⌗⌗⌗
Sedari tadi, Gerald terus menatap Ezara yang terlihat hanya diam tanpa berbicara banyak seperti biasanya. Gerald merasa seperti ia kini sedang bersama orang lain, bukan Ezara.
"Zar, baik-baik aja 'kan?" tanya Gerald seraya menyentuh tangan Ezara agar Ezara menatapnya.
Ezara mendongakkan kepalanya, menatap Gerald penuh tanya. Pikiran dan hatinya merasa bimbang ketika mengingat kejadian siang hari saat disekolahnya. Haruskah Ezara bertanya pada Gerald apa yang sebenarnya terjadi diantara Gerald dengan Friska? Ezara hanya takut, Gerald akan menganggap dirinya terlalu posesif padanya.
Apa yang harus gua lakuin? Ezara mengigit bibir bawahnya, ia bertambah bingung saat melihat wajah Gerald yang terlihat cemas padanya.
"Zar, jawab gua."
Lagi-lagi ucapan Gerald membuat Ezara semakin terpojok. Ezara bukan lah tipe orang yang pandai mencari alasan, sekeras apapun ia memberi alasan pada Gerald, pasti akan tetap dicurigai olehnya.
"Ger.." Ezara akhirnya bersuara setelah lama berpikir.
"Iya, Zar?"
"Gua boleh tanya sesuatu?"
Sekilas Gerald memperhatikan Ezara, wajahnya terlihat serius, bahkan Gerald pun merasakan kegugupan Ezara dimatanya. Tak ingin membuat Ezara semakin gugup, Gerald berusaha menenangkan Ezara agar terlihat tenang dengan tersenyum padanya.
"Tanpa lo minta izin buat nanya juga udah tentu boleh, Zar," ucap Gerald dengan nada halus agar Ezara tak gugup lagi.
"Janji nggak marah?" tanya Ezara sambil mengulurkan jari kelingkingnya agar Gerald dapat berjanji dengan menyatukan kelingkingnya dengan jari kelingking Ezara.
Tanpa berpikir lagi, Gerald menyatukan kelingkingnya dengan jari kelingking Ezara. Lalu menatap Ezara, "Janji."
Setelah itu, Ezara melepaskan jarinya dari Gerald, mereka kembali duduk seperti biasa. Perlahan, Ezara menarik nafas panjang lalu menghembuskannya dengan lega.
"Akhir-akhir ini gua lihat-lihat, kayanya lo semakin hari semakin deket sama Friska. Ada urusan apa sama Friska?" tanya Ezara dengan jantung yang kini sedang berdegup sangat cepat jauh dari kata normal.
Gerald bergeming, tak menjawab dan tak bereaksi apa-apa terhadap pertanyaan Ezara. Satu hal yang Ezara benci dari Gerald adalah wajah datar yang dimilikinya, hingga Ezara tak dapat membaca ekspresi apapun dari wajahnya saat berbicara serius dengannya.
"Saudara."
Jawaban singkat itu tak membuat Ezara merasa puas. Tetapi, Ezara hanya mengangguk atas jawaban Gerald dan tersenyum padanya.
"Saudara bapak atau ibu?"
"Enggak tau, lupa."
Mendengar jawaban Gerald seperti itu, seketika hatinya merasa panas. Akan tetapi Ezara tetap berusaha tersenyum pada Gerald, memastikan bahwa Ezara percaya padanya, walaupun hatinya tak berbicara seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEZARA ✔
Fanfiction[Follow dulu baru baca. Habis baca jangan lupa tap bintang] Memiliki suatu hubungan asmara yang sudah terjalin lama, tak menentukan kedua pihak saling mencintai. Pada faktanya, Ezara harus menanggung semua rasa sakit yang diberikan oleh Gerald. Diab...