1. Motivasi Ezara

2.9K 225 57
                                    

⌗⌗⌗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⌗⌗⌗

"Pagi-pagi udah bikin orang iri aja," sindir Ceshya-teman Ezara dari kelas XI Ips 5-melihat Ezara sedang duduk dibangkunya bersama Gerald disampingnya.

Ezara hanya tersenyum tipis mendengar ucapan Ceshya. Lalu kembali fokus pada Gerald yang sedang menjelaskan teori materi dari pelajaran Sejarah Indonesia yang ia tak pahami. Selama Gerald menjelaskan materi disampingnya, Ezara sama sekali tak bisa menangkap satu kata pun dari ucapan Gerald. Jika ditanyapun, ia hanya mengangguk, seolah-olah sudah paham dengan materinya.

"Udah paham 'kan?" tanya Gerald sekali lagi sambil menatap Ezara yang sedang menatapnya. Ezara langsung mengalihkan pandangannya, lalu kembali mengangguk.

"Gimana mau paham kalo disampingnya ada orang yang selalu menjadi pusat perhatian matanya," sahut Resqia tersenyum jahil dari arah belakang kelas.

"Sedari tadi gua lihatin juga, kayanya Ezara cuma fokus ke wajah lo doang deh, Ger," imbuh Aulia.

Mendengar ucapan ketiga temannya, Ezara mendengus kesal. Mengapa teman-temannya selalu mengacaukan situasi ke-uwuan-nya, seakan-akan mereka memang sengaja ingin mengacaukannya.

"Ngadi-ngadi lo pada. Gua paham kok, paham banget malah," cibir Ezara seraya tersenyum meyakinkan mereka bertiga.

Gerald mengacak-acak rambut Ezara gemas, "Kalo paham, coba jawab pertanyaan gua."

"Permintaan anda diterima, tapi dengan syarat tidak boleh dengan pertanyaan yang sulit," jawab Ezara.

Gerald sedikit berfikir, sedangkan Ezara menunggu Gerald dengan penasaran. Sedangkan, mereka bertiga menatap Ezara dengan tatapan meledek, meyakinkan diri mereka masing-masing bahwa, jika Ezara pasti tak akan bisa menjawab pertanyaan dari Gerald.

"Siapa tokoh yang menyatakan bahwa bumi itu bulat?" tanya Gerald setelah berfikir lama.

Ezara kembali mengingat-ingat materi yang sudah pernah dijelaskan oleh gurunya. Kemudian ia menatap Gerald dengan memasang wajah melasnya, seraya berkata, "Nggak tau."

Seketika tawa ketiga temannya meledak. Ezara menatap mereka satu-satu dengan sinis, melihat mereka sangat puas melihat Ezara tak bisa menjawab, hingga tak ada satupun yang menghentikan tawaan. Lalu beralih menatap wajah Gerald yang terlihat sedang menahan tawanya.

"Kalo mau ketawa, ketawa aja. Nggak usah ditahan gitu," rajuk Ezara membuat Gerald tertawa pelan.

"Bener 'kan, Ezara tuh nggak akan bisa jawab pertanyaan Gerald. Dari dulu, setiap sesi tanya-jawab sama Gerald, pasti dia nggak bakal bisa jawab pertanyaan sulit yang dikasih sama Gerald," ledek Aulia.

"Ganti pertanyaannya. Kali ini, gua usahain, biar gua bisa jawab pertanyaan dari Gerald," ujar Ezara lalu Gerald kembali berfikir.

"Kali ini gampang. Siapa Gubernur Jenderal VOC yang pertama?"

"Udah pernah diajarin loh, Zar sama pak Mahfud," seru Resqia menatap Ezara yang masih berfikir.

"Nggak tau ah, kesel. Mending lo pergi aja sana ke kelas," cibir Ezara sambil mengusir Gerald agar pergi dari kelasnya.

"Ya udah kalo ngusir, gua bakal pergi. Jangan harap, gua nungguin lo nanti dijam istirahat," ucap Gerald sambil berdiri dari duduknya kemudian pergi tanpa mendengar jawaban dari Ezara.

"Mampus lo, Zar. Mas crush-nya ngambek," ledek Ceshya diakhiri kekehan.

"Nggak jadi deh ditemenin makan siang di kantin sama mas pacar," imbuh Resqia.

"Gapapa, tenang. Nggak bisa sama dia, kita kan ada, jadi nanti biar kita yang temenin lo dijam istirahat lo," seru Aulia sambil duduk disamping Ezara, tempat Gerald duduk sebelumnya.

"Dari pada lo ngeledekin gua terus, mending kalian cari cowok biar ada yang ngurusin kalian," kesal Ezara menatap ketiga temannya yang terus meledeknya.

"Heh, gua udah punya pacar ya," protes Resqia.

"Cowok gua juga banyak, nggak perlu dicari lagi," timpal Ceshya dengan menyombongkan dirinya.

"Cowok banyak, tapi nggak ada satu pun yang ngasih kepastian. Yang ada, digantung terus kaya jemuran, sampe kering ya Cesh ngejemurnya," ledek Aulia seraya tertawa.

"Lo sendiri gimana? Belum ada 'kan? Makanya jangan nungguin si Glen terus. Suka kok sama yang hatinya dingin, lo juga belum pernah saling ngobrol sama dia, kenapa bisa suka?" hardik Ceshya tak terima dengan ucapan Aulia.

"Udah dong, jangan mulai. Gua nggak mau, kalian ngeributin masalah cowok lagi," sela Ezara.

"Sebenarnya, Gerald tuh pacar lo atau guru private lo, Zar? Kenapa selalu minta Gerald ajarin lo, apa jangan-jangan lo cuman mau modus lagi sama Gerald biar dia ada selalu disamping lo?" goda Ceshya.

"Pacar sekaligus guru private buat gua. Lagi pula, Gerald nggak merasa terganggu kok sama hal ini, kalo pun dia merasa terganggu, pasti dia udah nolak dari awal. Gerald tuh motivasi hidup gua selama ini, dia alasan gua setiap harinya semangat ke sekolah," jelas Ezara seraya tersenyum dengan membayangkan wajah Gerald yang terlihat manis saat tersenyum.

"Kok lo mendadak jadi bucin gini?" tanya Resqia bergidik ngeri melihat tingkah Ezara.

"Dia 'kan emang udah bucin dari awal, Res," jawab Aulia.

"Awas, Ul. Gua mau duduk, bel masuk udah bunyi tuh, mending kalian berdua pergi ke kelas kalian," perintah Resqia pada Aulia untuk bangun dari tempat duduknya.

Mereka berempat memang tak sekelas bersama, tapi kesolidaritasan mereka tak bisa dibayar dengan uang. Ezara hanya sekelas dengan Resqia dikelas XI Ips-1, sedangkan Ceshya bersama Aulia dikelas XI Ips-5. Mereka saling kenal saat masa orientasi, hingga sekarang masih tetap menjadi teman.

Begitupun dengan Gerald, ia tak sekelas dengan Ezara. Bahkan, tak sejurusan dengan Ezara. Gerald berada dijurusan kelas Mipa, yang berada dikelas XI Mipa-3. Gerald mengenal Ezara sejak dua tahun yang lalu, bertemu disaat dirinya sedang berada disalah satu kedai sendirian, dan tanpa sengaja melihat Ezara sedang bermain sendiri di taman yang tak jauh dengan kedai yang Gerald kunjungi. Hubungannya pun kini masih berjalan lancar sampai sekarang, dan akan menuju ke-730 hari.

Ezara mengecek ponselnya kembali saat merasakan ponselnya bergetar. Ia tetap membukanya, walaupun kini sudah ada guru di depan kelasnya. Saat melihat nama Gerald tertera dilayarnya, rasa penasarannya pun bertambah dan ingin segera melihat pesan tersebut.

Gerald
Semangat belajar, cantik.

Sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman lebar. Pesan singkat dari Gerald membuat hatinya merasa bahagia dan tenang. Lalu Ezara kembali menaruh ponselnya dibawah meja, dan fokus pada guru dihadapannya tanpa niat membalas pesan Gerald.

⌗⌗⌗

Jangan lupa untuk menekan ⭐ dan komen dengan hal positif apapun itu akan Author terima.

Gumawo <3.

GEZARA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang