"Sial."
Seseorang mengumpat setelah dirinya hampir ketahuan oleh sekumpulan polisi. Beruntung, ia berhasil sembunyi tepat waktu. Ia tampak menghela napas lega.
"Hampir saja."
*
*
*
"Ibu, aku berangkat."
Tampak seorang gadis sedang mengendarai mobil miliknya. Meninggalkan rumah besar bernuansa putih tersebut.
"Ck!"
Ia berdecak kala dirinya sampai di tempat tujuan. Katanya ada perkumpulan, tapi ia tidak melihat ada orang termasuk sahabatnya datang ke tempat ini. Sial, ia tertipu lagi.
"Menyebalkan." Sungutnya sambil menendang ban mobil miliknya.
Mengambil ponsel dari tas dan menelepon sahabatnya. Kemudian mematikannya secara sepihak.
"Apa-apaan sih? Tahu begini aku kembali tidur."
Ia menghela napas. Kembali masuk ke dalam mobil, melajukannya menuju rumah. Ya, baru saja beberapa menit yang lalu ia pergi sekarang sudah kembali. Membanting pintu mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah dengan menghentakkan kaki.
"Menyebalkan."
"Ya ampun, anak ibu kenapa, kok pulang malah marah-marah sih?"
"Aku di tipu, tidak ada perkumpulan. Apa mereka semua berusaha menjebakku?" Sungutnya sembari melipat kedua lengannya di dada.
"Sudah, sana masuk kamar ganti pakaian lalu sarapan, kau belum sarapan kan?"
Ia menghela napas kemudian mengangguk, "Baiklah." Berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Kemudian kembali ke ruang makan.
"Ibu."
"Iya, sayang?"
"Tidak jadi."
Sang ibu hanya mengernyit, kemudian membelai rambut putrinya dengan sayang sembari tersenyum.
"Ibu tahu, ini sulit bagimu. Tapi, apa yang bisa ibu lakukan jika Tuhan berkendak lain."
Ia hanya menghela napas. Ia tidak bodoh, ibunya tahu keadaannya. "Ibu memang selalu tahu keadaanku, tapi aku hanya tidak menyangka, bagaimana ayah bisa tega melakukan ini semua kepada ibu, hm?"
"Ibu juga tidak tahu sayang, sekarang habiskan sarapanmu."
"Baiklah.
Dahyun hanya bisa menghela napas. Ya, sedikit banyak ia tahu tentang kedua orang tuanya yang cerai secara mendadak da kenapa hak asuh jatuh pada tangan sang ibu. Hanya saja, ini terlalu rumit. Bahkan, ia tidak tahu sebenarnya apa pekerjaan dari kedua orang tuanya. Ia memang sering melihat ibunya pulang larut bahkan keesokan harinya. Ibunya tidak pernah cerita setiap kali ia bertanya.
"Apa kau akan terus berdiam diri seperti ini?"
Sudah keberapa kali Dahyun memutar bola matanya jengah kala ibunya kembali menyerukan pertanyaan yang serupa. Menghela napas kemudian sebelum menurunkan ponsel dari pandangan.
"Ibu, tidak bisa 'kah aku tenang barang sebentar?!"
"Pergilah bermain atau cari seseorang agar kau tidak mematung di dalam rumah."
"Cih, memangnya siapa yang mau denganku?" Dumelnya tapi masih bisa di dengar oleh sang Ibu.
"Banyak di luar sana, kau saja yang tidak tahu."
"Ibu mau kemana?"
"Kerja, rekan ibu sudah menunggu."
Dahyun berdecak kemudian beranjak. Ya, menurut sedikit tidak masalah. Lagipula ia juga bosan di rumah dengan kerjaan yang serba monoton itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall In Love [Dahmin Version]✔️
Fanfic⚠️⛔ Mature Content, Romance, Family⛔⚠️ Jimin terjebak dalam dunia yang tak pernah ia ketahui. Di kejar layaknya buronan hingga ia dipertemukan dengan gadis yang mengatakan bahwa ia adalah si biang sial karena telah menggagalkan pertemuannya dengan s...