu cukup tahu diri untuk tak mengganggu Dahyun. Tapi, semakin kesini Dahyun malah jadi uring-uringan. Mengatakan bahwa Jimin tidak peka dengannya.
Well, Kim Dahyun. Ini juga karena dirimu yang mau. Jimin hanya menurut atas kemauanmu yang serba berkedewaan yang tidak bisa diganggu gugat. Dahyun menghentakkan kakinya.
"Jimin!!!"
"Apalagi Dahyun. Kau menyuruhku diam, aku akan diam." Sungguh, Jimin lelah dengan semua kemauan Dahyun. Tapi, demi dia tidak diacuhkan oleh si gadis ia rela.
"Jahat, jahat, jahat!"
Oke. Dia tidak bisa berdebat lagi. Dahyun yang akan kembali masuk ke dalam kamar, urung karena tangannya ditahan oleh Jimin. Pemuda itu dengan cepat mengukung tubuh Dahyun di tembok dan membuat Dahyun stagnan ditempatnya. Terlalu terkejut dengan apa yang baru saja terjadi.
"Ji..min!" Cicitnya pelan bahkan hampir tak terdengar. Jimin tampak menghela napas dan Dahyun memilih menunduk sembari memainkan ujung kemeja milik Jimin.
"Sudah selesai marah-marahnya?"
Dahyun diam, bungkam bingung mau menjawab apa semakin menunduk. Dengan cepat, Jimin meraih dagu Dahyun kemudian mengangkatnya agar tatapan mereka bertemu. Manik mata Dahyun terlihat bergetar. Jimin lagi-lagi menghela napas.
"Hei, maaf. Aku hanya menuruti apa kemauanmu dan sekarang apa? Jawab aku!"
Dahyun terisak. Ia tidak niat untuk membuat Jimin mengabaikannya, atau lebih tepatnya ia yang awalnya mengabaikan malah jatuhnya seperti dia yang diabaikan. Dahyun tidak suka diabaikan.
"Jangan menangis! Aku minta maaf, oke?" Jimin mengusap pipi Dahyun, menghilangkan jejak air mata di sana. Perlahan, gadis itu sudah tak menangis hanya sesegukan lalu berhenti. Mulai tersenyum walau hanya setipis kertas.
"Nah, kalau begini,'kan cantik!" Ujarnya sembari mengacak rambut Dahyun. Dahyun masih diam, membuat Jimin menghentikan aksinya.
"Kenapa?"
"Aku bosan!"
"Aku kira apa!" Jimin mengelus dadanya, entah kenapa diamnya Dahyun selalu menjadi hal yang Jimin waspadai. Ia tampak berpikir.
"Aku ingin sekali mengajakmu, tapi pekerjaanku masih banyak. Kau mau, kan menunggu sampai semuanya benar-benar selesai, jika aku selesai aku akan menuruti semua kemauanmu, apapun itu!"
"Janji?"
Jimin mengangguk, mengaitkan jari kelingking kepada Dahyun yang entah sejak kapan sudah ia sodorkan, membuatnya terlihat seperti pinky promise. Mereka terkekeh geli akan tingkah mereka yang terlihat seperti anak kecil.
Sadar tak sadar, Jimin mati-matian menahan senyum gemaskan kepada Dahyun, hingga berujung ia kembali mengacak rambut Dahyun dengan sebuah celetukan yang malah membuat Jimin semakin tak bisa menahannya lantaran tingkah Dahyun selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall In Love [Dahmin Version]✔️
Fanfic⚠️⛔ Mature Content, Romance, Family⛔⚠️ Jimin terjebak dalam dunia yang tak pernah ia ketahui. Di kejar layaknya buronan hingga ia dipertemukan dengan gadis yang mengatakan bahwa ia adalah si biang sial karena telah menggagalkan pertemuannya dengan s...