16. Saranghae

957 113 2
                                    

⌗⌗⌗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⌗⌗⌗

Suara nada ponsel berbunyi sangat nyaring, hingga Ezara yang berada di dapur langsung mengambil ponselnya yang berada diatas meja makan. Dia mengangkat telepon saat melihat nama Gerald yang tertera, tak lama muncul wajah Gerald dilayarnya.

"Kok tumben telepon gak ngabarin dulu?"

"Kan tadi siang udah gue bilang."

"Oh iya lupa. Emang lagi gak sibuk? Biasanya jam delapan malam lagi disibuk mabar sama temen."

"Lu lagi ngapain?"

"Ditanya malah nanya balik. Gue lagi di dapur beres-beres."

"Gak ganggu kan?"

"Enggak."

"Kangen."

Satu kata dari Gerald berhasil membuatnya terkejut. Ezara menghentikan aktivitasnya, lalu berjalan ke arah ruang tengah. Perasaan Ezara semakin kacau dibuatnya.

"Kok tumben? Pasti ada sesuatu dibalik kata kangen itu." Ezara duduk disofa rumahnya, sedangkan hatinya sudah melayang entah kemana.

"Emang gak boleh kangen sama pacar sendiri?"

"Bukan gak boleh, cuman aneh aja. Tadi siang kita bertengkar, terus tiba-tiba bilang kangen. Kaya ada yang janggal aja."

"Maaf kalo gue agak kasar sama lu, tapi gue beneran kangen sama lu. Kangen masa-masa dimana kita akrab-akrab aja tanpa masalah."

"Lu aja kangen, apa lagi gue."

"Mau balik lagi ke masa itu kan?"

"Mau banget."

"Sekarang gini, lu percaya kan sama gue kalo gue sama Friska gak ada apa-apa? Dan sebaliknya, gue juga percaya sama lu, kalo lu sama Barret cuman sebatas teman kecil yang selalu bersama. Jadi, jangan pernah salah paham lagi ya? Gue capek dicurigain terus, gue jadi ngerasa kalo gue emang beneran jahat sama lu."

Ezara tercengang. Dia begitu terharu mendengar penjelasan Gerald, hatinya begitu menyentuh, sungguh Ezara rindu dengan sosok Gerald yang seperti ini.

"Ada angin hujan apa sampe bisa buat lu berubah gini? Tapi gue seneng lu kaya gini lagi, gue paham kok maksud lu. Maafin gue juga, kalo gue sempet kasar, ngehina Friska sampe bawa-bawa orang tua, gue cuman refleks aja karena kesel liat kalian berdua kaya gitu."

"Jadi, kita baikan nih ya? Jangan ngulangin lagi kesalahan yang sama ya, Zar. Lu perempuan, gak pantes bicara kasar.

"Iya, Ger. Lu juga, awas aja kalo gue lihat kalian berdua kaya gitu lagi, gue beneran gak bakal maafin lu."

"Yakin gak bakal maafin gue lagi?"

"Yakin seratus persen."

"Jadi, besok lu mau kan minta maaf ke Friska? Gue pastiin dia juga minta maaf sama lu."

GEZARA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang