22. Find You, Save You

306 48 2
                                    




Dahyun sudah benar-benar bosan terkurung seperti ini. Di saat semua orang tidak menyadari tindakannya kali ini, ia berpura-pura jika semuanya baik-baik saja. Ia tidak pernah menyangka jika tali yang mengikat dirinya lepas dengan mudah. Berdiri dengan perlahan kemudian memukul punggung penjaga tersebut sekali hantaman. Tewas. Dahyun tersenyum senang.

Latihan dengan Jimin tak membuatnya lemah. Ia akan terus mengingat kalimat Jimin tersebut. Berjalan pelan menuju pintu. Ia merutuk karena tidak ada jendela di dalam ruangan gelap ini. Membukanya dengan perlahan dan memperhatikan sekeliling. Sepi. Bagus, ia bisa meloloskan dirinya. Begitulah pikirnya.

Tapi keberuntungan tak berpihak kepadanya. Ia kalah cepat karena ketahuan ingin kabur. Ia mengumpat dalam hati. Begitu mereka menangkapnya ia berusaha memberontak, tapi gerakannya berhenti melihat apa yang mereka pegang. Ponselnya dan tengah menyambungkan panggilan pada seseorang.

"Kembalikan ponselku! Kalian tidak boleh meneleponnya!" Raungnya galak. Tapi terlambat karena seseorang itu sudah mengangkat panggilannya.

"Halo, Dahyun!"

"Tidak! Kembalikan ponselku. Kalian tidak boleh meneleponnya, dia tidak bersalah."

"Diam atau kami akan berbuat kasar kepadamu!"

Dahyun menoleh, penjaga yang menjaganya di ruangan tadi belum tewas ternyata dan Dahyun jadi berpikir kalau dialah yang memanggil bala bantuan. Brengsek. Umpatnya dalam hati.

"Dahyun, kau di sana?"

"Jangan datang kemari, kumohon. Aku akan membebaskan diriku sendiri dari bajingan ini."

PLAK

Dahyun menoleh ke samping. Tamparan itu benar-benar menyakitkan dan membekas di pipi putihnya. Untuk pertama kali dalam hidupnya, ia ditampar dan itu bukanlah keluarganya yang melakukannya melainkan seseorang yang telah menculiknya.

"Kami bilang diam atau kami akan semakin kasar kepadamu, nona!"

Dahyun terdiam tapi terus berdoa dalam hati, menyuruh Jimin untuk tidak datang kemari.

"Jangan sakiti gadis itu, ia tidak bersalah karena akulah yang kalian cari. Jadi apa mau kalian?"

"Tidak Jimin, tidak. Jangan kemari!"

"Tidak Dahyun, kau tidak salah. Aku yang salah dan malah melibatkanmu dalam masalahku. Jadi, aku akan bertanggung jawab dan menyelamatkanmu."

Di balik sana Dahyun terus menggeleng, memberitahu kepada Jimin untuk tidak datang kemari. Pemuda itu tidak boleh mati di tangan para bajingan brengsek ini. Tidak boleh. Dahyun tidak akan pernah rela.

"Aww, romantis sekali. Datang ke alamat yang akan kami berikan kepadamu. Kami tunggu siang ini dan jangan membawa bala bantuan. Kau mengerti?"

"Aku mengerti. Dahyun tunggulah sebentar lagi!"

Pip

Dahyun memberontak dan langsung berlari menghampiri orang yang memegang ponselnya, merebutnya dengan kasar. Panggilan sudah terputus dan ia kembali merutuk karena ponselnya mati kehabisan daya.

Dan untuk pertama kalinya, Dahyun diperlakukan kasar oleh mereka. Tubuhnya banyak meninggalkan bekas luka dan memar. Ia hanya bisa merintih dan meringis kesakitan. Ia benar-benar membutuhkan pertolongan tapi tidak mau Jimin datang kemari.


***


Jimin cukup terkejut kala Dahyun meneleponnya. Tapi, bukannya suara Dahyun yang ia dengar melainkan suara seseorang yang ia pastikan yang telah menculik Dahyun. Ia menatap Soora yang berdiri tidak jauh darinya. Tatapan mereka bertemu.

Fall In Love [Dahmin Version]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang