⌗⌗⌗
Perlahan Vera membuka pintu ruangan rawat Gerald. Pertama kali yang ia lihat adalah Gerald yang sudah berganti pakaian menjadi seragam sekolahnya kembali, Vera merasa heran dan langsung menahan tas sekolahnya ketika Gerald ingin mengambilnya.
"Lu masih belum sembuh total udah mau sekolah? Enggak, nggak bakal gue izinin. Jangan ngarep hari ini lu bisa sekolah," larang Vera seraya menjauhi tasnya dari Gerald.
"Ayolah Kak jangan gitu, gue bosen disini, masa lu tega liat adik lu ketinggalan pelajaran, gimana kalo nanti ada ulangan harian mendadak?" mohon Gerald.
"Lebih baik ketinggal pelajaran dari pada lu harus sekolah dengan kondisi lu kaya gini. Lagi pula kalo ada ulangan lu bisa minta susulan, toh gurunya juga bakal maklumin," elak Vera.
"Ck, gue udah sembuh Kak. Jangan kaya gini, ayolah."
Melihat wajah Gerald memohon, Vera akhirnya mengalah. Dia menyerahkan tas miliknya kembali, lalu membiarkannya pergi ke sekolah.
"Thank you Kak. Gue pergi dulu," seru Gerald antusias.
"Kalo ada apa-apa kabarin gue," pintanya.
"Siap!"
⌗⌗⌗
Suara klakson motor Barret berbunyi menandakan bahwa dirinya sudah berada di depan rumah Ezara. Dengan begitu, Ezara pun keluar rumah.
"Lu beneran udah baik-baik aja?" tanya Ezara khawatir karena wajah Barret yang belum terlalu pulih.
"Gue kan kuat jadi udah dong pastinya."
"Iya deh yang kuat, saking kuatnya baru ditetes obat merah aja udah kesakitan, huu," sorak Ezara.
"Udah ayo naik."
Mendapat aba-aba, Ezara langsung duduk dibelakangnya. Kemudian Barret pun menjalankan motornya.
⌗⌗⌗
Dengan semangat Ezara berjalan menuju kelasnya setelah pergi terlebih dahulu tanpa menunggu Barret yang sedang memarkirkan motornya. Perasaannya tenang, dia terus tersenyum seraya menyapa pada orang yang sekiranya dia kenal.
Namun senyumnya hilang, hilang ketika melihat Gerald yang berjalan berpapasan dengannya. Satu hal yang dirasakan oleh Ezara adalah ragu. Ragu karena hanya tatapan dingin yang Gerald lontarkan padanya.
"Mu-"
"Bisa minggir gak?" sela Gerald sebelum Ezara menyelesaikan ucapannya.
Bukan Ezara namanya jika langsung menolak. Dengan patuh, Ezara segera beralih posisi ke sebelahnya, dan memberi jalan untuknya.
Namun sebelum Gerald kembali berjalan, dia meminta sesuatu padanya, "Untuk saat ini, jangan temui gue dulu." Setelahnya langsung pergi tanpa mendengar jawaban Ezara.
Sedangkan Ezara, dia hanya bisa melihat punggung Gerald yang perlahan semakin menjauh darinya. Perasaannya yang membaik kini berubah drastis saat melihat Gerald dingin kepadanya seperti itu.
"Zar," tegur Barret seraya menepuk bahunya.
Ezara tersentak, lalu menatap balik Barret sebagai pertanda 'ada apa?'
KAMU SEDANG MEMBACA
GEZARA ✔
Fanfiction[Follow dulu baru baca. Habis baca jangan lupa tap bintang] Memiliki suatu hubungan asmara yang sudah terjalin lama, tak menentukan kedua pihak saling mencintai. Pada faktanya, Ezara harus menanggung semua rasa sakit yang diberikan oleh Gerald. Diab...