34. Masihkah kamu berada disini

733 38 10
                                    

⌗⌗⌗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⌗⌗⌗

Suara alarm di kamar berhasil membangunkan Ezara yang biasanya bangun siang. Empat bulan terlewati, masa-masa paling berat bagi Ezara, dia bisa melewati semuanya dengan lancar.

Ezara segera mempersiapkan diri untuk pergi ke sekolah, bersemangat dihari pertama ujian sekolah.

Jika kali ini dia berhasil, masa depannya akan dia lewati bersama sang Papa. Hidupnya saat ini tak lagi merasa kesepian, hadirnya seorang Ibu baru dihidupnya membuat dia mendapatkan kebahagian lebih banyak.

Terkadang tak semua Ibu tiri jahat, ada beberapa yang baik, contohnya Istri dari Papanya saat ini. Ezara kira, Papanya akan menikah lagi setelah bersama yang sekarang, ternyata dia salah. Papanya sudah benar-benar berubah, demi dirinya.

"Ezara sayang, udah bangun belum?" teriak dibalik pintu kamar Ezara.

Ezara mendengar suaranya yang sedang berada di kamar mandi. Dia bergegas cepat menyelesaikan aktivitas mandinya, lalu keluar dan mempercantik dirinya.

"Mama harap kamu udah bangun ya. Mama tunggu di meja makan," ucapnya lagi.

⌗⌗⌗

"TADAA!!" seru Hendri seraya mengeluarkan sebuah kotak kecil, lalu memberikannya pada Ezara.

"Ini apa Pah?" tanya Ezara dengan menerima kotak itu.

"Coba buka."

Mendapat instruksi dari Papanya, Ezara langsung membuka penutup kotak itu. Melihat dua jepit rambut berwarna biru cantik membuat Ezara tersenyum senang lalu menatap Papanya kembali.

"Makasih Papa, cantik jepitnya," seru Ezara dengan antusias.

"Lebih cantik lagi kalo dipasang dirambut kamu," sahut Wulan sambil mengambil kedua jepit berwarna biru itu lalu mengaitkannya disamping rambut Ezara.

Ezara hanya terdiam saat Wulan memakaikan jepit dirambutnya. Ia menatap sendu wajah Wulan. Ibu yang dianggap jahat selama ini ternyata sosok Ibu paling baik, mengingatkannya kepada Ibu kandungnya.

"Makasih Mama," ucapnya setelah jepitan rambut itu terpasang.

"Udah siap? Yuk berangkat. Hari ini, hari pertama ujian, Papa akan mengantar kamu ke sekolah," ujar Hendri.

"Ezara berangkat dulu ya Mam," pamit Ezara seraya menyalami tangan Wulan.

"Hati-hati di jalan ya, semoga lancar ujiannya," tutur Wulan dengan mengelus rambut Ezara.

"Aamiin. Bye Mam."

Ezara bersama Papanya pergi keluar. Dia terus melambaikan tangan kepada Mamanya, sesekali tertawa karena melihat wajah Mamanya tersipu malu.

Sampai di luar, Ezara bertemu dengan Barret. Dia menyapanya, Ezara menyapa balik. Begitu pula dengan Hendri yang sedang memanaskan mobil ikut menyapa Barret.

GEZARA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang