Pelan-pelan baca part ini, jangan sampai salah paham, ntar bingung lagi
Hehehe, aku males jelasin
Pokoknya, pelan-pelan yang guys, biar paham
Happy Reading
-
-
Jimin bangun lebih awal. Berjalan keluar dari kamar sambil mengucek matanya. Perlahan merenggangkan tubuhnya yang terasa pegal, lantas berjalan ke arah dapur untuk minum, tiba-tiba ia haus. Omong-omong, ia sudah sembuh.
Saat di dapur, tiba-tiba ia mendengar suara seseorang menangis, lantas menghampiri suara tersebut dan melihat Dahyun yang tengah duduk di ruang tengah sambil menangis.
"Hei! Ada apa?"
Mendengar suara itu, Dahyun langsung menoleh ke arah Jimin. Matanya sudah sembab karena menangis, hidungnya merah dan bibirnya mengkerut ke bawah. Jimin yang melihat itu masih bergeming di tempatnya. Tidak biasanya Dahyun seperti ini. Setahunya, gadis itu masih ceria kemarin, lalu apa yang terjadi sampai dirinya menangis di pagi hari.
"Jim!"
Jimin langsung tersadar dari lamunannya dan melihat Dahyun yang sudah beranjak, kini berdiri di hadapannya. Ia hanya mengangkat alisnya bertanya-tanya ada apa dengan dirinya.
"Ada apa?"
"Aku rindu Ibu!"
Mendengar itu, hati Jimin mencelos. Tiba-tiba merasa bersalah, karena telah melibatkan gadis ini. Gadis ini masih lugu, tidak tahu apa-apa tentang dunia yang menimpa mereka. Jimin selalu menyesal setiap kali melihat Dahyun menangis seperti ini dan mengatakan apapun yang membuatnya semakin bersalah.
"Hei, maaf, kita belum bisa terbebas dari semua, nanti kita kembali dan kau bisa bertemu dengan Ibumu." Jimin menenangkan Dahyun, sampai gadis itu mulai sesegukan, berusaha meredam tangisnya.
-
-
Di dalam kamar, Dahyun baru saja bangun dan mendengar suara Jimin yang berbicara entah dengan siapa. Lantas ia keluar dari kamar dan melihat Jimin tengah berbicara, memiringkan kepalanya, sedikit merasa ganjal.
"Jim, sedang apa kau di sana?"
"Tentu saja menenangkanmu." Balasnya sambil menoleh ke arah Dahyun, lantas mengernyit alis. Bingung? Kalau ia berbicara dengan Dahyun lalu siapa yang ada di depannya?
Perlahan ia menoleh lagi dan betapa terkejutnya ia, orang yang berdiri di hadapannya menjadi sosok yang mengerikan dan menyeringai kearahnya. Spontan, Jimin langsung berteriak dan berlari ke arah Dahyun.
"Kyaaaa......" Ia segera bersembunyi di belakang tubuh Dahyun, mengintip sedikit ke arah ruang tengah yang masih menampakkan sosok menyeramkan tersebut.
Dahyun tampak menggelengkan kepalanya, lantas memijitnya kemudian. "Astaga! Aku sudah mengatakan kepadamu, jangan mengganggu kami. Dan kami sepakat tidak akan mengganggumu, kau lihat dia sampai ketakutan."
"Aku tidak takut." Elak Jimin. Lalu berusaha keluar dari tubuh Dahyun walau sedikit takut.
Terdengar kekehan dari sosok itu, lantas menatap Jimin dan kembali menatap Dahyun. "Maaf, aku tidak sengaja, walau sebenarnya iseng tapi dia terpengaruh juga." Ucapnya sambil menunjuk Jimin.
Dahyun tampak menghela napas, kemudian menatap sosok yang tampak kabut itu. "Iya, ya, kau selalu mengatakan hal itu, tidak sengaja, cih! Bukankah kita sudah sepakat kemarin?"
![](https://img.wattpad.com/cover/222590609-288-k389520.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall In Love [Dahmin Version]✔️
Fanfic⚠️⛔ Mature Content, Romance, Family⛔⚠️ Jimin terjebak dalam dunia yang tak pernah ia ketahui. Di kejar layaknya buronan hingga ia dipertemukan dengan gadis yang mengatakan bahwa ia adalah si biang sial karena telah menggagalkan pertemuannya dengan s...