27. A Little Explanation Ending In Perfection

422 46 14
                                    


Ayo, kita lanjut bapernya.

Yang kangen sama mereka, ayo angkat tangan





Pada dasarnya Dahyun yang memang tak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya, terasa sangat asing. Hidupnya memang hanya seputaran belajar, sekolah, dan belajar. Monoton bukan? Ya, itulah Kim Dahyun, sebelum dirinya mencoba merubah nasib dengan mengikuti sebuah aplikasi biro jodoh dan sialnya malah bertemu dengan Jimin. Tapi, Dahyun akui kedatangan pemuda itu merubah semuanya. Apapun yang terasa awam di dirinya menjadi luar biasa menakjubkan.

Dahyun menggeliat di tempatnya, cahaya matahari yang menerobos masuk melalui celah jendela terasa menyilaukan. Perlahan membuka matanya sesekali menyipit karena sinar. Pandangan pertama yang ia dapat adalah, jemari seseorang yang menggenggam erat jemarinya. Ia tersenyum tipis. Tangannya begitu tenggelam di dalam genggamannya.

Ia menoleh dan mendapati Jimin masih terlelap dengan damainya. Tak ingin mengganggu sebenarnya, tapi matahari sudah menyising di timur sana. Pemuda itu membiarkan lengannya menjadi bantal untuk Dahyun plus ia gunakan untuk menggenggam jemari Dahyun. Memeluk tubuh si gadis dengan sebuah pelukan yang menghangatkan. Dahyun benar-benar tidur dengan lelap semalam karena pelukan Jimin.

Dahyun mengubah posisi tidurnya menjadi terlentang masih tetap mempertahankan genggaman mereka, melirik Jimin lewat ekor matanya. Pemuda itu sama sekali tidak bergeming dari tempatnya. Benar-benar tak terganggu dengan suara gemerisik yang ia timbulkan.

"Jimin!" Bisiknya pelan. Si pemuda mengernyitkan alis sebelum tenang kembali. Dahyun kembali berseru.

"Jimin! Hei, bangun!" Ujarnya sedikit keras. Jimin bergeming dan mulai mengerjapkan matanya. Menyipit karena sinar yang terasa menusuk.

"Jimin!"

"Hmm?"

"Sudah bangun?" Diberi pertanyaan seperti itu, Jimin malah menenggelamkan wajahnya di bahu Dahyun sembari berceletuk.

"Belum." Nada suara yang serak khas baru bangun. Genggaman tangan yang menjadi bantalan kepala Dahyun sudah terlepas akibat pergerakan Dahyun. Dahyun meringis, merutuki pertanyaannya yang tak berbobot tadi.

Dahyun mengusak kepala Jimin lembut, memberi kode supaya pemuda itu lekas bangun. "Hei, ayo bangun, ini sudah pagi."

Baik Jimin maupun Dahyun memiliki kesamaan yang unik, mereka sulit untuk bangun pagi. Tapi, semenjak hidup dikejar layaknya buronan Dahyun mengubah kebiasaan lamanya. Ia ini perempuan. Masa akan terus menerus terjebak dalam kebiasan jika suatu saat nanti hidupnya akan ada tambahan –dalam artian ia hidup sebagai seorang istri. Bisa dicap jelek ia sampai hal itu terjadi.

"Aku masih mengantuk, Hyun. Tolong biarkan aku tidur sebentar lagi!"

Dahyun berdecak. "Iya, kau boleh tidur tapi lepaskan dulu pelukannya. Aku tidak bisa bangun?!" Deliknya tapi tak digubris oleh Jimin, pemuda itu malah semakin memeluk Dahyun dengan erat.

Jika kalian bertanya dimana mereka? Tentu saja mereka berada di kamar Dahyun. Jimin terus memelas agar bisa tidur bersamanya. Pemuda ini jadi lebih aktif sejak pengakuannya lagi empat hari yang lalu. Dahyun benar-benar tak menolak akan hal apa yang pemuda itu lontarkan. Ia sudah benar-benar terlanjur jatuh dalam tiap pesona Jimin, begitupun dengan Jimin pribadi.

"Nanti saja, jangan kemana-mana!"

Kenapa rasanya mereka seperti pasangan suami-istri pada umumnya? Padahal mereka baru mengungkapkan perasaan mereka serta mengakui kekalahan dari kesepakatan yang pernah mereka ajukan.

Fall In Love [Dahmin Version]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang