11. Ketakutan

932 110 6
                                    

⌗⌗⌗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⌗⌗⌗

Hari mulai gelap, sedangkan Ezara masih berada dipinggir jalan, menunggu kendaraan umum untuk pulang ke rumahnya. Jika saja ponselnya tak habis daya, mungkin dia bisa pulang dengan naik ojek online.

Namun, kendaraan umum tak kunjung lewat. Akhirnya, Ezara tetap berjalan menyusuri trotoar jalan, berharap seseorang datang dan menolong dirinya.

"Sial, kenapa juga hp gue harus mati? Kalo gini caranya sampai kapan gue nyampe rumah?" kesal Ezara menatap sekelilingnya.

Langkahnya terhenti saat Ezara melihat sekumpulan pria bertato sedang berminum ria ditengah gang yang ingin ia lewati. Tanpa ingin menganggu, Ezara memutar tubuhnya, dan mengambil jalan yang lebih jauh dari rumahnya.

Seseorang tolongin gue, lirih Ezara dalam hati.

Hujan turun secara tiba-tiba, refleks Ezara berlari mencari tempat untuk berteduh. Sayangnya keberuntungan tak berada dipihak Ezara, warung kecil yang ingin ia kunjungi untuk berteduh sepertinya tempat tongkrongan bagi seusianya. Namun, Ezara tak mau dirinya kehujanan, dia terpaksa pergi kesana dan bergabung bersama mereka.

"Kayanya anak Egbert nih."

"Gas gak? Lumayan cakep tuh."

"Ah gak deh, gue bosen berurusan sama SMA Egbert terus, apa lagi siswinya."

"Ah cupu lu."

"Biar gue yang deketin, kalo gue berhasil berani taruh sama gue berapa?"

"Deketin dulu aja, duit belakangan."

Samar-samar Ezara mendengar bisikan mereka. Mendengarnya saja sudah merasa muak, apa lagi di dekati salah satu dari mereka. Ezara tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi hari ini, ingin rasanya menatap mereka satu persatu, tapi rasa takutnya lebih besar dibanding rasa penasarannya.

Kemudian Ezara mendengar suara kaki mendekat padanya dari arah belakang. Ezara segera menyiapkan diri, berusaha menahan ketakutannya.

"Leo, dari SMA Pelangi."

Sekilas Ezara menatap uluran tangan pria itu, lalu mengacuhkannya, berusaha menutupi segala rasa takutnya, cuaca dingin pun menyertai tubuhnya.

Terdengar suara tawaan keras mentertawai temannya yang bernama Leo itu, karena tak bisa mendapat perhatian Ezara. Disaat Ezara hanya fokus pada suara-suara bisikan mereka, tanpa Ezara sadari terdapat Gion yang berada satu tempat dengannya.

GEZARA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang