30. We Kissed (Again)?!!

653 49 8
                                    



Nih, aku up malam ini buat menemani maljum kalian semua, wkwkwk

Ada yang kangen sama mereka?

Makasih lho kalau kalian memang kangen sama mereka.

Kalau aku enggak usah dikangenin, karena aku orangnya kangenin banget, hahaha





Happy Reading!!

Gerakan membuka mata itu terlihat seperti gerakan slow motion sungguh sangat mendebarkan. Mereka harap cemas di sana. Hingga suara napas Jimin menjadi penanda terbuka dengan sempurnanya kedua mata tersebut. Mereka bernapas dengan lega.

"Baiklah, biar aku periksa dulu!"

Sang Dokter memeriksa beberapa hal. Senyuman di wajahnya tidak pernah luntur. Ia menghela napas.

"Jimin sudah berhasil melewati masa pasca operasi, atur pola makan dengan baik dan jika jahitannya sudah kering, dia diperbolehkan pulang!"

"Terima kasih, Dok!"

"Saya permisi!"

Setelah peninggalan Dokter, tatapan mereka tertuju pada Jimin yang baru saja siuman. "Senang melihatmu siuman, Jim. Kami benar-benar cemas!" Hyungyu mengutarakan kelegaannya. Jimin tersenyum, pandangannya tertuju pada Dahyun yang berdiri di sana.

"Hei, kau sudah tidak menangis lagi,'kan?" Candanya diselingi kekehan.

"Bodoh!" Balasnya sembari membuang muka. Walaupun jujur Dahyun senang melihat Jimin siuman. Tapi, maaf saja gengsi dong kalau ditunjukkan langsung.

"Ah, aku tidak bisa berlama-lama karena kasusnya masih berlanjut dan aku akan kabari tentang perkembangannya dan Jimin!" Jimin mendongak kala Hyungyu memanggilnya. Tatapannya mengisyaratkan untuk pria itu melanjutkan ucapannya.

"Setelah pulang dari kantor, bisa kita berbicara? Ini seperti introgasi selaku korban dan aku akan memanggilkan detektif untuk membantu!"

Jimin mengangguk.

"Aku juga harus pergi, memantau keadaan. Kalian tidak apa-apa,'kan ditinggal berdua?"

Lagi, Jimin mengangguk. Dahyun masih diam tapi di dalam hati dirinya mengiyakan ucapan Ayah dan Ibunya. Soora paham, Jimin membutuhkan ruang untuk berbicara empat mata dengan Dahyun, jadi ia memilih menyingkir juga untuk memberikan ruang kepada mereka.

Lalu hening mengelilingi mereka. Dahyun berjalan mendekat membuat senyum Jimin semakin melebar. Si gadis duduk dihadapannya, Jimin segera mengambil tangan Dahyun, menggenggamnya dengan erat. Dahyun masih menunduk.

"Hei...."

"Kau bodoh, ya?" Dahyun menyela ucapan Jimin. Kini tatapan tertuju pada Jimin. Jenis tatapan terluka. Jimin sampai tertegun melihatnya. Belum pernah melihat tatapan Dahyun saat ini.

"Hyun!" Jujur, Jimin bingung ingin mengatakan apa. Ia belum pernah dalam masalah seperti ini.

Jimin mematung saat Dahyun tiba-tiba memeluknya, mencoba untuk mencerna apa yang terjadi tapi terhenti karena mendengar suara isakan Dahyun. Dahyun menangis.

"Hei, ada apa? Sudah jangan menangis, aku tidak apa-apa!"

Sebenarnya, Dahyun tak tahu bagaimana mengekspresikan kebahagiannya saat melihat Jimin siuman. Inginnya tidak mau menangis, tapi runtuh juga saat mereka tengah berdua seperti ini. Jimin masih tidak mengerti dengan apa yang terjadi, jadi ia hanya mengelus punggung Dahyun dengan lembut sembari memberikan kata penenang.

Fall In Love [Dahmin Version]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang